Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Beberapa hari cuti sakit akhirnya Laras memutuskan untuk kembali ke rumah sakit, meski dengan perasaan dongkol karena Aby lebih banyak mengabaikan pesannya dan hanya membalas sekedarnya.
Laras sangat Yakin Aby mulai jatuh cinta pada Senja dan ia tak bisa membiarkan hal tersebut, Ia harus bisa kembali ke pelukan Aby dan menjadi menantu keluarga Baruna serta mewarisi rumah sakit bersalin milik Ibu mertuanya. Namun ia tak bisa gegabah,salah langkah sedikit ia bisa saja kehilangan sumber dananya kini.
Laras keluar dari Apartemen mewah type studio yang disewakan Aby untuknya, namun saat didepan pintu ia terkejut dengan kehadiran seorang wanita paruh baya yang dulu sangat baik padanya, bahkan hingga kini wanita itu masih kerap menghubunginya hanya untuk sekedar menanyakan kabar.
"Bunda" Sapa Laras ramah lalu mencium punggung tangan Rini dengan takzim, "masuk dulu yuk bun" ajak Laras, lalu kembali menekan passcode pada pintu Apartemennya.
"Bunda gak ganggukan?" tanya Rini seraya mengedarkan pandangannya diruangan mewah namun tidak berukuran besar itu, ia menelan saliva saat mendapati beberapa foto pernikahan Laras dan Aby masih terpampang disana, serta beberapa foto Kaila yang dibingkai dengan bingkai Keroppi Kodok kesukaan Kaila.
"Gak kok Bun, Bunda mau minum apa biar laras buatkan"
"Gak usah Ras, Bunda cuma mampir kok" Rini mencegah Laras yang hendak berdiri untuk membuat suguhan.
"Aby sering kesini Ras?" Rini bertanya penuh kehati hatian, ada rasa takut untuk mendengar jawaban Laras, bagaimanapun Laras dan Aby sudah bercerai dan Rini paling tahu seberapa besar cinta Aby pada Laras dulu bahkan mungkin hingga kini, ia takut Aby terjebak hubungan terlarang dan penuh dosa dengan mantan istrinya. Apalagi setelah mengetahui jika nama Aby tercatat sebagai penyewa unit ini, ditambah lagi uang yang Rutin ia kirimkan pada Laras. Yah Rini tahu semua sepak terjang sang putra dari suaminya Baruna. Bahkan Aby juga membelikan satu unit mobil untuk Laras, meski bukan mobil mahal namun tetap saja semua yang dilakukan Aby bukanlah hal yang wajar untuk seorang mantan Istri ditambah lagi ia sudah menikahi Senja.
"Mas Aby terlalu sibuk di Rumah Sakit Bun, ia jarang mampir kemari" Jawab Laras jujur.
'Ah Syukurlah' Batin Rini, tapi meski Aby jarang mampir Rini masih belum tenang sebelum memastikan hubungan Aby dan Laras.
"Bagaimana Kuliah spesialismu Ras?"
"Lancar Bun"
Rini memgangguk angguk, tentu saja lancar karrna Aby menyokong semua biaya Laras, kuliah spesialis kedokteran membutuhkan biaya yang banyak.
"Kau sudah mengenal Senja kan?" Tebak Rini, bagimanapun Laras pernah meminta nomor ponsel menantunya itu. Kali ini wajah Rini berubah serius.
"Iya Bun, putri tiri Ayah Baruna ternyata sangat cantik ya Bun" Laras tertawa meremehkan, ia begitu yakin Rini juga pasti membenci Senja, mengingat ibu dari wanita itù adalah istri kedua Baruna.
"Syukurlah kalau kalian sudah saling mengenal, Bunda harap hubungan kalian bisa berjalan dengan baik kedepannya, sebagai mama dan mami Kaila, Dan Bunda harap kamu berhenti berharap pada Aby Ras"
"Ma-maksud Bunda apa?" Bingung Laras, perasaan Laras mengatakan jika Rini tak lagi mendukungnya bersama Aby padahal dulu mertuanya itu begitu mengaguminya.
"Maksud Bunda, Aby dan Senja sudah menikah jadi kamu harus tahu posisimu sekarang, karena Aby tidak akan pernah kembali menjadi suamimu, ingat Laras kamu yang meninggalkan Aby bukan sebaliknya" Sorot mata Rini kini sedikit lebih tajam.
"Tapi Bun, Senja anak pelakor itu, bagaimana mungkin Bunda merestui mereka?"
"Cukup Laras!! Kamu tidak tahu apa apa mengenai rumah tangga Bunda"
Rini menarik nafas lalu menghembuskannya kembali ia berusaha mengatur perasaannya yang baru saja tersulut emosi, bagaimanapun tujuannya datang Ke Jakarta dan langsung menemui Laras adalah menyelesaikan perkara Aby dan mantannya dengan kepala dingin . Aby dan Senja bahkan tidak mengetahui kedatangannya.
"Bunda" Mata Laras berkaca kaca, ia kembali diingatkan dengan tindakan bodohnya yang membuatnya menyesal luar biasa, ditambah lagi Rini yang notabene membenci madunya kini justru menyukai anak wanita itu.
Yah, Laras tahu cerita rumah tangga mertuanya dari Aby.
"Maaf Bunda membentakmu, Bunda tahu Aby masih membiayai hidupmu bunda tidak masalah dengan itu, bahkan jika kau merasa kurang dengan apa yang diberikan Aby kau bisa menghubungi Bunda, Asal jangan pernah mengganggu rumah tangga Aby yang sekarang"
"Bunda apa dimata Bunda Aku seperti seorang Pelakor?Sementara aku dan Aby sudah menjalin hubungan duluan dan memutuskan untuk kembali bersama sebelum akhirnya Ayah memaksa Mas Aby menikahi Senja"
"Itu takdir Ras, artinya Aby dan kamu sudah tidak memiliki jodoh!"
Laras seperti kehilangan semangat hidup, Aby dan Ibunya bahkan terang terangan tidak menginginkan dirinya meski masih memberinya dana.
.
.
.
"Papa papa papa puyang....." Kaila berlari kecil menghampiri Aby yang baru saja datang dari rumah sakit, hari ini ia hanya disibukkan dengan mengecek pasien pasca operasinya dan poly. Sehingga jam 4 sore Aby sudah tiba di Apartemennya.
Senja mengambil tas kerja Aby dan menyalimi tangannya.
"Tumben mas pulang cepat?"
"Kenapa kamu tidak suka aku pulang cepat hemm?" Aby menarik pinggang Senja dan merapatkan pada tubuhnya lalu mengecup pucuk kepala istrinya itu, yah Aby menahan diri untuk tidak melakukan hal lebih meski ia begitu menginginkannya. Ia menunggu Senja bisa menerimanya walau Aby berharap hal tersebut bisa terealisasi secepatnya karena ia sudah mengatakan pada Senja telah memilihnya itu artinya perjanjian 2 tahun itu telah gugur.
"Bu-bukan Mas, mas kasian Kaila dari tadi mau digendong sama mas"
Kedua orang dewasa itu menunduk dan melihat Kaila yang berusaha memanjat tubuh Aby.
"Aduh aduh, putri papa maaf yah habisnya mamimu lebih menggemaskan" Aby melirik Senja yang tersipu dengan kedua pipi yang memerah.
"Mas Aby ih apaan sih, mana ada gadis 18 tahun menggemaskan" Senje memegang pipinya dan berjalan menuju kamar Aby untuk menyimpan tas kerja suaminya.
"Gadis? iya ya kamu masih gadis, kalau begitu kita buat kamu sudah tidak gadis lagi mau kan?"
"Mas!! Apaan sih" Senja berlari dan segera menutup pintu kamar Aby sembari memegang jantungnya yang berdegup tak karuan.
Kenapa Aby yang dingin jadi semakin mesum?
Apa pria itu benar benar jatuh cinta padanya?
Tapi bagaimana Senja bisa membuka hati jika masih ada Laras yang diantara mereka? Meski aby memilihnya Senja tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Bagaimana jika ia menyerahkan seluruhnya kepada pria yang salah? Lalu ia hamil dan ditinggalkan?
Seketika Senja bergidik ngeri membayangkan hidupnya laksana tokoh wanita dalam novel yang biasa ia baca.
Tak lama kemudian Aby dan Kaila menyusul kedalam kamar.
"Tadi aku nunggu Video Call dari panti tapi gak ada"
Deg...
Jantung Senja seketika berhenti berdetak, bagaimana mau menelpon jika Nata selalu disampingnya, bahkan tadi ia sempat merawat pria itu dikamar Bunda Maryam tatkala Nata mengaku penyakit maghnya kambuh, sehingga ia dan Kaila selalu berada disamping Nata menyaksikan betapa Pria itu kesakitan.
Jika mengingat hal tersebut senja merasa kasihan pada Nata. Pria periang yang biasa menghiburnya ternyata bisa sesakit itu.
"Anu mas, tadi di panti ada yang sakit jadi...."
"Aku tahu, tadi aku hubungi pak Ahmad karena penasaran"
"Pak Ahmad?" Senja membelalakkan matanya, kenapa ia lupa dengan pak Ahmad, bagaimana jika supirnya itu melaporkan mengenai Nata dan Aby salah paham.
"Iya Pak Ahmad bilang ada yang sakit disana kamu bantu rawat, dan kaila juga asyik main jadi mungkin kamu lupa"
"Ah....iya Mas, memang seperti itu" Senja bisa bernafas lega, tapi ia tak bisa terus terusan begini, ia merasa bersalah dengan menyembunyikan Nata, seharusnya Senja jujur saja agar tak ada yang salah paham nantinya.
"Mas Sebenarnya......."
Ting tong.....
Ting tong.....
Senja tak melanjutkan kata katanya karena bell didepan berbunyi beberapa kali.
"Apa Bi Asih Ya?"
"Gak mungkin mas Bi Asih udah pulang dari tadi masa balik lagi"
"Ya udah aku liat dulu"
"Aku ikut Mas" Senja segera menggendong Kaila dan mengikuti langkah sang suami kedepan.
Mereka berdua terkejut melihat sosok wanita yang kini berdiri dihadapannya.
"Bunda"
"Bunda? Kenapa gak bilang mau Ke Jakarta?" tanya Aby.