Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Wajah Abimayu langsung berubah tidak enak saat mendengar hal itu, dalam hidupnya dia tidak pernah berpikir menjadi bawahan seseorang.
Dia adalah kesayangan keluarganya dan bahkan dia adalah seorang sarjana, bagaimana mungkin dia menjadi pelayan seorang wanita labil ini.
"Aku tidak mau." ucap Abimayu langsung.
Wajah Adelia yang tadi tampak begitu kesal langsung berubah menjadi senyuman menakutkan.
'Rencana B dijalankan.'
"Kamu pikir ini adalah pilihan Abimayu. Aku sudah membuktikan kekuatan ku kepadamu tapi kamu masih berpikir aku adalah orang lemah. Jangan melangkah terlalu jauh dari batas kesabaran ku! kau tidak akan terpikir apa yang bisa aku lakukan, akan aku katakan bahwa aku bukanlah orang yang sabar," ucap Adelia panjang lebar.
Jantung Abimayu sedikit berdebar ketakutan mendengar itu, ada perasaan tidak enak ketika mendengarnya.
"Jika kamu meminta hal lain maka aku akan berusaha mengabulkan," ucap Abimayu dengan wajah yang sudah berubah santai.
"Sudah aku katakan kalau ini bukan sebuah pilihan, aku memberikanmu permintaanku dan bukankah perjanjian awal bahwa siapa yang menang maka dia berhak membuat satu permintaan apapun dan aku hanya meminta hal ini tapi kamu bertindak seolah olah ini begitu sulit," ucap Adelia sambil bangkit berdiri.
Abimayu mendengus mendengar ucapan Adelia, walaupun pekerjaan ini bukanlah perkejaan yang hina tapi ini sedikit memalukan di lingkungan keluarganya yang rata rata berpangkat tinggi semua.
Mau dimana di letakkan wajah Abimayu jika ia masih membuat ulah menjadi seorang bawahan perempuan di mata keluarganya nanti.
Menjadi tahanan saja sudah membuat marah saudaranya dan sekarang saat ia bebas bukannya memperbaiki diri dia malah berkerja menjadi bawahan seorang wanita Jendral.
Yang paling penting pastilah ia akan berurusan dengan Jendral suatu hari nanti dan itu akan membuat dia semakin malu.
Jendral dulunya adalah teman karib nya saat sekolah dan mereka cukup dekat serta sering berlatih bertarung.
"Aku tau latar belakang mu, tugasmu disini hanya melakukan perintahku bukan menjadi bawahan yang harus selalu ada di belakang ku, kamu hanya berkerja saat aku memberikan perintah." ucapan Adelia membuat lamunan Abimayu buyar.
Jika begitu berarti identitas Abimayu masih akan tetap dan dia bisa melakukan apapun jika Adelia tidak memberikan tugas.
"Hmmm baiklah tapi aku bukanlah seorang bawahan dan aku tidak akan bisa bertingkah menjadi bawahan yang baik," ucap Abimayu pada akhirnya.
Senyuman diwajah Adelia berubah menjadi wajah yang lebih santai.
"Tugas kamu yang pertama adalah membeli sekitar lima puluh orang budak laki laki yang umurnya kisaran lima belas tahun sampai tiga puluh tahun dan beli juga sebuah rumah dengan halaman yang luas serta gerbang yang tinggi."
"Apakah kamu ingin membuat rumah gigol* ?" ucap Abimayu sambil terkekeh geli memikirkan hal kotor di otaknya.
"Kamu memang tidak menggunakan otakmu untuk hal yang benar, setelah ini pergilah ke sungai dan cuci otakmu itu hingga bersih agar dia tidak terlalu kotor." Adelia melihat sinis ke arah Abimayu.
"Tugasmu harus selesai lima hari lagi aku tidak mau tau kamu harus bisa melakukannya jika tidak aku akan memberikanmu hukuman yang tidak kamu bayangkan," ucap Adelia lalu berbalik pergi meninggalkan Abimayu.
Abimayu sedikit tertegun melihat cara memerintah Adelia yang sangat mirip dengan Jendral Agra.
'Mereka memang suami istri.'
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author