Sila, Susilawati 25 tahun ibu dari seorang putri kecil dan istri dari seorang pengusaha mapan bernama Hadi Tama 28 tahun. Keluarga kecilnya yang bahagia hancur ketika dirinya di jebak hingga tanpa sadar dia ditemukan oleh sang suami dalam keadaan tidak pantas di sebuah kamar hotel hingga sang suami menceraikan nya dan mengambil hak asuh atas anaknya. Siapa yang menjebaknya? dan siapa yang pria yang bersamanya malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KYKB 03
Perlahan aku membuka mataku, tapi ketika berusaha untuk melihat ke arah sekeliling, aku merasa seluruh tubuhku begitu remuk, sangat remuk. Mataku langsung melebar ketika aku melihat kalau aku sedang berada di atas sebuah tempat tidur dengan selimut yang menutupi tubuhku yang ternyata setelah aku lihat ke dalam selimut tidak mengenakan sehelai benang pun.
Jantungku berdetak sangat cepat, tangan ku gemetaran, nafasku rasanya tercekat. Terlebih saat aku lihat ini bukanlah kamar dimana seharusnya aku berada. Aku mengarahkan pandangan ku ke seluruh ruangan kamar ini, dan sangat jauh berbeda dari kamar yang pertama aku masuki, yang merupakan kamar yang dipesan oleh mas Hadi. Aku segera melihat ke arah jendela, dan sepertinya sudah siang karena cahaya matahari mampir menembus menerobos tirai putih penutup jendela kamar hotel ini.
Aku mengusap wajah ku kasar, dan tanpa terasa air mataku juga sudah mengalir tanpa henti.
"Bagaimana ini, apa yang sudah terjadi?" tanya ku pada diriku sendiri.
Aku bahkan bisa melihat gaun merah pemberian mas Hadi sudah robek dan tergeletak begitu saja di lantai di dekat tempat tidur dimana aku sedang duduk dan meratapi kebodohan yang aku lakukan.
Aku berusaha untuk turun dari tempat tidur meski pinggangku rasanya mau patah. Aku masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhku yang rasanya sangat lengket. Air mataku bahkan mengalir lebih deras saat aku melihat tanda merah menghitam yang ada di sekujur tubuh ku.
"Bagaimana ini semua bisa terjadi? kenapa aku begitu ceroboh?" tanya ku sambil menggosok seluruh tubuhku dengan sangat keras.
Bahkan saat melakukan hubungan itu dengan mas Hadi, hal seperti ini tidak pernah terjadi. Dan seluruh tubuhku tidak pernah terasa se remuk ini. Aku terjatuh ke lantai kamar mandi dengar air mata yang semakin deras.
Rasanya aku benar-benar tidak punya muka lagi untuk bertemu mas Hadi. Bagaimana bisa aku melakukan ini, bagaimana bisa ini terjadi padaku. Bagaimana aku akan menjelaskannya pada mas Hadi. Dan siapa pria itu pun aku tidak tahu, wajahnya aku tidak ingat sama sekali.
Aku terus memukul kepalaku yang tidak bisa mengingat apapun yang terjadi semalam.
Hampir saru jam aku berada di dalam kamar mandi, aku juga tidak tahu pakaian apa yang harus aku pakai keluar dari kamar mandi ini. Karena gaun yang aku pakai semalam sobek. Ku edarkan pandangan ku ke seluruh kamar mandi, dan aku melihat sebuah jubah mandi tergantung disana. Dengan cepat aku meraihnya dan memakainya. Aku ingat kalau tas dan pakaian kerja ku ada di kamar yang sebelumnya.
Sambil terus menyeka air matanya yang tidak mau berhenti mengalir aku berjalan perlahan menuju ke kamar 1099.
Aku terus menautkan ke sepuluh jemariku sambil terus menggumamkan kata maaf pada untuk mas Hadi.
Ketika tiba di depan pintu kamar 1099, aku membuka pintu itu perlahan.
"Sila!" lirih sebuah suara yang sangat aku kenali siapa pemiliknya.
Tanpa sadar air mataku mengalir begitu deras, aku sama sekali tidak berani melihat ke arah mas Hadi.
Suara langkah kaki mas Hadi yang mendekatiku juga semakin membuat tubuhku gemetar dan berkeringat dingin.
"Sila, aku menunggu mu semalaman. Kamu kemana semalam? dan ini, apa ini?" tanya mas Hadi sambil memegang jubah mandi Ayng aku pakai.
Tangan mas Hadi perlahan menjauh ketika dia menyingkap sedikit bagian leher dan melihat tanda merah yang ada disana.
"Sila... kamu...!" suara mas Hadi terdengar gemetar.
Mulutku juga tidak bisa terbuka dan bicara, hanya menangis yang aku bisa.
Mas Hadi bahkan terjatuh ke lantai, dengan suara lututnya uang begitu keras membentur lantai.
"Sila, apa salah ku? kenapa kamu melakukan ini padaku Sila?" tanya mas Hadi yang meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya.
Aku mendengar mas Hadi terisak, dan saat mendengarnya hatiku rasanya seperti di tusuk dengan ribuan jarum yang sangat tajam.
Aku masih berusaha untuk mengeluarkan suaraku, tapi sangat sulit. Aku juga terjatuh ke lantai begitu saja. Sambil menunduk dan menjatuhkan semua air mata yang terus mengalir dengan tangan gemetaran.
"Maafkan aku mas!" lirih ku berusaha meminta maaf pada mas Hadi atas apa yang terjadi semalam.
"Sila, aku sangat mencintaimu. Aku bisa memaafkan apapun kesalahan mu...!" mas Hadi menjeda kalimat yang ingin dia ucapkan lalu berdiri perlahan.
Dengan air mata yang terus menetes aku hanya mampu tertunduk di depan mas Hadi. Karena aku menyadari kalau aku lah yang memang bersalah, meskipun aku merasa kalau semua ini sepertinya ada yang tidak benar.
"Tapi tidak yang satu ini... Susilawati binti Prio Utomo...!"
Mendengar mas Hadi menyebut nama ku dan nama ayah ku aku langsung mendongak dan menyentuh tangan mas Hadi. Namun dengan cepat mas Hadi menepis tanganku.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu itu, wanita macam apa yang sudah bersuami tapi melakukan hal tercela seperti itu dengan pria lain, bahkan di malam anniversary pernikahan nya...!" mas Hadi bicara dengan berteriak.
Aku kembali menunduk dan menangis, karena apa yang mas Hadi katakan itu benar. Aku benar-benar wanita yang kotor, bagaimana bisa aku malah seperti ini.
"Susilawati binti Prio Utomo, aku Hadi Tama menalak kamu dengan talak tiga, mulai sekarang kamu bukan istriku lagi!"
Jeger
Bak petir di siang hari hariku rasanya sangat sakit, bahkan nyawaku sepertinya terbang sekilas dari ragaku. Aku masih tercengang mendengarkan ucapan talak dari suami ku. Sampai dia melewati ku aku baru sadar dari ketertegunanku. Aku langsung meraih kaki mas Hadi dan memeluknya.
"Mas, mas jangan talak aku mas. Aku tidak tahu kenapa semua bisa seperti ini, aku datang ke hotel ini seperti pesan yang kamu kirimkan, aku mengganti pakaian ku dengan gaun yang kamu berikan, tapi aku tidak... aku tidak tahu apa yang terjadi mas...!" aku terus memeluk kaki mas Hadi yang berusaha untuk dia langkahkan.
"Aku bersyukur melihat semuanya sendiri Sila, jika tidak mungkin aku masih akan tertipu sikap lugu dan baik mu yang hanya sandiwara itu. Jika aku tidak bisa memuaskan mu, kenapa tidak terus terang...!"
Aku langsung menarik tangan ku ketika ucapan itu terlontar dari mulut mas Hadi.
Memang akulah yang salah, memang aku lah yang tidak benar.
"Mas, aku... mas kamu tidak... !" aku sungguh tidak bisa mengatakan apapun yang sudah ada di pikiran ku.
Mas Hadi lalu pergi berjalan menuju ke arah pintu, tapi saat dia akan pergi dia pun berbalik dan berkata.
"Aku tidak akan memaafkan pengkhianatan mu ini Sila, dan aku tidak akan biarkan Mika tinggal dengan ibu seperti mu!" ucapnya lalu membanting pintu kamar hotel dengan kencang.
Aku hanya bisa memeluk lutut ku dan meratapi apa yang sudah terjadi padaku. Satu hari setelah anniversary pernikahan ku yang kelima. Suamiku menjatuhkan talak padaku.
Apalagi yang bisa aku lakukan selain menangis dan meratapi betapa bodohnya diriku.
***
Bersambung...
jangan terpuruk dan harus move on...
💪💪💪 sila.
eeehhh sulit juga ya pakai acara berantakin apartemennya mana bau sampah pula.
Tapi kapuuooookk kau Joseph...nyonya Davina ternyata tahu kau ini sedang bermain sandiwara ha haaaaa....
eeehhh sulit juga ya pakai acara berantakin apartemennya mana bau sampah pula.
Tapi kapuuooookk kau Joseph...nyonya Davina ternyata tahu kau ini sedang bermain sandiwara ha haaaaa....
Bisa kalap tuh Randy kalau tidak diusir ha haaaa
Riyanti aja yg tidak tahu malu dg merengek-rengek minta kepada Karina untuk melepaskan Randy. Minta langsung sama Randy dong Karina...