Elena Andrade gadis 19 tahun tumbuh diantara keluarga konglomerat yang penuh konflik....
Sang ayah menikah lagi dengan sahabat baik mendiam sang ibu,membuat Elena sering bertengkar dengan ayah nya itu,karna tidak terima sang ayah menikah dengan sahabat masa kecil ibu nya sendiri....
bagaimana kisah nya?
yuk mampir dan baca....
(boca harap minggir)🚩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 16
Beberapa jam kemudian,jam kelas pun selesai,dan Elena pun berjalan menuju parkiran mobil dengan wajah yang terus tersenyum bahagia,lalu masuk ke dalam mobil....
"Jalan," perintah Elena sambil fokus mengecek ponsel nya.
Mobil yang Elena tumpangi itu pun bergerak meningalkan sekolah,sepanjang perjalanan Elena terus sibuk dengan ponsel miliknya,namun sesaat kemudia Elena pun menoleh ke arah jendela.ia mengerutkan kening karna jalur yang mereka lewati bukan jalur menuju mansion....
"Hei! Kalian-" Elena seketika menghentikan ucapan nya setelah tau,siapa yang mengemudi mobil tersebut.
"Om...." lirih Elena dengan suara syok bercampur ketakutan.
Mathew pun menatap Elena melalui kaca spion sambil tersenyum smirk....
"Kenapa sayang? Kamu kaget? Santai saja.aku tidak akan menyakiti mu,hanya saja.kamu harus dihukum karna sudah berani melanggar ucapan ku," ucap Mathew santai,namun terdengar mengerikan di telinga Elena.
Gluppp...Elena menelan ludah dengan kasar,dan rasa takut mulai menyelimuti dirinya,dengan tangan gemetar Elena pun mengaktifkan rekaman ponsel....
"Tidak perlu capek-capek mengaktifkan rekaman ponsel,kalau kamu mau,aku akan membuat video kita berdua secara langsung,dan menunjukan kepada Ayah mu,bagaimana?" tanya Mathew menatap Elena melalui kaca spion dengan sorot mata tajam nya.
"Om...apa mau mu? Kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Apa Om lupa,kalau aku ini adalah keponakan mu?"
Suara Elena terdengar gemetar ketakutan bercampur sedih,karna selama ini ia sudah mengangap Mathew adalah bagian dari keluarga nya sendiri,namun ia tidak akan menyangka akan berakhir seperti ini....
"Haah...bagaimana ya? Karna aku tidak perna mengangap mu sebagai keponakanku,tetapi wanitaku," tegas Mathew sambil tersenyum menyeringai.
Deg...jantung Elena langsung memacu dengan kecepatan tinggi,setelah mendengar ucapan Mathew.sekarang ia baru tau kenapa selama ini Mathew selalu posesif kepada nya,dan selalu bertindak berlebihan....
"Pa...tolong Elena," batin Elena menatap kosong ke jalanan dengan tatapan takut.
Mobil yang mereka tumpangi akhirnya memasuki perkarangan mansion Mathew,lalu Mathew pun menghentikan mobil nya....
"Ayo,turun," perintah Mathew sambil melepaskan sabuk pengaman.
Elena mengelengkan kepala dengan takut,"Tidak.aku tidak mau Om,aku mau pulang," tolak Elena berkaca-kaca dengan tubuh gemetar ketakutan.
Penolakan Elena justru membuat Mathew marah.Mathew pun segera turun dari mobil,lalu berjalan mendekati pintu belakan mobil,dan membuka nya dengan kasar....
"Kau memang sangat keras kepala,Elena," tekan Mathew dengan marah,lalu meraih tubuh kecil Elena kini gemetar ketakutan.
"Tidak mau! Lepaskan!" teriak Elena meronta saat Mathew memaksa mengendong nya keluar dari dalam mobil.
"Kau harus dihukum Elena,karna kamu sangat keras kepala," ujar Mathew berhasil mengendong Elena keluar dari dalam mobil,lalu membawa Elena yang sedang meronta berjalan masuk ke dalam mansion.
Para pelayan yang melihat kedatangan Mathew sambil membawa Elena bak karun beras.langsung bergegas berkumpul dan menyambut mereka,walaupun sebenarnya mereka juga sedikit kebingungan....
"Siapkan makanan," perintah Mathew singkat sambil terus berjalan pergi menaiki anak tanga.
"Baik Tuan," sahut kepala pelayan sambil membungkuk hormat.
"Aarrgggg! Lepaskan aku Om!" jerit Elena meronta sambil memukul pinggung Mathew,tapi tidak dihiraukan oleh Mathew yang terus berjalan menuju kamar miliknya.
"Bi,bukan nya mereka Om dan keponakan ya?" tanya salah satu pelayan sambil berbisik.
Kepala pelayan pun menoleh ke arah pelayan tersebut dengan tatapan dingin....
"Sebaiknya,kalian cepat masak," perintah kepala pelayan kepada mereka semua.
"I~iya,maaf," sahut pelayan itu bergegas pergi,dan yang lain pun ikut bubar.
setelah para pelayan pergi,kepala pelayan pun menatap nanar ke arah pintu kamar Mathew yang sudah tertutup rapat....
"hufff...Semoga Tuan Nathan tidak mengetahui hal ini," gumam kepala pelayan menghembuskan nafas dengan kasar,lalu berbalik dan pergi menuju dapur.
Sedangkan di dalam kamar Elena terus meronta,membuat Mathew terpaksa mengikat kedua lengan dan kaki nya.lalu menatap Elena dengan nafas memburu marah....
"Kau berani membiarkan pria itu mencium mu Elena,nyali mu cukup besar," ucap Mathew sedikit membungkuk,dan menyentuh bibir Elena dengan jari jempol nya.
Namun Elena dengan cepat memalinkan wajah dengan marah,lalu kembali menatap Mathew dengan tajam....
"Apa urusan Om?! Hah! Dia menciumku karna aku kekasih nya,dan kami saling mencintai Om!" bentak Elena dengan marah.
"Begitu kah? Tapi aku juga menyukaimu Elena,tapi kenapa kamu tidak mengerti,"
Mathew menatap Elena dengan tatapan sayu,sambil menelan ludah dengan kasar,saat menatap bibir pink muda Elena,namun adengan Elena berciuman dengan Ricky tiba-tiba terlintas di benak Mathew,membuat wajah Mathew tiba-tiba berubah menjadi suram....
Mathew langsung menyambar bibir Elena tampa permisi,dan melumat nya dengan kasar.lalu tangan Mathew yang tak mau diam,mulai membuka kancing baju seragam Elena satu persatu,hingga membuat bagian penutup kedua melon Elena terpampang dengan sempurna....
"Hhhmmmpppp!"
Elena kembali meronta,untuk membebaskan diri dari Mathew yang sudah kehilangan kendali,namun percuma,karna tubuh nya yang kecil,tidak bisa menandingi Mathew yang bertubuh kekar....
Setelah semua kancing seragam Elena terlepas,tangan kekar Mathew pun mulai merayap masuk ke dalam penutup kedua melon Elena,dan meremas nya....
"Ahhhh..." desah Mathew melepaskan ciuman sejenak,lalu kembali melumat bibir Elena dengan nafas memburu kasar.
Sudah puas meremas buah melon Elena,tangan Mathew pun berlanjut turun ke bawa dan masuk ke dalam rok Elena,dan mulai menyentuh bibir goa Elena yang sudah basa akibat ulah nya....
"Ternyata tubuh mu lebih jujur,daripada bibir mu sayang," bisik Mathew tersenyum smirk,lalu membenamkan wajah di tengkuk leher Elena.
Ciuman itu pun perlahan turun ke bawa.dan berhenti di kedua melon Elena,tak lupa Mathew meningalkan beberapa bekas di setiap inci leher Elena.lalu Mathew dengan cepat meloloskan penutup melon Elena,dan membuang nya kesembarang tempat,dan Mathew menatap kedua pucuk Elena dengan lekat sambil menelan ludah dengan kasar....
"Om...aku membenci mu," bisik Elena menitikan air mata penuh kecewa.
Mathew tersenyum sekilas,lalu melahap dan melumat sala satu pucuk melon Elena,sesekali Mathew memelintir nya dengan lidah,membuat Elena meliuk bak cacing kepanas,menyadari Elena sudah larut dalam permainan nya,Mathew pun berhenti sejenak,lalu mendongak menatap Elena....
"Maka benci lah aku sepuasmu sayang,karna mulai sekarang kamu akan terjebak bersama ku," balas Mathew,lalu kembali melakukan aktifitas nya.
Hasrat Mathew pun kian naik memenuhi kepala Mathew,dan serasa ingin meledak,dengan cepat Mathew menurunkan dalaman Elena,lalu memasukan benda tumpul miliknya yang berukuran besar dan panjang,melalui selah-selah paha Elena,dan mulai bergerak maju mundur sambil mendesah nikmat....
"Aahhh...Elena.hari ini aku masih memaafkan mu karna mengingat kamu masih sekolah.kalau tidak percayalah,aku akan membuatmu tidak bisa berjalan selama dua hari," ucap Mathew di sela-sela desahan nya.
Elena tidak menjawab apa-apa,dia hanya memejamkan mata sambil mengepal kedua tangan nya dengan kuat,dan berharap mimpi buruk ini cepat berakhir....
gercep amat si mathew