NovelToon NovelToon
Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Reinkarnasi / Fantasi Isekai
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Raven Blackwood

mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.

Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.

Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misteri Kaelan

Saat malam mulai menjelang, perkemahan mulai tenang. Rombongan Lady Evelyne telah menempuh perjalanan panjang selama dua hari, melewati hutan lebat dan jalan-jalan berbatu yang sepi. Langit di atas kami dihiasi bintang-bintang yang berkilauan, sementara api unggun di tengah perkemahan memberikan cahaya dan kehangatan yang sangat diperlukan. Asapnya perlahan membumbung ke langit malam, mengusir hawa dingin yang menusuk tulang.

Aku duduk sedikit menjauh dari pusat api unggun, memilih sudut yang lebih tenang dan terpencil. Bayang-bayang pepohonan yang bergerak lembut tertiup angin seolah bermain-main di tepi pandanganku. Dalam keheningan malam itu, aku merasa nyaman dengan keheningan yang tidak pernah kumiliki di dunia lamaku. Perjalanan ini mungkin melelahkan, tapi jauh lebih menarik dibandingkan kehidupan membosankan yang pernah kumiliki sebelumnya.

Namun, aku tahu. Mereka semua memperhatikanku pengawal-pengawal Lady Evelyne yang berusaha memahami siapa diriku sebenarnya. Ketakutan masih tersisa di antara mereka, meskipun aku telah membebaskan mereka dari sekte yang menguasai kastil. Mereka tahu aku kuat, tapi kekuatan itu datang dengan harga; rasa hormat yang bercampur dengan ketakutan.

Seperti yang kuduga, salah satu dari mereka akhirnya memberanikan diri mendekatiku. Pengawal dengan bekas luka di wajahnya, seorang pria paruh baya yang terlihat penuh pengalaman, duduk di hadapanku, tepat di seberang api. Api unggun memantulkan cahaya di matanya, memberi kesan bahwa dia sedang mempersiapkan pertanyaan penting.

“Kau... Kaelan, kan?” tanya pengawal itu dengan suara yang dalam dan penuh kehati-hatian.

Aku menatapnya sejenak, lalu mengangguk, membiarkan keheningan menebal di antara kami. Orang-orang di sekeliling api unggun tampak mulai memperhatikan, obrolan kecil mereka memudar, mata mereka beralih pada percakapan kami. Mereka penasaran, itu jelas terlihat.

“Kami semua tahu kau bukan orang biasa,” lanjutnya, nadanya penuh rasa ingin tahu yang bercampur dengan kewaspadaan. “Dari mana asalmu? Bagaimana kau bisa... sekuat itu?”

Pertanyaan itu menggantung di udara, menyelimuti perkemahan dengan ketegangan yang tidak terlihat. Semua pengawal menunggu jawabanku, tatapan mereka bergantung pada kalimat pertama yang akan keluar dari mulutku. Mereka tidak tahu siapa aku sebenarnya, dan mereka berharap mendapatkan jawaban malam ini.

Aku menatap api unggun yang berkobar di antara kami, nyala apinya bergetar dan berputar di udara. Dalam pikiranku, aku tahu aku harus berhati-hati. Mengungkap kebenaran tidak mungkin, tapi mengarang kisah yang terlalu detail juga berbahaya.

Aku menarik napas perlahan, membiarkan keheningan merasuk lebih dalam. Kemudian, dengan nada rendah namun tajam, aku menjawab, “Itu... rahasia.”

Aku tidak mengatakan lebih dari itu. Kata-kataku membalut suasana dengan misteri yang berat. Pengawal berwajah luka itu menatapku dengan cermat, mencoba mencari tahu apakah aku bercanda atau serius. Namun, tidak ada tawa di wajahku. Hanya ketenangan dan ketegangan yang mencerminkan betapa seriusnya kata-kataku.

“Rahasia?” ulangnya, mencoba menggali lebih dalam, tapi suaranya mulai goyah.

Aku menatapnya kembali, kali ini lebih tajam. “Ada hal-hal yang lebih baik tidak diketahui,” lanjutku dengan nada yang lebih rendah, seakan memberikan peringatan yang tidak bisa diabaikan. “Percayalah, jawabanku hanya akan menambah pertanyaan, dan tidak akan memberi kalian rasa tenang.”

Ketika aku selesai berbicara, keheningan menyelimuti perkemahan. Para pengawal lain yang tadinya ikut mendengarkan tiba-tiba tampak gelisah, saling berpandangan seolah tidak tahu apakah mereka harus terus bertanya atau tidak. Ketegangan itu terasa hingga ke kulit. Dalam keheningan itu, suara api unggun yang berderak menjadi satu-satunya hal yang terdengar.

Pengawal yang tadi bertanya akhirnya menundukkan kepalanya sedikit, mengangguk pelan. Entah karena dia mulai memahami pesanku, atau karena ketakutan yang perlahan muncul di benaknya, dia memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh.

Para pengawal lainnya juga tampak lega, meski rasa penasaran mereka belum sepenuhnya hilang. Mereka tidak akan berani bertanya lebih banyak malam ini. Aura misteri yang melingkupiku tampaknya lebih dari cukup untuk membuat mereka menjaga jarak.

Aku kembali menatap api unggun, membiarkan cahaya oranye itu menari-nari di wajahku. Ada kesenangan tersendiri dalam membiarkan mereka terselubung dalam ketidaktahuan, seakan aku adalah teka-teki yang tidak bisa mereka pecahkan. Biarkan mereka percaya apa yang mereka mau. Kekuatan datang dari lebih dari sekadar kemampuan fisik itu juga berasal dari ketakutan dan hormat yang tidak terucap.

Seiring malam semakin larut, rombongan mulai beristirahat satu per satu. Para pengawal kembali ke tempat mereka, Lady Evelyne tetap di dalam keretanya yang mewah, dan hanya suara angin lembut yang berbisik di antara pepohonan yang menemani kami. Aku tetap berjaga, mataku tetap terjaga di kegelapan, meski tubuhku tetap tenang.

Dunia ini penuh misteri, dan aku adalah salah satunya. Setiap langkah yang kuambil di dunia ini hanya akan menambah misteri di sekelilingku, dan aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin. Malam ini hanyalah awal dari perjalanan panjang yang penuh rahasia dan bahaya, dan aku akan menikmati setiap detiknya.

Ketika pagi tiba, kami akan melanjutkan perjalanan. Tapi untuk malam ini, aku membiarkan rahasia yang kusimpan tetap terpendam, sementara api unggun terus berderak di antara kami, seolah menggema cerita yang tidak pernah diceritakan.

1
Hr⁰ⁿ
bagus Thor,tpi tolong di perbaiki aja si buat bicara dan untuk bicara dalam hati,agak pusing kalo baca lngsung kaya gitu,
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏
Raven Blackwood: masukkan yang menarik, di bab selanjutnya langsung saya pakai nih saran nya, thanks.
Raven Blackwood: siap, terimakasih masukannya
total 2 replies
Hr⁰ⁿ
mantap Thor lanjutkan
Shion Fujino
Merasuki jiwa
Mia001
semangat kak
Raven Blackwood: terima kasih 😁
total 1 replies
Mia001
Semakin di baca semakin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!