NovelToon NovelToon
Dipaksa Jodoh

Dipaksa Jodoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:268.5k
Nilai: 4.6
Nama Author: Ayu Andila

"Papa sudah menjodohkanmu dengan Arion, putra dari sahabat Papa!"

Jedar, bak tersambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan dari sang Papa. Seketika tubuh Zeva langsung menegang dengan mulut terbuka.

"tidak, ini tidak boleh terjadi!"

Niat hati ingin meminta restu untuk hubungannya dengan sang kekasih, malah berakhir dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.

Bak buah simalakama, itulah ungkapan yang tepat untuk apa yang Zeva rasakan saat ini. Dia tidak bisa berpisah dengan laki-laki yang sangat dia cintai, tapi tidak juga bisa melawan kehendak kedua orangtuanya.

Apakah yang akan terjadi pada Zeva selanjutnya?

Bisakah dia membina rumah tangga sesuai dengan keinginan kedua orangtuanya?

Yuk, ikuti kisah mereka yang penuh dengan kegaduhan dan kejutan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 31. Perasaan yang Tidak Disadari.

Hanya itu saja yang bisa Zeva katakan pada Haris, karena dia tidak ingin laki-laki itu tau soal hubungannya dengan Gavin.

Sejak pertengkarannya dengan Arion, Zeva melupakan ponsel yang masih berada di atas meja ruang tamu apartemen.

Benda pipih itu terus bergetar menandakan kalau sedang ada yang menelpon, bahkan sudah ada ratusan panggilan tidak terjawab dari Gavin.

"Sh*it! Kenapa dia tidak mengangkat panggilanku sih?" Gavin terus menelpon Zeva sejak tadi malam, tetapi tetap saja wanita itu tidak mengangkatnya.

"Aku harus menemuinya sekarang juga." Gavin menyambar jaket dan kunci mobilnya untuk menemui Zeva, dia merasa kalau ada sesuatu yang terjadi pada wanita itu.

Namun, saat membuka pintu apartemen. Gavin sangat terkejut melihat seorang wanita sedang berdiri di hadapannya. "Dona?"

"Gavin!" Wanita bernama Dona itu langsung memeluk tubuh Gavin membuat tubuh laki-laki itu menegang, untuk sejenak dia terdiam karena merasa syok dengan apa yang Dona lakukan.

"Gavin, huhuhu."

Tangisan Dona seketika membuat Gavin tersadar, dengan cepat dia melepaskan pelukan wanita itu dari tubuhnya. "A-ada apa denganmu, Dona?" Dia berusaha untuk menjaga jarak dari wanita itu.

Dona menundukkan kepala dengan berlinang air mata. "Bi-bisakah kau menemaniku sebentar, Gavin?" Dia mendongakkan pandangannya dan menatap Gavin dengan sendu.

Gavin terdiam saat melihat apa yang terjadi, dia bingung harus menemui Zeva atau menemani mantan kekasih terindahnya itu.

"Aku benar-benar tidak tau lagi harus menemui siapa," lirih Dona, saat ini dia sedang terkena masalah yang membuat hatinya remuk redam.

Gavin menghela napas kasar. Dia sebenarnya ingin sekali menemui Zeva saat ini, tetapi juga tidak tega untuk meninggalkan wanita itu. "Hah, baiklah. Tapi aku tidak bisa lama, Dona. Soalnya aku ingin menemui Zeva."

Dona menganggukkan kepala, kemudian dia masuk ke dalam apartemen Gavin dengan diikuti oleh laki-laki itu.

Pada saat yang sama, Zeva sedang mondar-mandir di depan ruangan Arion. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, tetapi laki-laki itu belum juga kembali ke ruangan.

"Apa pertemuannya memang selama ini?" Dia kembali menghempaskan pantatnya ke atas kursi. "Tapi, kenapa aku jadi uring-uringan gini sih?" Dia mengusap wajah dengan kasar. Entah apa yang sedang terjadi, yang pasti hatinya merasa sangat tidak nyaman.

Biasanya, setiap dikantor dia akan adu mulut atau pun merasa kesal pada Arion. Apalagi dengan semua perintah dari laki-laki itu, yang selalu sukses untuk membuatnya naik darah.

Namun, sekarang semuanya terasa hampa. Padahal baru sehari saja Arion tidak berbicara dengannya.

"Baiklah, terserah dia mau melakukan apa!" Zeva akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartemen tanpa menunggu Arion, percuma juga dia tetap di sana saat semua pekerjaan sudah selesai.

Namun, saat akan memanggil taksi. Zeva melihat mobil Arion masuk ke dalam kawasan perusahaan, dan langsung memutar tubuh untuk menemui laki-laki itu.

"Ar-" panggilan Zeva terhenti saat melihat seorang wanita keluar dari mobil itu, bersamaan dengan Arion dan juga Haris.

Arion yang sadar akan keberadaan Zeva sengaja merapatkan tubuhnya ke tubuh Lusi. Ya, wanita itulah yang saat ini sedang bersamanya. "Bagaimana kalau kita makan malam bersama?"

Lusi terlonjak kaget saat mendengar ucapan Arion, sementara Haris hampir tersedak dengan salivenya sendiri karena tidak menyangka kala Arion akan mengatakan hal seperti itu.

"A-apa Tuan mengajak saya?" tanya Lusi dengan tidak percaya.

"Tentu saja." Arion melirik ke arah Zeva yang masih melihat ke arahnya dengan tajam.

Haris mengikuti arah pandang Arion, dan dia baru paham kalau laki-laki itu hanya ingin memanas-manasi Zeva yang ternyata ada di tempat itu.

"Ba-baik, Tuan. Saya bersedia." Lusi tersenyum dengan sangat lebar, dan senyumnya itu berhasil membuat tubuh Zeva bergerak untuk mendekat.

"Haris, siapkan makan-"

"Arion!"

Ucapan Arion terpaksa berhenti saat Zeva memanggil namanya, membuat semua orang melihat ke arah wanita itu.

"Arion, kau baru sampai?" tanya Zeva, dia berusaha untuk tidak memperdulikan kemarahan laki-laki itu.

"Hem." Arion berdehem saja untuk menanggapi ucapannya.

"Aku sudah menunggumu, ayo kita pulang!"

Entah setan apa yang saat ini sedang merasuki tubuh Zeva, hingga dia memeluk lengan Arion dan membawa laki-laki itu masuk ke dalam mobil.

Arion mematung dengan apa yang Zeva lakukan. Sangking terkejutnya, dia sampai tidak bisa mengendalikan diri dan hanya mengikuti apa yang wanita itu lakukan.

Sementara itu, Lusi menatap Zeva dengan penuh tanda tanya. Bagaimana tidak, wanita itu tiba-tiba datang dan langsung membawa Arion seperti itu.

"Tuan!"

Arion kembali mendapatkan kesadaran saat mendengar suara Lusi, dengan cepat dia menarik tangannya dari pelukan Zeva. "Maaf, istriku. Malam ini aku ada acara makan malam bersamanya." Dia sengaja menekan suaranya pada saat menyebut kata istriku.

Zeva mengerutkan kening saat mendengar ucapan Arion, sementara laki-laki itu sudah masuk ke dalam perusahaan bersama dengan Lusi.

"Nona, Anda baik-baik saja?"

Zeva tersadar dan langsung melihat ke arah Haris. "A-aku baik-baik saja. Kalau gitu aku pergi dulu." Dia langsung berbalik dan kembali berjalan ke jalan raya.

"Apa yang terjadi denganku, kenapa hatiku terasa sangat sakit?"

Tbc.

1
Faridah
ikut terharu
Faridah
ruwet
Faridah
kapokk
Faridah
hayooooo kamu ketahuan
Faridah
wah ....selingkuh
Faridah
hadehhhh mengobarkan api ni
Faridah
bahaya mengintai
Faridah
waduh
Faridah
hahahaha....
Faridah
bertahap
Surya Handayani Almaida
Biasa
Galaklagak
ceritanya sangat menarik...gaya bahasa tidak kaku.. ditunggu karya yg lain Thor ♥️♥️
Faridah
😩
Wijaya Ronny
Luar biasa
Qaisaa Nazarudin
Nah kan sadar tuh kalian semua..
MakBarudakh
Novel ino bagus
Sayang belum banyak peminat (diliht dr jumlah likers nya lo yaaa..)
Walau tokoh perempuannya di awal bikin Mak gereget, jengkel, dan kesel dg tingkahnya

Terimakasih atas karyamu yg menghibur ya Thor
Semoga makin bamyak yg minat utk baca karya2mu thor
Dan sukses selalu ya
MakBarudakh
Ya...kamu pasti merasa di titik terendah Ze

Disatu sisi kasian, di sisi lain kamu bebal Ze..
MakBarudakh
Naaahhh akhirnya salah paham semua
MakBarudakh
Llaaaahh situ sadar juga ya Ze..
MakBarudakh
Yaa kl masih ad rasa tertohok, syukurlah...berarti Ze kamu itu msh war4s 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!