NovelToon NovelToon
Engkau Milikku

Engkau Milikku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Balas dendam pengganti
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

"Hanya aku yang boleh menyiksa dan membuatmu menderita. Hanya aku yang boleh mencintai dan memilikimu."_Sean Aznand.

Sonia Elliezza, rumah tangga yang dia idam-idamkan selama ini menjadi mimpi buruk untuknya, walaupun Sonia menikah dengan pria yang sangat dia cintai dan juga mencintainya.

Hanya karena kesalahan di masa lalu, membuat rumah tangga Sonia bersama dengan Sean Aznand menjadi sangat dingin dan menegangkan serta penuh dendam dan amarah yang tak terbantahkan.

Sean memberikan pilihan pahit pada Sonia di awal pernikahan mereka yaitu pergi atau bertahan. Pilihan apakah yang Sonia ambil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemesraan Malam

"Hm iya." Jawab Sonia kaku

"Habis dari sini mau kemana lagi?"  anya Sean lembut, tidak ada tanda kalau dia sedang marah atau emosi.

"Pulang aja, kan udah malam juga, besok kamu harus kerja kan." Saran Sonia, dia begitu takut saat ini dengan Sean, takut jika tiba-tiba suaminya itu marah dan kembali memukulnya, sekarang juga sudah hampir tengah malam.

"Kayaknya udah siap, aku ambil pukisnya dulu." Sean keluar dari mobil dan mengambil pesanannya, dia memberikan uang Rp 500.000,- pada penjual pukis.

"Ini banyak sekali mas." Kata penjual pukis.

"Ambil aja, istri saya ingin makan ini dan berkat anda, saya bisa mendapatkannya." Jawab Sean.

"Terimakasih banyak mas." Sean tersenyum dan mengangguk. Dia memasuki mobil dan memberikan pukis itu pada Sonia, istrinya masih terlihat ketakutan dan panik, Sonia mengambil dengan tangan yang bergetar.

"Kamu kenapa? Aku nggak lagi nyiksa kamu, kok gemetar begitu?" Tanya Sean.

"Nggak papa, aku kedinginan aja." Jawab Sonia, tapi Sean tau kalau Sonia tengah ketakutan padanya.

"Pakai jaket ini." Titah Sean sambil melepas jaketnya.

"Nggak, nggak usah, jaket yang aku pakai ini udah cukup kok." Kata Sonia sambil melempar senyum pada Sean.

"Oke. Makanlah,katanya mau pukis."

"Di rumah aja nanti makannya."

"Makan aja sekarang, mumpung masih hangat, kalau nunggu sampai rumah nanti malah dingin dan nggak enak lagi." Sonia mengambil satu pukis dan memakannya, tiba-tiba saja air matanya jatuh, dia saat ini sangat ketakutan jika tiba-tiba Sean marah padanya karena dihampiri Vanno tadi.

Sean yang melihat Sonia menangis sambil makan pukis langsung memeluk Sonia, dia menenangkan dan juga meyakinkan Sonia kalau dia tidak marah.

"Jangan nangis, aku membawamu keluar untuk melihatmu tersenyum, bukan malah menangis."

"Maaf Sean, aku nggak tau kalau Vanno tadi datang kesini." Tangis Sonia akhirnya pecah.

"Iya aku tau, jangan nangis lagi, aku nggak marah sama kamu." Sean memeluk dan mengusap kepala Sonia dengan lembut, di sini memang bukan Sonia juga yang salah.

"Makan itu pukisnya, nanti dingin." Sonia mengangguk dan memakan pukis yang Sean belikan.

Sean mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Vanno, Sean dengan wajah datar membalas pesan tersebut.

[Jika kau bukan pecundang, coba ambil Sonia dariku] balas Sean yang menantang Vanno.

Sean kembali menyimpan ponselnya dan ikut bergabung dengan Sonia memakan pukis. Sonia sekarang merasa lebih tenang karena Sean sudah tersenyum padanya.

"Enak nggak?" Sean bertanya karena Sonia begitu lahap memakan pukis pembeliannya, Sonia mengangguk sambil mengunyah makanannya.

Sonia menyuapi pukis pada Sean yang sedang mengemudi, mereka tidak saling canggung lagi dan suasana menjadi normal kembali.

"Gimana ya tiba-tiba kalau ada hantu di belakang kita? Apa kita bakalan lari dari mobil berdua, atau melajukan mobil lebih kencang lagi sama hantunya?" Tanya Sonia random pada Sean, entah kenapa dia kepikiran akan hal itu.

"Hah?" Sean melongo dan menatap istrinya, "kenapa tiba-tiba kepikiran begitu?" Tanya Sean heran.

"Ya kepikiran aja, gimana menurut kamu? Kita keluar mobil berdua dan lari atau menambah kecepatan mobil biar hantunya pusing di belakang?" Sean tertawa mendengar ocehan istrinya itu.

"Ya mending menambah kecepatan mobil, ngapain ninggalin mobil sama hantunya, dia kan nggak punya SIM." Sonia ikut tertawa dengan jawaban konyol Sean.

"Bener juga ya, kalo kena tilang ngurusnya kemana? Kantor polisi apa kantor hantunya? Dan yang bakalan nilang siapa? Polisi hantu atau polisi beneran?"

"Kalo polisi beneran pasti bakalan pingsan ngeliat hantu bawa mobil, kalo polisi hantu yang nilang ya ikhlasin aja, berurusan sama manusia aja ribet apalagi sama hantu."

"Iya juga ya." Mereka berdua tertawa setelah sekian lama, selama ini hanya ketegangan yang ada di antara mereka.

"Kita keliling-keling kota aja ya, ngapai pulang ke rumah sekarang." Ajak Sean.

"Kamu besok kan kerja, apa nggak capek?"

"Yang bos kan aku, mau masuk atau enggak ya suka-suka aku. Malam ini aku pengen berduaan dengan istriku, menikmati malam di Bandung, kan dua hari lagi kita akan kembali ke Jakarta." Sonia menarik nafasnya, sebentar lagi juga dia akan kembali disiksa oleh Sean di Jakarta.

"Nggak papa, ini pilihanku." Batin Sonia dan tersenyum sambil menatap keluar jendela.

Sean memelankan laju mobilnya dan menggenggam tangan Sonia, Sonia menatap Sean dan balik menggenggam tangan suaminya itu. Dia tidak menyia-nyiakan kebaikan suaminya saat ini, apalagi mood suaminya sedang baik.

"Aku sangat mencintaimu Sonia, aku tidak rela jika ada orang lain yang menyakiti mu, aku juga tidak bisa menerima ada laki-laki lain yang memberikan perhatian padamu, kamu itu milikku." Kata Sean.

Sekarang Sonia mengerti, di balik rasa dendam yang dimiliki Sean padanya, ada rasa cemburu buta yang Sean rasakan saat Sonia berdekatan dengan pria lain.

"Aku juga Sean, berjanjilah padaku untuk tidak meninggalkanku apapun yang terjadi, jika lima tahun belum cukup untuk menebus kesalahanku, lakukanlah apapun yang kau mau selama aku hidup, aku akan menerima semuanya." Sean mencium tangan Sonia lama, air mata nya juga jatuh dan membasahi tangan Sonia, wanita itu mencium kepala sang suami dengan penuh kasih.

"Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu." Janji Sean kemudian merangkul Sonia dalam pelukannya, dia tetap mengemudi namun laju kendaraan cukup pelan, jalanan juga sudah sepi.

Sonia menyandarkan kepalanya ke pundak Sean dan menatap wajah tampan suaminya itu, Sean yang menyadari tatapan Sonia langsung mengecup lembut kening Sonia, wanita itu tersenyum dan kembali merebahkan kepalanya.

Mereka tidak memiliki tujuan kemana pun, Sean dan Sonia memilih untuk berkeliling dengan mobil saja sambil menghabiskan waktu berdua.

Mereka berhenti di sebuah puncak yang mana dari puncak itu dapat melihat keindahan kota di malam hari.

"Ya Allah cantik banget." Sonia tertawa senang melihat pemandangan di depan matanya, lampu-lampu dari rumah dan gedung menghiasi kota tersebut jika dilihat dari atas.

"Main ini yuk!" Ajak Sean sambil memberikan sekotak kembang api pada Sonia.

"Kapan kamu beli?"

"Tadi siang." Sean mengeluarkan kembang api dari kotak dan mulai membakarnya, Sean dan Sonia tampak begitu bahagia saat ini.

Setelah habis beberapa kotak, Sean dan Sonia duduk sambil menatap keindahan kota. Sean menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya, cuaca juga terasa dingin saat ini.

Sonia mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Sean, Sean membalas dengan mencium bibir Sonia dengan hangat.

Mereka saling berbagi ciuman di malam yang dingin dengan berlatarkan keindahan kota Bandung. Setelah beberapa menit mereka menyudahi ciumannya dan saling menempelkan kening, Sean menatap lekat wajah cantik Sonia yang masih terlihat ada lebam akibat perbuatannya.

"Maafkan aku." Lirih Sean sambil mengusap wajah Sonia, tanpa menjawab Sonia langsung memeluk Sean dengan erat, ini yang sangat dia rindukan dari suaminya itu.

Seperti biasa pelukan Sonia pada Sean dengan membenamkan wajahnya di ceruk leher suaminya tersebut, hal ini yang membuat mereka berdua begitu nyaman dan merasa sangat dicintai.

Malam itu mereka saling tertawa, ngobrol banyak hal dan membuat hal yang romantis, selama menikah, ini adalah kali pertama Sean dan Sonia tertawa lepas dan saling bicara dengan lepas pula.

Sonia melupakan sakit yang ada di tubuhnya saat ini. Semua terobati dengan Sean yang begitu baik padanya sekarang.

Karena asiknya ngobrol dan bermesraan, Sonia merasakan udara malam semakin dingin, jaket yang dia gunakan juga tipis, Sean membuka jaketnya dan memasangkan pada Sonia, dengan hati yang begitu bahagia, Sonia memeluk Sean dengan hangat. Sean saat ini seakan enggan untuk melepaskan pelukannya,

"Aku bahagia Sean, aku sangat bahagia." Kata Sonia dalam pelukan Sean.

"Terima kasih, sudah kembali dalam hidupku Son, walau aku tidak bisa membahagiakan mu seperti yang kau mau, tapi terima kasih sudah melalui semua hal bersamaku." Sean berkali-kali mengecup kening Sonia dan air matanya jatuh, dia tidak ingin Sonia melihat diri nya menangis, Sean memeluk Sonia dan menangis di belakang punggung Sonia.

"Ya Allah, jangan jadikan kebahagiaan ini cuma sementara." Doa Sonia dalam hati sambil memeluk suaminya.

...🍂🍂🍂...

Gerimis mulai turun, mereka bergegas memasuki mobil, dengan cepat hujan pun turun sangat deras.

"Perasaan tadi cuaca bagus-bagus aja, kenapa tiba-tiba hujan?" Celetuk Sonia sambil memandang keluar mobil.

"Cuaca nggk pake perasaan Son, yang ngatur bukan perasaan kita." Balas Sean sambil menggenggam tangan Sonia.

"Iya juga ya." Mereka kembali tertawa ringan.

Sonia membuka jaket Sean yang dia pakai dan memberikannya pada Sean, "udah ngak dingin lagi." Kata Sonia, Sean meletakkan jaket kulit mahal itu di sandaran kursi kemudi.

"Pulang yuk." Ajak Sonia.

"Ngapain pulang, baru pukul 2 pagi." Balas Sean.

"Emang kamu nggak capek?" Tanya Sonia, Sean hanya menggeleng, pria itu mendekatkan wajahnya pada Sonia dan bibir mereka kembali bertaut, kali ini bukan hanya sekedar menempel namun mereka saling bertukar saliva dan memainkan lidah.

Ciuman panas mereka sangat didukung dengan cuaca hujan deras di luar sana yang menambah sensasi kemesraan. Sean memegang tengkuk Sonia dengan lembut dan memperdalam ciumannya. Mereka begitu menikmati hal ini, pasal nya semenjak menikah, jangankan untuk berciuman, berpelukan saja sangat jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah. Ciuman yang Sean berikan membuat Sonia begitu merasa bahagia dan dia menikmati setiap sentuhan suaminya.

Sean menurunkan ciumannya itu ke leher Sonia dan sesekali menggigit serta meninggalkan tanda kepemilikan di sana, kemudian kembali memagut bibir Sonia yang kali ini penuh dengan nafsu.

Malam ini begitu panjang bagi mereka, kemesraan dan cuaca yang mendukung membuat hubungan mereka semakin membaik. Cukup lama bermesraan Sean kembali memeluk istrinya.

"Ngantuk?" Tanya Sean.

"Iya, kamu?" Tanya Sonia balik.

"Sama, aku juga ngantuk." Jawab Sean.

"Ya udah, ayo pulang." Ajak Sonia.

"Aku ngantuk sayang, balik ke rumah cukup jauh, tidur di mobil aja dulu."

"Iya deh."

Mereka pindah ke bangku belakang, di sana sudah tersedia selimut dan juga bantal untuk mereka berdua yang memang selalu Sean letakkan di dalam mobil karena dia sangat tau kalau istrinya itu suka tidur jika dalam perjalanan, walaupun Sean begitu kejam namun dia selalu memperhatikan hal-hal yang membuat istrinya nyaman.

Mereka tidur saling berpelukan, Sean memeluk erat Sonia seakan takut kehilangan istrinya dan Sonia pun begitu, mereka saling berbagi kehangatan.

"Aku boleh minta sesuatu nggak Sean?" Sean yang sudah membenamkan wajahnya di leher Sonia mengangguk pelan.

"Hhmm."

"Sebenci apapun kamu padaku, tolong jangan selingkuhi aku, aku kuat jika kamu siksa secara fisik tapi aku tidak kuat jika kamu menduakan aku Sean." Sean mengangkat pandangannya dan mengubah posisi, Sonia kini ada di bawahnya.

"Aku tidak pernah berpikir untuk selingkuh darimu, kamu wanita satu-satu nya yang bisa membuat aku tergila-gila, aku tidak bisa berpaling darimu Sonia." Sonia tersenyum mendengar jawaban Sean, suaminya itu kembali tiduran di sampingnya dan memeluk erat dirinya.

Mereka pun tertidur dengan hujan yang semakin lebat di luar sana, Sean sampai detik ini masih belum menyentuh Sonia namun dengan kemesraan saat ini saja sudah membuat Sonia begitu bahagia.

...🍂🍂🍂...

Alarm ponsel Sean berbunyi yang menunjukkan sekarang sudah pukul 04.30, mereka terbangun dan Sean mematikan ponselnya, Sean kembali tidur dalam pelukan Sonia seperti seorang anak kecil, Sean begitu manja.

Sinar matahari sudah terasa, Sean dan Sonia kaget karena mereka bisa bangun kesiangan seperti ini.

"Udah siang." Kata Sonia, Sean melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 08.17.

"Belum siang."

"Kebablasan kan jadinya."

"Kebablasan apanya, kita cuma tidur doang, nggak berbuat." Canda Sean.

"Iya maksud aku kebablasan tidurnya." Sean dengan singkat mencium pipi Sonia.

Mereka kembali pindah ke bangku depan, Sean menguap, kepalanya masih terasa pusing, dia belum terlalu membiasakan cahaya masuk ke matanya.

"Biar aku yang nyetir, kamu lanjut tidur aja."

"Oke."

Mereka pindah posisi, Sean mengambil bantal dan meletakkannya di paha Sonia, lalu merebahkan kepala nya, Sonia mengambil selimut dan menyelimuti Sean. Sonia mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, jarak dari tempat mereka semalam sampai ke rumah lumayan jauh.

Sean mendengkur dengan halus, itu menandakan kalau dia tidur sangat lelap, Sonia hanya mengusap lembut kepala Sean dan kembali fokus mengemudi.

Sonia berhenti di sebuah restoran, perutnya saat ini sangat lapar, dia membangunkan Sean untuk makan dulu sebelum nanti lanjut jalan lagi.

"Bangun Sean," Sonia menepuk pipi Sean. Suaminya itu mengerjapkan mata dan bangun sambil mengusap wajahnya.

"Udah nyampe?"

"Belum, aku lapar, kamu juga lapar kan, makan dulu yuk."

"Oke."

Mereka berdua turun dari mobil dan membeli air mineral lalu membasuh wajahnya dengan air itu, begitu juga dengan Sonia.

Mereka masuk ke dalam resto dan memesan beberapa makanan dan juga minuman. Setelah pesanan datang, mereka makan dengan lahap karena memang sejak semalam mereka hanya mengganjal perut dengan pukis.

Setelah selesai makan, Sean yang mengemudi sekarang, mereka terus untuk pulang sedangkan Sonia tidak tidur lagi, setelah 45 menit berkendara, akhirnya mereka sampai. Sean yang memang tidak ingin ke kantor hari ini berniat untuk melanjutkan tidurnya, begitu juga dengan Sonia, wanita itu sudah ada di kamardan bersiap untuk tidur kembali

Klek

Pintu kamar Sonia dibuka oleh Sean, pria itu tidak bisa tidur sendiri, dia ingin tidur dekat istrinya.

"Kenapa?" Tanya Sonia melihat Sean masuk.

"Aku ingin tidur disini."

"Ya udah sini." Sean naik ke atas kasur dan mereka bermesraan kembali, hanya saja tidak terjadi hubungan suami istri di antara mereka.

Sean meraup bibir Sonia dengan lembut hingga kecupannya beralih turun ke leher Sonia, Sonia begitu menikmati setiap sentuhan suaminya.

"Aku ingin terus seperti ini tuhan, tolong biarkan suamiku terus begini." Doa Sonia dalam hatinya.

"Beri aku umur panjang untuk bisa terus mendampingi suamiku sampai kami menua bersama Ya Allah. Aku ingin menemaninya terus dan kuatkan hatiku saat menerima sesuatu yang buruk darinya." Doa Sonia dalam hati penuh harap.

"Aku sangat mencintaimu Sonia, jangan tinggalkan aku lagi."

"Aku juga mencintaimu Sean."

Setelah selesai bermesraan, Sean akhirnya kembali tertidur dalam pelukan Sonia, dengan hati-hati Sonia pun menarik selimut untuk menyelimuti Sean.

"Aku mencintaimu Sean, tetaplah seperti ini padaku." Sonia mencium wajah Sean berkali-kali lalu ikut tidur di samping suaminya.

1
Lina ciello
gustii kembarr 3 gaess 😁
GuGuGaGa_90
first time aku baca novel, awal cerita aku dh naik angin.. /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Lina ciello
oalahh
GuGuGaGa_90
Luar biasa
Vebi Gusriyeni: Terima kasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
GuGuGaGa_90
jgn berubah Sean... teruskan dgn demam gilamu itu.
GuGuGaGa_90
aku harap, bila baca part last cerita ni Sonia meninggal...
GuGuGaGa_90
benar2 pasangan gila... mafia saja x seksa isteri mcm tu walaupun benci...
GuGuGaGa_90
mati je la sonia
GuGuGaGa_90
cinta itu gila
GuGuGaGa_90
Nikmati saja lah Sonia...
Sorry aku langsung emo... geram perangai perempuan mcm nie.
GuGuGaGa_90
ya nikmati saja lah
GuGuGaGa_90
padan muka
GuGuGaGa_90
pilihan yg "BODOH" ko dh disakiti knp nk bertahan.. smpi Sean dh angkat tangan kat muka ko.. pergi mampus la dgn cinta pertama... tolol
Lina ciello
yawes harus legowo krn kamu pernah nyiksa Sonia tanpa ampun 😒
Lina ciello
edannn 🤬😡
Lina ciello
iki Endro pedofil yakno
Lina ciello
sokorrr
Lina ciello
teneh porak poranda gek pertama x lgsg di trus2ke 🤣
Lina ciello
endroo demittt.. pantesann Sean koyo demittt wong turunane 😡
Lina ciello
walahhh kok jebul ibune😱😱😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!