Di balik kehidupan mereka yang penuh bahaya dan ketegangan sebagai anggota organisasi rahasia, Alya, Alyss, Akira, dan Asahi terjebak dalam hubungan rumit yang dibalut dengan rahasia masa lalu. Alya, si kembar yang pendiam namun tajam, dan Alyss, yang ceria serta spontan, tak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah drastis setelah bertemu Akira dan Asahi, sepupu yang memimpin di tengah kekacauan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Lyss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Pertarungan tak Terhindarkan
Malam semakin gelap, dan suasana di markas semakin tegang. Semua anggota organisasi bersiap dengan senjata di tangan, menunggu ancaman yang mungkin datang kapan saja. Akira, Alya, Alyss, dan Asahi berkumpul untuk merencanakan langkah selanjutnya.
“Setiap orang harus tetap waspada,” kata Akira, suaranya tegas dan penuh percaya diri. “Kita tidak tahu kapan mereka akan datang. Jika mereka menyerang, kita harus berkoordinasi dengan cepat.”
“Dan kita harus memanfaatkan keunggulan kita,” tambah Asahi, semangatnya terlihat jelas. “Dengan markas ini sebagai benteng, kita memiliki semua keuntungan yang kita butuhkan.”
Alya dan Alyss saling bertukar pandang, perasaan cemas dan bersemangat bercampur aduk dalam diri mereka. Mereka tahu betapa pentingnya tugas ini, bukan hanya untuk keselamatan mereka, tetapi juga untuk keberlangsungan organisasi.
Beberapa jam berlalu, dan suasana semakin mencekam. Ketika jam mendekati tengah malam, sebuah suara ledakan mengguncang markas, diikuti oleh teriakan dan suara gaduh dari luar. “Mereka datang!” teriak salah satu anggota.
“Siapkan posisi!” Akira memerintahkan, dan semua anggota bergerak cepat, siap menghadapi musuh. Alya dan Alyss berlari menuju posisi mereka, berusaha tetap fokus meskipun jantung mereka berdegup kencang.
Mereka berdua mendengar suara tembakan dan teriakan di luar. “Kita harus membantu!” seru Alya, bertekad untuk beraksi.
Mereka melangkah keluar markas, dan pemandangan yang mereka lihat membuat bulu kuduk mereka merinding. Kelompok musuh berkumpul, bersiap untuk menyerang dengan senjata yang terangkat tinggi. “Alya, kita harus mencari tempat yang lebih strategis!” Alyss berteriak.
Alya mengangguk, dan mereka berlari ke arah atap markas, berusaha mendapatkan sudut pandang yang lebih baik. Di atas, mereka dapat melihat pergerakan musuh dengan jelas.
“Lihat! Mereka datang dari sebelah kiri!” Alya menunjuk, suaranya bergetar. “Kita harus memberi tahu Akira.”
Sebelum mereka bisa berbalik, sekelompok musuh tiba-tiba muncul di bawah mereka. “Mereka sudah sampai di sini!” seru Alyss, panik.
“Aku akan menembak dari sini,” kata Alya dengan tegas. Dia mempersiapkan senapannya, fokus pada target yang terlihat di bawah. Dengan sekali tembakan, dia berhasil mengenai salah satu musuh. “Satu turun!” serunya dengan semangat.
Alyss berusaha menenangkan diri dan mulai menggunakan granat asap untuk menciptakan kekacauan di antara musuh. “Ayo, kita harus turun dan membantu yang lain!” dia berteriak, berusaha menyalakan semangat Alya.
Setelah melakukan beberapa tembakan, Alya dan Alyss turun dari atap, bergabung dengan anggota lainnya yang terlibat dalam pertempuran sengit. Suara ledakan dan teriakan memenuhi udara, menciptakan suasana yang penuh ketegangan.
Sementara itu, di sisi lain, Akira dan Asahi bertarung dengan gigih, mengarahkan serangan mereka pada kelompok musuh yang mencoba menyerbu markas. “Jangan biarkan mereka masuk! Kita harus melindungi markas!” Akira berteriak, keberaniannya menular kepada semua anggota.
Asahi melawan dengan penuh semangat, memanfaatkan setiap keunggulan yang dimilikinya. “Kita tidak akan menyerah! Ini adalah rumah kita!” dia berseru, menebas musuh di depannya.
Di tengah kekacauan itu, Alya dan Alyss berjuang untuk tetap bersatu. Namun, saat mereka berlari menuju area di mana pertempuran terjadi, sebuah ledakan hebat terjadi di dekat mereka, mengakibatkan Alyss terjatuh dan terluka.
“Alyss!” seru Alya, berlari menuju saudaranya yang terjatuh. Rasa cemas dan panik menyelimuti pikirannya saat dia melihat Alyss kesakitan.
“Aku baik-baik saja. Hanya sedikit terluka,” kata Alyss dengan napas tersengal. Namun, Alya tahu bahwa situasi ini berbahaya.
Sementara itu, Akira melihat apa yang terjadi dari jauh. “Alya! Alyss!” teriaknya, berusaha mendekat untuk membantu. “Tunggu, aku akan datang!”
Dengan tekad, Alya mengangkat Alyss dan berusaha membawanya ke tempat yang lebih aman. “Kita harus pergi dari sini. Mereka akan datang lagi,” dia berusaha menenangkan diri dan Alyss.
Akira dan Asahi bergabung dengan mereka, membantu membawa Alyss ke tempat perlindungan. “Kita harus segera mengobati lukanya,” Akira berkata, suaranya serius. “Alyss, bertahanlah. Kita akan membawamu ke tempat aman.”
Asahi mengawasi sekeliling, memastikan tidak ada musuh yang mengincar mereka. “Kita harus bergerak cepat,” katanya. “Mereka tidak akan berhenti.”
Dengan semangat yang tak kunjung padam, mereka terus melawan. Di tengah kegaduhan, mereka menyadari bahwa persahabatan dan keberanian mereka adalah kekuatan utama yang membuat mereka mampu menghadapi segala ancaman. Saat pertempuran berkecamuk, mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian. Mereka saling mendukung satu sama lain, siap menghadapi apa pun yang datang di depan.
Tak berapa lama, pertempuran ini mulai mereda.
Terua semangat Author
Jangan lupa mampir 💜