Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hancur karena Takabur.
Shin Liong melangkah memasuki kota Sian Tao kembali dengan santai, seolah tidak pernah terjadi sesuatu apa pun jua yang menimpa dirinya.
Sementara itu di perguruan Rajawali emas, terjadi kegemparan, hingga malam hari menjelang, kesepuluh orang murid perguruan, yang di suruh oleh salah seorang tetua perguruan, untuk membunuh seorang anak remaja yang telah melukai pemuda Ah Tiong hingga sekarat itu, kini tidak juga kembali.
Lima puluh orang pemuda di turunkan untuk mencari ke berada mereka,namun jangan kan bertemu,jejak nya saja tidak ada.
Seperti nya kesepuluh orang itu hilang lenyap ditelan bumi.
Padahal kota Sian Tao adalah sebuah kota kecil yang mudah untuk mencari seseorang.
Setiap jengkal sudah di telusuri,namun jejak kesepuluh orang murid perguruan itu tidak juga ditemukan,bahkan hampir setiap rumah sudah di tanya kan,tetapi tidak ada satupun yang mengetahui nya.
Bu Beng Kwan selaku patriak perguruan Rajawali emas menatap kearah Mou Cai Lang dengan tatapan yang gusar, "sekarang apa pertanggung jawaban mu dengan keluarga dari sepuluh orang pemuda itu Cai Lang?, dan kau Ah Tiong,apa yang kau dapatkan dengan sok menjadi jagoan seperti itu,kau cuma menjadi penyebab hilang nya kesepuluh orang teman mu itu,kalian cari ke sepuluh orang itu,atau kalian Jangan lagi menjadi bagian dari perguruan Rajawali emas ini,cukup banyak permasalahan yang kalian buat untuk perguruan ini!" kata patriak perguruan itu sambil berjalan keluar dari ruangan itu.
Mou Cai Lang tertunduk lesu mendengar perkataan Patriak perguruan itu,dia bingung apa yang harus dia katakan kepada keluarga kesepuluh orang pemuda itu.
"Plak!".
Sebuah tamparan mampir di pipi Ah Tiong.
Pemuda itu memegang pipi nya yang biru lebam itu sambil meringis.
"Kau memang sialan,kau selalu membawa masalah untuk ku,mulai sekarang,pergilah jauh jauh dari perguruan ini dan jangan pernah kembali ke sini meskipun nyawa mu terlepas,aku sudah tidak perduli lagi!" kata tetua Mou Cai Lang sambil berlalu masuk kedalam rumah nya.
Lama tetua Mou Cai Lang merenung,hingga akhir nya jiwa hasut di dalam tubuh nya bicara, " ini semua gara gara bocah ibl*s itu, ia memang si pembawa sial, setiap kemunculan nya, aku selalu terkena masalah, sebaik nya sekarang bocah itu ku lenyapkan saja agar tidak lagi menjadi masalah di kemudian hari bagi ku!"...
Tetua perguruan Rajawali emas itu bangkit berdiri,merapikan pakaian nya sebentar,lalu berjalan keluar dari rumah nya.
Di rumah nya di perguruan Rajawali emas ini, dia hanya sendirian saja, anak serta istri nya berada di kota Tao tidak terlalu jauh dari kota kecil Sian Tao itu, sedangkan perguruan Rajawali emas berada tidak jauh dari kota Sian Tao.
Dengan menggunakan ilmu lari cepat nya,jarak ke kota kecil Sian Tao tidak begitu lama dia tempuh.
Dia sudah menduga dari laporan Ah Tiong,bahwa yang membuat masalah kali ini adalah bocah yang paling di bencinya sejak dahulu itu.
Ketika dia memasuki kota Sian Tao,hari belum lagi tengah hari,dan aktivitas masyarakat sudah mulai berkurang di jalan jalan.
Di saat saat seperti sekarang ini,alun alun kota pun sudah sepi dari pengunjung.
Dari kejauhan dia melihat seorang anak remaja sedang duduk di bawah sebatang pohon yang rindang sambil bersandarkan ke batang pohon itu.
Melihat dari ciri ciri nya,dia tahu,bahwa anak remaja itulah yang dia cari.
Segera dia menghampiri anak remaja itu.
"Hei Si Chun,ternyata itu benar kau rupanya,sial benar nasip mu bertemu aku ditempat sepi seperti ini, aku akan menuntaskan kebencian ku kepada mu disini, setelah itu baru aku mencari kesepuluh orang murid ku itu!"kata tetua Mou Cai Lang sambil berjalan mendekati Shin Liong dengan tangan terkepal.
"Kakek,ada ihwal apa sehingga kakek sangat membenci saya,seingat saya,saya tidak pernah berurusan dengan kakek" tanya Shin Liong sambil berdiri waspada.
"Bagiku untuk membenci seseorang tidak perlu harus ada masalah terlebih dahulu"jawab tetua perguruan Mou Cai Lang.
"Kakek,setiap orang waras tentunya punya alasan untuk membenci seseorang,cuma orang tidak waras yang membenci seseorang tidak perlu alasan" kata Shin Liong lagi sambil terus bersikap waspada penuh.
"Kurang ajar,berani sekali kau menyebut ku orang gila,baiklah karena kau juga akan mati di tangan ku,maka ku katakan kepada mu,bahwa kebencian ku kepada mu karena ibu mu telah merebut calon menantu ku yang sejak lama ku damba dambakan!" jawab Mou Cai Lang sambil berkacak pinggang.
Shin Liong kini sudah mulai bisa mengurai benang kusut yang selama ini mengganjal dalam pikiran nya.
"Kalau begitu kakek juga yang sudah meracuni ibuku dengan racun Damar neraka?" tanya Shin Liong penasaran.
Meskipun terkejut sekali,tetapi karena keyakinannya dengan sekali pukul saja,anak remaja itu akan tewas ditangan nya,hal itu dianggap nya lucu.
"Ha ha ha ha,rupanya kau sudah mengetahui juga tentang racun Damar Neraka itu,baiklah agar kau tidak mati penasaran, akan aku katakan bahwa memang aku yang memberi racun Damar neraka itu,tetapi yang memasukan kedalam makanan ibu mu adalah mantu keponakan ku, yaitu bibi mu sendiri, kakak dari ayah mu,kami sudah bersepakat untuk mengawinkan ayah mu dengan putri bungsu ku, tetapi pelac*r hina itu telah menggoda calon menantu ku,sehingga meninggalkan putri ku dan kawin dengan ibu mu, kau tahu apa yang terjadi dengan putri ku,dia menjadi gila dan akhirnya bunuh diri, aku ingin membuat ibu mu hancur dengan meracuni mu agar mati sebelum dilahirkan,tetapi ibu mu menukarkan nyawa nya dengan kelahiran mu,sehingga hal seperti sekarang lah yang terjadi" kata tetua Mou Cai Lang sambil terus tertawa bahagia.
"Mungkin buas seekor binatang masih kalah buas dari diri mu kek!"kata Shin Liong tanpa rasa takut.
Mou Cai Lang menatap kearah Shin Liong dengan tatapan murka,matanya memerah seperti darah,sedang pelipis nya berdenyut keras, "ya,pelac*r ibu mu itu yang telah menjadikan aku seperti ini,,Cuih!!, ibu mu memang pelac*r murahan,wanita jal*ng tak berharga!"...
"Kakek tua,kau berapa kali memakai ibu ku seperti itu,seandainya diri ku yang kau hina dan kau caci maki,mungkin aku masih bisa memaafkan diri mu,tetapi kau mencaci maki ibu Yang paling ku hormati,aku tidak akan tinggal diam kakek tua!!"teriak Shin Liong marah.
Melihat itu, Mou Cai Lang bukan nya sadar diri, tetapi malah tertawa lucu.
"Ha ha ha ha,seekor nyamuk mencoba melawan gajah,ha ha ha ha,dengan kultivasi cuma di tingkat alam taruna tingkat menengah saja kau bicara seolah sudah di tingkat Dewa, memangnya kau bisa apa he ibl*s ?"tanya Mou Cai Lang menantang.
"Kakek tua bertanya aku mau apa?, aku mau ini!" kata Shin Liong sambil melompat dengan tangan terkepal kearah dada Mou Cai Lang.
Mou Cai Lang yang melihat pukulan dari Shin Liong yang biasa biasa saja itu tidak bergerak sedikitpun dari tempat nya,dia cuma menangkis pukulan Shin Liong dengan tangan kanan nya.
Tetapi malang sungguh,pukulan yang dia sangka sekedar pukulan anak ingusan itu,ketika sudah tinggal satu jengkal dari tangan nya,tiba tiba tangan Shin Liong mengeluarkan cahaya kuning yang sangat panas.
Karena tidak memiliki persiapan,ingin menyalurkan hawa sakti pun sudah tidak keburu lagi,menghindar juga percuma,akhirnya terjadilah benturan antara tulang berbalut daging dan kulit dengan tinju yang sudah di lambari pukulan napas Dewata tingkat empat.
"Bum!".
Terdengar suara dentuman nyaring,ketika kedua tangan itu bertemu.
Seketika tangan kanan Mou Cai Lang hangus menjadi abu sebatas bahu nya.
Karena sakit dan rasa panas terbakar yang luar biasa,Mou Cai Lang mau tidak mau menjerit berteriak kesakitan luar biasa.
Dia menatap tangan kanan nya yang sudah habis sebatas bahu nya itu,lalu menjerit sejadi jadinya kembali.
Ngilu,perih,sakit,serta panas terbakar menjalar disekujur tubuh nya, membuat air mata mau tidak mau tetap keluar dari pelupuk mata kakek Mou Cai Lang.
Api dendam,amarah dan kedengkian akhirnya membakar dirinya sendiri.
Karena tidak sanggup menahan rasa nyeri dan panas yang luar biasa, Mou Cai Lang berguling guling di atas rumput hijau,sehingga rumput pun kering dan layu terkena panas dari tangan Mou Cai Lang.
"Kau harus membunuh ku bocah!" teriak Mou Cai Lang memohon.
"Tidak kakek tua,aku bukan diri mu,lagi pula sekarang aku senang melihat kau seperti itu,ini belum seberapa dibandingkan kekejian yang kau lakukan pada ku dan ibu ku,nikmati saja kakek tua,selagi kau bisa menikmatinya,aku permisi kakek tua" kata Shin Liong sambil berjalan meninggalkan Mou Cai Lang yang masih berguling guling merasakan sakit yang luar biasa itu, otak nya terasa mendidih ,sudah di minumnya beberapa pil penghilang rasa sakit,tetapi sakitnya seperti tidak mau hilang.
Setelah Shin Liong pergi beberapa saat yang lalu,akhirnya ada beberapa masyarakat yang berjalan kearah alun alun itu dengan maksud beristirahat di bawah rindang nya pohon.
Tetapi mereka terperanjat melihat seorang tetua perguruan Rajawali emas bergulingan diatas rumput sambil menjerit sejadi jadi nya dan tangan kanan nya sudah hilang sebatas pundak.
Dari pakaian nya terlihat seperti bekas hangus.
"Lihat,bukankah dia tetua Mou Cai Lang yang sangat arogan itu?,dialah pelindung para penjahat di kota Sian Tao selama ini, orang gagah mana yang telah memberi pelajaran sangat berharga kepada tetua ini?" kata salah seorang dari masyarakat yang melihat.
"Karma,,karma,,berbuat buruk pasti mendapat karma buruk pula" seorang pendeta yang kebetulan lewat tempat itu dan menyaksikan hal itu,ikut menanggapi nya.
Mou Cai Lang sadar dirinya menjadi tontonan banyak orang,segera bangkit dan berlari keluar kota menuju kearah sebuah hutan.
Dan semenjak itu,tidak terdengar kabar berita tentang Mou Cai Lang lagi,entah masih hidup atau sudah mati.
Shin Liong berjalan menyusuri kota Sian Tao yang kecil itu.
Tiba tiba ada seberkas kerinduan dihatinya kepada Siau Ji nya yang sudah bertahun tahun tidak bertemu.
Mungkinkah Siau Ji nya masih menyayangi nya, atau sudah membencinya karena sudah mempunyai anak sendiri?.
Ke rindukan dan kebimbangan silih berganti mendera hati nya.
Dia ingin menemui Siau Ji nya,tetapi ada rasa takut di tolak oleh Siau Ji nya atau neneknya yang sangat membenci dirinya.
Dia masih teringat saat saat terakhir dia berada di tempat nenek nya,dia mendengar sang nenek menyuruh Bi Guan untuk membunuh nya,dan karena itu pula dia minggat dari rumah nenek nya itu dengan berbaring dibawah tumpukan karung di gerobak sayur agar bisa ikut keluar dari rumah sang nenek sekedar untuk melarikan diri saja.
...****************...