Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Dan benar saja, Nadzira memberikan sesuatu yang sangat sepesial untuk Kevin , agar santri baru nya itu tidak bertindak kurang ajar lagi pada dirinya. Sesuatu yang mungkin akan membuat pemuda itu jerah dan tidak akan pernah berani menggombali nya lagi . CK, tidak tau saja pemuda itu siapa Nadzira . Kalau para santri pasti mencari aman , tidak mau berurusan dengan Ustadzah cantik itu. Ya walaupun cantik, tapi Nadzira itu galak, dan para santri yang berniat mengagumi gadis itu secara terang-terangan pasti akan kicep duluan .
Nadzira menyuruh Kevin mengumpulkan sampah dedaunan kering di sana , sambil membaca kan surat-surat pendek . Ya tidak di sangka , sosok tengil itu rupanya sangat fasih dalam melafalkan surat-surat pendek itu.
Nadzira tidak menyangka jika sosok pemuda itu bisa melafalkan surat-surat pendek itu dengan lancar. Padahal dirinya berpikir sebelum nya , kalau pemuda itu pasti tidak akan bisa .
Kevin dengan semangat empat lima nya mengutip dedaunan kering yang ada di sebuah halaman yang lumayan luas . Keringat sudah menetes di kening nya , tapi tidak menyurutkan semangat nya itu . Apa lagi dirinya melakukan nya sambil di temani oleh Ustadzah cantik nya itu .
CK, hukuman ? Tidak seperti hukuman bagi Kevin . Kalau dulu di sekolah dirinya akan abai dengan hukuman dari guru nya , tapi sekarang malah Kevin ketagihan dengan hukuman yang di berikan oleh Ustadzah cantik nya itu .
Rasanya dirinya rela di hukum setiap hari jika seperti ini . Tidak ada rasa kapok sama sekali bagi dirinya . Dan Nadzira sudah salah , jika Kevin akan jera setelah ini . Malah dirinya akan mencari cara untuk mendekati gadis cantik itu .
"Itu yang di sana belum . Kamu mau saya tambah lagi ?" Cetus Nadzira sambil menunjuk sebuah dedaunan kering yang ada di sudut kanan Kevin.
Kevin tersenyum . "Iya iya Babe . Tenang aja , Abang Kevin pasti ambil kok . Jangan khawatir Babe ." Ucap Kevin sambil tersenyum lebar menampakkan gigi nya yang putih bersih itu .
Nadzira melengos ke samping nya , dengan geraman tertahan. Kesal rasanya, kenapa pemuda itu tidak ada jera nya sama sekali. Padahal dirinya sudah memberikan nya hukuman .
"Jangan berbicara omong kosong ! Cepat kerjakan , saya masih banyak keperluan penting. "
Kevin lagi , lagi tersenyum, tanpa marah sedikit pun ,Kevin langsung mengerjakan hukuman itu dengan cepat . Mulut nya masih sibuk membaca surat-surat pendek seperti yang di katakan oleh Nadzira tadi.
Beberapa menit kemudian ...
"Udah sana masuk ke kelas ! Pokok nya jangan membuat ulah lagi, kalau tidak saya akan memberikan hukuman lebih dari pada ini . " Ucap Nadzira pada Kevin .
Kevin mengangguk saja , toh di dalam kepala nya sudah menyusun beberapa rencana yang luar biasa , agar dirinya bisa melihat wajah cantik itu setiap waktu nya.
"Iya ustadzah cantik , kalau begitu aku permisi dulu ya. Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam . " Sahut Nadzira , lalu menghembuskan nafas nya lega saat sudah melihat punggung lebar yang di lapisi seragam santri itu menjauh pergi .
Nadzira lalu melangkah kan kaki nya menuju ke kantor, tujuan nya ruangan sang tunangan , diri nya ingin memberikan kotak bekal itu kepada ustadz Malik ..
Sesampainya di sana , Nadzira langsung tersenyum saat melihat sang tunangan sedang sibuk dengan laptop yang ada di hadapannya , karena di sana bukan hanya dirinya saja, jadi tidak ada salah nya dirinya menghampiri ustadz Malik .
"Assalamualaikum ustadz "
"Wa'alaikum salam " sahut ustadz Malik , lalu mendongak menatap sekilas Nadzira, lalu kembali lagi menoleh ke samping nya .
"Ya ? Ada apa Zira ?" Tanya ustadz Malik .
Nadzira meletakkan kotak bekal yang di bawa nya tadi ke atas meja ustadz Malik , "ini Zira buatkan makan siang untuk ustadz. Semoga ustadz suka . " Ucap Nadzira . Jantung nya berdebar tidak karuan saat ini, sungguh berbicara dengan tunangan nya itu saja , membuat Nadzira tidak tahan berlama-lama .
Ustadz Malik tersenyum, mata nya menatap lekat kotak bekal yang berwarna biru muda itu . "Terimakasih , insyaallah nanti saya akan memakan nya. "
Semburat merah hadir di kedua pipi gadis cantik itu, Nadzira sampai menundukkan kepala nya , takut kalau ustadz Malik melihat rona merah di pipi nya .
Namun sial , rupanya bukan ustadz Malik yang melihat nya , melainkan ustadzah Rani yang melewati kedua nya .
"Ya ampun, Zira , pipi kamu kok merah ?" Ucap ustadzah Rani , nada nya terdengar menggoda membuat Nadzira menghela nafas nya dengan kasar .
Terlebih saat ustadz Malik langsung melirik ke arah pipi Nadzira . Semakin malu dirinya.
"Cey cey , sabar Zira , sebentar lagi halal kok ."
Nadzira langsung berjalan ke arah meja nya , malu sekali rasanya , apa lagi beberapa ustadzah sudah menggodai dirinya . CK, rasanya ingin menenggelamkan dirinya di dasar lautan saja .
Sementara ustadz Malik, langsung menghela nafas nya dengan kasar .
•
Di dalam kelas nya ...
"Darimana saja kamu Kevin ?" Tanya Rahul saat melihat Kevin baru saja memasuki kelas mereka . Dan beruntung Rahul satu kelas dengan Kevin .
Kevin masih saja tersenyum lebar , masih membayangkan wajah galak tadi yang menurut Kevin bertambah sangat cantik jika ustadzah nya seperti itu.
"Habis ketemu bidadari, terus dapat hadiah sepesial . " Sahut Kevin , duduk di samping Rahul . Beruntung, karena dirinya langsung duduk di samping Rahul . Banyak teman santri yang lainnya pada melihat ke arah Kevin , mereka bingung siapa santri baru yang baru saja masuk ke dalam kelas dan langsung duduk di samping Rahul .
Rahul mendengus mendengar nya. "CK , di sini enggak ada bidadari cantik ya Kevin . Asrama putri ada di sebelah gedung. " Cetus Rahul .
"Gue enggak bohong. Barusan aja gue jumpa . CK, kalau enggak percaya , nanti jam istirahat gue bakalan kasih tau Lo . " Sahut Kevin santai.
Rahul menggeleng. "Kevin , kalau kita pergi ke asrama putri , bisa kena hukuman sama ustadzah nanti. Aku enggak mau ah . Yang kemarin saja belum siap hukuman ku . Untung aja , ustadzah Zira pergi kemarin , kalau enggak udah kena hukuman berat aku sampai lupa hafalan hadis nya. " Sahut Rahul .
Kevin menggeleng , "gue enggak bakalan ajakin Lo keluar dari pondok pesantren ini. CK, lagian siapa sih yang mau ke gedung sebelah , orang bidadari nya ada di sini kok . "
Kening Rahul berlipat mendengar nya , bener-bener diri nya enggak faham . "Siapa ?"
Kevin tersenyum lebar . "Ada deh !! Nanti gue tunjukkin sama Lo ..."
Rahul menghela nafas nya dengan kasar mendengar jawaban dari Kevin itu .
•
Jam istirahat ...
Benar , Kevin langsung membawa Rahul menuju ke tujuan nya . Rahul sampai terseok-seok saat dirinya di tarik saja oleh Kevin.
"Kita mau kemana Kevin ? Kamu jangan aneh-aneh ya ?"
Kevin mengabaikan perkataan Rahul, dirinya fokus menatap gadis cantik yang sedang berdiri di depan kantor sambil bermain ponsel nya.
Tiba tidak jauh dari gadis itu ...
"Assalamualaikum cantik ... Mau ke kantin bareng ?"
"Eh " Nadzira terkejut mendengar suara itu, Nadzira langsung menoleh ke belakang , dan betapa kaget nya dirinya melihat santri nya yang tadi , terlebih santri nya itu tersenyum lebar ke arah nya.
Sedangkan Rahul , sudah membelalak kan mata nya , sambil membekap mulut nya syok .