tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alena vs Arleta
Dua bulan kemudian
Alena tersenyum ketika melihat bangunan di depannya, bangunan yang sudah jadi dan tinggal di jalankan. Ini sudah 2 bulan berlalu semenjak Alena tinggal kembali bersama keluarganya, perlahan Alena sudah sedikit berubah, di mana dia mau bercengkrama dengan keluarganya hanya saja dia masih sedikit Enggan bersentuhan dengan orang lain.
Awalnya memang berat untuk Alena kembali tinggal di negara ini, sebulan setelah tinggal, hati Alena meronta-ronta ingin kembali lagi ke negara tempat dia tinggal selama 4 tahun lalu, tapi ketika dia ingin pulang Dia teringat tangisan ibunya hingga pada akhirnya Alena terus bertahan.
Sebulan lalu, Alena memutuskan untuk kembali berkuliah, dia ingin membiasakan dirinya untuk berinteraksi dengan yang lainnya agar bisa keluar dari traumanya, karena jujur Alena juga lelah dengan kondisinya yang selalu terperangkap trauma.
Dan selain melanjutkan kuliahnya, Alena juga membuka sebuah cafe dan restoran di dekat tempat kuliahnya, jadi Setelah berkuliah dia kan datang ke sana lalu membantu para karyawannya. Tentu saja Alena melakukan ini untuk mencari kesibukan, agar dia tidak terlalu larut dalam luka.
Lamunan Alena buyar ketika mobil berhenti di depannya, dan turunlah Austin, sebenarnya dia ragu untuk menemui adiknya, karena dia merasa bersalah pada Alena, bahkan terakhir kali dia menemui Alena ketika Alena masih dalam pemulihan, dan saat itu Alena selalu mengamuk jika bertemu dengan orang lain.
Ketika mendengar Alena Kembali 2 bulan lalu, Austin rasanya ingin sekali menemui adiknya. Tapi dia takut Alena tidak mau bertemu dengannya, apalagi Austin tahu Alena tidak mau dipeluk ataupun berinteraksi terlalu dekat dengan orang lain. Tapi setelah 2 bulan berlalu, Austin memberanikan diri datang, karena dia tidak bisa menahan kerinduannya.
Alena tersenyum ketika melihat kakaknya turun dari mobil, dia mengerti dengan apa yang dirasakan Austin. Hingga pada akhirnya Alena pun berjalan ke arah Austin, kemudian memeluk kakaknya. Dia tidak mau semakin melibatkan banyak orang dalam traumanya, walaupun saat ini dia juga ragu untuk memeluk kakak pertamanya.
"Aku sudah baik-baik saja, tidak usah menyalahkan dirimu sendiri," ucap Alena. Rasanya, dia ingin melepaskan pelukannya sesegera mungkin dari Austin, , tapi dia tidak mau membuat Austin semakin merasa buruk.
Austin membalas pelukan Alena, "Kau wanita hebat, Kau wanita yang istimewa," jawab Austin. Dia memeluk adiknya dengan sangat erat, pernah dia berpikir bahwa Alen tidak akan kembali seperti semula, karena 3 tahun lalu keadaan Alena benar-benar hancur bahkan jika dia menjadi Alena, mungkin Austin tidak akan sanggup.
Dua minggu kemudian
Alena masuk ke dalam cafe miliknya, ini sudah dua minggu berlalu dia membuka Cafe, dari awal dibuka sampai 2 minggu berlalu, cafe dan restoran milik arena sangat ramai, tentu saja karena Cafe itu dibangun di dekat kampus.
Setelah pulang kuliah, Alena akan langsung membantu karyawannya. Dan akan pulang ke rumah ketika dia lelah, tentu saja karena dia ingin langsung tertidur.
"Nona, Ada yang ingin bertemu Anda," ucap Naren, karyawan Cafe Alena. Hingga Alena yang baru saja menyimpan tasnya di loker langsung menoleh, dia mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan haram memang siapa yang ingin menemuinya
"Baiklah, aku ke sana sekarang," jawab Alena, wanita itu pun langsung keluar dari ruang karyawan kemudian berjalan untuk masuk ke dalam Cafe.
Dada Alena bergemuruh ketika melihat siapa yang ingin bertemu dengannya, perasaan Alena kembali campur aduk dan dalam sedetik dia seperti orang linglung.
"Hallo Alena, Bibi ingin bicara denganmu," ucap Arleta.
"Oh iya, perkenalkan ini Noula, anak bibi dan papa Darius," ucap arleta lagi, dia memang sengaja datang ke cafe Alena. Sepertinya Arleta sengaja datang dengan Noula, tentu saja tujuannya untuk memperlihatkan bahwa dia dan Darius bahagia bersama anak mereka.
Alena melihat ke arah Noula, sesak menghantam dada wanita itu ketika melihat gadis kecil yang sedang menatapnya, "Kuat Alena, kau harus kuat," ucap Alena dalam hati, dia sudah berusaha memperbaiki, mentalnya, tapi tiba-tiba arleta datang, dan Alena tidak mau kembali jatuh ke dalam luka, jadi dia memberanikan diri untuk menghadapi Arleta, dia tahu tujuan wanita di depannya ini bukan murni ingin berbicara dengannya saja.
"Hmm, silahkan duduk bibi," ucap Alena, dia mendahului pergi ke meja. Dan kini ketiganya sudah duduk di meja yang berada di dekat pintu, tentu saja Alena sudah menyuruh karyawannya untuk membuatkan minum untuk Arleta dan juga Noula.
"Ada apa bibi menemuiku?" Tanya Alena, tangannya saling meremas di bawah meja, karena dia sedang berusaha mengatur emosinya.
"Kami akan ditugaskan lagi di kota ini, dan mungkin kau akan sering bertemu dengan papa Darius, Bibi hanya ingin memastikan kau sudah tidak mencintai suami bibi lagi kan?" Arleta menekankan ucapannya ketika menyebutkan Darius adalah suaminya, rasanya Alena ingin mengamuk namun dia berusaha untuk menahannya. Bukan hanya itu, mati-matian juga, dia berusaha untuk tidak melihat kearah Noula.
"Bibi itu sudah 4 tahun berlalu, jadi tidak usah dipikirkan lagi. Aku mengerti posisiku jadi Bibi tidak usah khawatir, Aku harap tidak ada pembahasan lagi seperti ini kedepannya, karena itu tidak pantas untuk dipertanyakan dan Bibi sangat lancang, bertanya seperti itu. Jadi, silakan bibi pergi dari sini." Jawaban Alena memang sederhana, tapi mampu membuat arleta terdiam. Dia merasa terbungkam dengan ucapan gadis di depannya ini.
"Hmm, Bibi harap kau bisa menerima Noula sebagai adikmu," ucap arleta lagi, membuat tangan Alena mengepal.
"Tidak. Aku tidak bisa menerima dia sebagai adikku, karena kalian bukan siapa-siapa, jangan lancang untuk meminta sesuatu yang tidak seharusnya Bibi minta. Silahkan pergi dari sini," jawab Alena, wanita itu pun bangkit dari duduknya. Kemudian, masuk kembali ke area dalam meninggalkan arleta dan juga Noula
"Mama, sepertinya bibi itu tidak menyukaiku," ucap Noula, dia bisa merasakan bahwa Alena tidak menyukainya.
Cuplikan next bab
"Kenapa kalian tidak memberitahukan pada Papa dengan apa yang terjadi pada Alena?" Tanya Darius dengan suara bergetar, jika tadi dia tidak menemukan foto Alena yang sedang berada di rumah sakit jiwa, dia tidak akan tahu dengan apa yang terjadi pada putri angkatnya, dan pasti dia akan terus menganggap bahwa putrinya baik-baik saja.
Ken tertunduk, rasanya teramat hancur ketika harus mengatakan apa yang terjadi pada Alena. "Papa, jika papa pikir Alena hanya masuk rumah sakit jiwa saja papa salah, banyak sekali tragedi menyakitkan yang Alena alami setelah keluar dari rumah sakit jiwa. Di mana Alena ....."
Kata Alena 100 komen dulu cenah
aku syedihh author blm up lagi/Scowl/