NovelToon NovelToon
TABIB KELANA

TABIB KELANA

Status: tamat
Genre:Tamat / Kebangkitan pecundang / Masalah Pertumbuhan / Dokter Ajaib
Popularitas:4.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Muhammad Ali

Mencari nafkah di kota Kabupaten dengan mengandalkan selembar ijazah SMA ternyata tidak semudah dibayangkan. Mumu, seorang pemuda yang datang dari kampung memberanikan diri merantau ke kota. Bukan pekerjaan yang ia dapatkan, tapi hinaan dan caci maki yang ia peroleh. Suka duka Mumu jalani demi sesuap nasi. Hingga sebuah 'kebetulan' yang akhirnya memutarbalikkan nasibnya yang penuh dengan cobaan. Apakah akhirnya Mumu akan membalas atas semua hinaan yang ia terima selama ini atau ia tetap menjadi pemuda yang rendah hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23.

Di saat kesabaran Erna diujung tanduk, handphonenya kembali berdering, akhirnya Nisa menelpon balik. Video call. Secepat kilat Erna langsung menyambar handphonenya.

"Maaf, Erna tadi aku ke belakang, perut mendadak mules." Ucap Nisa dari seberang telpon dengan wajah minta maaf.

"Iya, iya," Kata Erna tak sabar, "Berita yang kamu sampaikan tadi memang benar? Dari mana kamu tahu?" Erna langsung ke inti permasalahan yang menganggu fikirannya.

"100% benar, Erna," Nisa mengacungkan jempol tangan kanannya.

"Sumbernya dari mana?"

"Ih, kamu ini seperti wartawan saja tanya-tanya sumber segala. Ibuku yang bilang, kan sempat heboh kemaren Pak Samsur lagi cari-cari tabib yang bisa mengobati anaknya.

Sekarang anaknya sudah sembuh. Ibuku sering lihat dia jalan-jalan pagi di sekitar halaman rumahnya."

"Kamu tahu siapa yang berhasil mengobatinya, Nis? Kan kabarnya sakit anak Pak Samsur tidak bisa diobati tapi kok sekarang tiba-tiba sudah sembuh." Erna setengah tak percaya.

"Nah, itu dia, Erna. Setelah diobati oleh salah seorang tabib itu, anaknya jadi sembuh. Tapi sayang ibuku tak tahu siapa orang yang telah berhasil mengobati anaknya." Ujar Nisa dengan wajah sedikit sedih.

Erna tahu Nisa bersimpati dengannya.

Setelah mengucapkan terima kasih, mereka menyudahi pembicaraannya.

Erna kembali termenung. Bagaimana cara mengetahui tabib yang mengobati anak Pak Samsur dan di mana alamat tempat tinggalnya.

Jika dia bisa minta tolong dengan tabib tersebut mungkin ada harapan penyakit menahun ayahnya akan sembuh.

...****************...

Hari masih pagi. Matahari menyinari alam dengan sinarnya yang lembut. Sangat nyaman.

Mumu dengan lahap menyantap makanan yang ada di hadapannya. Enak sekali. Beda masakan yang dimasak oleh emaknya dari pada makanan yang ia masak sendiri atau pun ia beli di warung makanan yang ada di Selatpanjang.

Nasi putih, sambal cabe rawit lalap daun ubi rebus dan gulai daging sapi yang maknya peroleh dari pembagian hewan qurban.

Setelah selesai sarapan, Mumu bersiap-siap, pagi ini ia akan pulang ke Selatpanjang. Hingga saat ini ia belum ada ide mau cari kerja di mana. Yang penting pergi saja dulu. Jika sudah sampai di Selatpanjang ia akan memikirkan kembali.

Semalam Mumu memberikan sebuah handphone biasa untuk orang tuanya agar mudah untuk komunikasi. Mumu juga memberikan sedikit uang dan oleh-oleh yang dibawanya dari Selatpanjang.

Tadi malam Mumu memujuk orang tuanya untuk tinggal bersamanya di Selatpanjang dengan hasil langsung ditolak mentah-mentah oleh kedua orang tuanya.

Mereka berdua merasa nyaman di sini walaupun sesekali keluarga Marni melontarkan sindiran pedas dan sikap bermusuhan dengan keluarga mereka tapi kedua orang tuanya tidak terlalu peduli, selagi sikap Marni dan keluarganya masih masuk akal, kedua orang tuanya tidak ambil hati.

Cuma Mumu yang merasa panas dengan sikap Marni dan keluarganya yang menurutnya agak kekanak-kanakan. Tapi orang tuanya sudah mewanti-wanti jangan sampai ia membuat gara-gara dengan keluarga Marni.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya Mumu menjalankan motornya.

Di kampung tidak bisa mengendarai motor dengan kencang, selain takut tertabrak anak-anak yang tiba-tiba melintasi jalan juga karena jalannya tidak rata karena banyak yang sudah mulai rusak dan berlubang.

Jika tidak hati-hati berakibat jatuh.

Satu jam kemudian Mumu sudah sampai di kempang penyeberangan antara desa Semukut Pulau Merbau dan desa Kundur kecamatan Tebing Tinggi Barat.

Sungai ini tidak terlalu besar. Menyeberang dengan perahu bermotor yang biasa disebut kempang ini hanya membutuhkan satu hingga dua menit untuk sampai ke seberang sungai.

Dahulu pernah mau dibangun jembatan agar perekonomian masyarakat daerah kepulauan bisa meningkat tapi entah mengapa proyeknya kandas di tengah jalan.

Mumu melihat hanya ada tonggak yang menjadi bukti bahwa di sini pernah akan dibangun jembatan yang megah.

Sempat terjadi percekcokan kecil karena ada abang-abang yang memotong antrian agar cepat-cepat masuk ke kempang.

Ini sudah menjadi hal biasa karena tak ada yang mengaturnya.

Mumu tak terlalu ambil peduli. Karena ia tak mau mencari masalah yang tidak perlu.

Tiba di desa Insit dekat lapangan semalam, dua orang pemuda memberi isyarat menghentikan Mumu.

Mumu berdebar, apakah kedua pemuda ini ingin mencari masalah dengannya. Tapi ia menghentikan juga motornya.

"Maaf, bang, apakah abang yang bernama Mumu?" Tanya salah seorang pemuda yang berkaos kuning dengan ramah.

"Iya, benar. Ada apa ya, Bang?" Mumu menghela nafasnya. Ternyata ia hanya suuzon.

"Yang mengobati anak yang terkilir semalam?" Pemuda itu ingin memastikan.

"Iya, benar." Mumu yakin mereka pasti sudah menebak dengan benar cuma ingin memastikan saja.

"Begini, Bang." Pemuda berkaos kuning itu mencoba menjelaskan.

Ternyata kabar ia menyembuhkan anak yang selisih lututnya sudah menyebar seantero desa. Hingga sampai ke telinga Kepala Desa Insit.

Oleh karena itu Pak Kades ingin berkenalan dan mengucapkan terima kasih kepadanya sehingga memerintahkan kedua pemuda tersebut untuk menunggu Mumu dijalan.

Sebelumnya kedua pemuda itu sudah melihat wajah Mumu waktu di lapangan bola semalam.

Mereka memasuki halaman rumah Pak Kades Parmadi yang luas.

Rumahnya seperti kebanyakan rumah orang suku jawa sangat besar dan luas.

Setelah mengantar Mumu, kedua pemuda itu langsung pamit. Pak Parmadi baru saja pulang dari kantor desa setelah tadi langsung dihubungi oleh pemuda berkaos kuning.

Setelah berkenalan, Pak Parmadi langsung mengajak Mumu ke ruang tamu.

Pak Parmadi ini orangnya supel. Ramah, masih muda. Baru sekitar 35 tahun. Dia banyak bicaranya ada saja topik yang dia bicarakan sehingga Mumu hanya menjadi pendengar yang baik saja.

Setelah kopi dan kue dihidangkan sambil mempersilahkan Mumu untuk mencicipinya barulah Pak Parmadi berkata, "Selain ingin mengenal Mumu lebih dekat dan berterima kasih karena telah menyembuhkan salah seorang warga saya, sebenarnya saya punya hajat ingin meminta tolong."

Mumu sudah menduganya. Karena tak mungkin seorang kades ingin menemuinya secara pribadi hanya karena ia telah menolog warganya.

Bagaimana pun ia hanya orang biasa. Bukan orang berpangkat dan punya status sosial yang tinggi.

"Apa yang bisa saya lakukan, Pak? Jika masih dalam batas kemampuan saya, insyaallah akan saya usahakan sebisanya, Pak."

"Begini, Mumu," Pak Parmadi membetulkan posisi duduknya. "Seminggu yang lalu mertua saya jatuh dari pohon sehingga menyebabkan cedera di bagian pinggang dan punggung sehingga mertua saya tidak bisa berjalan atau pun menegakkan punggungnya."

"Wah itu berat penyakitnya, Pak. Saya hanya punya sedikit kemampuan mengenai urat dan saraf, kalau berkenaan dengan tulang, saya tidak ada pengalaman, Pak.

Apa tak coba ke dokter, Pak?"

Mumu belum pernah menemui kasus seperti itu.

"Kalau tak mau operasi, dokter menyarankan berobat ke sensei (pengobatan cina). Kami sudah ke sana tiga kali tapi hingga saat ini belum ada kemajuan apa-apa." Ucap Pak Parmadi dengan sedih.

1
hari123 hari123
waduuh, Mumu mnikah dg org yg pernah mngkhianati dirinya???
ceritanya jdi g seru lagi...
Riki Sulaeman
salut sama Authornya, mungkin Authornya juga seorang Dokter karena begitu mengerti dg istilah"dlm bidang kesehatan./Heart//Heart//Heart/
Senjaya
batua bana Rikarico
ling
ngomong naon sih bagong
Hari Widodo
Luar biasa
Hari Widodo
Biasa
Hari Widodo
Good, lanjutkan 👍
Bona -
mantap
Enizdovio Halim
pilih mirna mumu, alasan nya mirna bisa ikhlas jika di madu sampai 5 /Facepalm//Facepalm/
Fachruddin Hutasuhut Hutasuhut
Memang gak ada prasaan ,angkuh sombong egois tingkat tinggi , gak adahargadiri. ,udah sisa baru dikasih , Author nya sengaja bikin pembaca penasaran , tapi coba lanjut baca ,
Enizdovio Halim
jgn menyalahkan dlu, ini nama nya alur cerita majemuk, alur cerita maju mundur yg saling terkait
Pupon Haryadi
Luar biasa
Ruli Ramdani
yang bkl dapat mumu purnama
Ruly Ramdani
terus jodoh Mumu siapa ya sbnr nya
D. Hermanto
Luar biasa
D. Hermanto
Lumayan
Ruly Ramdani
nah iya gini dong ada judul nya terus ngejalur cerita nya jangan loncat"an terus /Grin//Grin/
Ruly Ramdani
kapan mulai cerita sejalur nya GK lompat"lagi
Karen
kok bisa hutang ditanggung orang lain... sah lagi menurut notaris
Endro Budi Raharjo
sore smua.....aoa kbr....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!