Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Temani Wanita
"Ehemmm.... Pak Zai" panggil Juli yang langsung menyadarkan Zai dari lamunan nya.
Zai langsung melepaskan jabatan tangan nya. "Maaf bu Juli, saya terpesona dengan kecantikan anda" ucap nya jujur..
Mendengar kata sederhana itu. Wajah Juli langsung memerah. Sudah lama tidak ada yang menggombal untuk nya seperti ini. Semenjak kematian suami nya lima tahun yang lalu. Bahkan dia sempat lupa dengan kalimat romantis..
"Jangan menyanjungku. Kita disini bukan untuk urusan merayu. Tapi untuk urusan bisnis" ucap nya kembali dengan wajah dingin.
Tapi tanpa senyum pun wajah itu tetap cantik. Karna yang memang terlahir cantik tidak perlu memoles dengan skin care untuk tampil cantik..
Juli langsung mengeluarkan berkas yang perlu di tanda tangani oleh Zai lalu dia menginstruksikan di mana harus menanda tangani.
"Semua nya akan ku serahkan kepada mu saja Bu Juli, aku hanya akan menerima deviden nya saja" ucap Zai. Karna memang dia belum mengerti tentang hal saham.
Setelah menyelesaikan serah terima mereka pun berpisah.
Zai mengeluarkan ponsel nya dan mencari nomor Aisya lalu dia memanggil nya. Setelah terdengar dering dua kali telpon tersambung,
"Hallo... Zai" suara dari seberang sana.
"Ai.. apakah sudah selesai?"
"Ini baru selesai, kamu dimana sekarang" tanya Aisya yang sudah keluar dari ruang pemeriksaan.
"Aku menunggu mu di depan pintu keluar" sahut Zai.
Beberapa waktu disana menunggu Aisya dan Juga nenek Sofia terlihat. Dan sesuatu melayang kepada nya. "Tangkap.." ucap Aisya yang ternyata melempar kunci mobil nya. "Kamu bisa nyetir kan? tanya Aisya
Zai mengangguk dan dia memencet tombol yang ada di kunci. Terdengar sebuah mobil berwarna putih berbunyi.
Zai mendekat dan membuka pintu mobil belakang untuk nenek Sofia. Lalu bertanya "kita akan kemana?"
"Kerumah ku saja" sahut Aisya lalu dia memberitahukan alamat nya yang ternyata berada di komplek Pesona moderen.
"Sistem tampilkan GPS ke arah Pesona Moderen"
Tampilan layar biru langsung menampilkan peta lokasi ke arah tujuan..
Beberapa menit berlalu mereka pun sampai pada tempat tujuan.
"Silahkan masuk... anggap saja rumah sendiri" ucap nenek Sofia sambil tersenyum cerah karna mengira cucu satu- satu nya mungkin sedang jatuh cinta kepada pemuda ini.
"Oke Nek.. Tapi kalau aku gadaikan boleh Ga?" Sahut Zai sambil terkekeh. Membuat Nenek Sofia tersenyum masam....
Makan malam terlaksana tanpa kejadian yang membagong kan,
Pesona moderen. Perumahan nomor 2 dan di depan pagar rumah. Dua insan yang di sinari rembulan sedang saling berhadapan.
"Terima kasih atas makan malam nya. Aku akan pulang dulu" ucap Zai membuka pembicaraan.
"Aku yang harus nya berterima kasih kepada mu, kenapa tidak ingin di antar? apa tidak apa pulang sendiri sudah malam begini?"
"Jangan di pikirkan, aku ini lelaki jadi tenang saja, tidak akan ada wanita yang menculik ku kok" sahut nya lalu berbalik mengayun kan kaki nya.
Beberapa langkah Zai berjalan. Suara langkah berlari terdengar di belakang, Zai pun menoleh karna penasaran. Cup... sebuah kecupan mendarat pas di pipi sebelah kanan Zai. Aisya langsung memutar badan dan berlari meninggalkan Zai yang mematung disana.
"Apa maksud nya mencium ku, apa kah ini pertanda sayang?" Hati nya berdegup kencang.
Ini adalah kali pertama nya Zai dicium oleh wanita selain ibu nya.
Sambil berjalan Zai masih saja terbayang akan ciuman kejutan itu. "Sudah malam, pulang ke Sky Paviliun terlalu malas, apakah aku cari hotel saja ya" beberapa langkah berjalan dia teringat akan hadiah sistem. "Kalau tidak salah aku punya hadiah rumah di sekitar sini, sistem tunjuk kan padaku dimana rumah yang baru kudapatkan!"
(Ding.... Rumah terdeteksi, rumah berada di samping kanan Tuan, dan kunci rumah berada di inventori)
Zai langsung menoleh ke kanan dan disana dia melihat satpam penjaga. Karna Rumah nomor satu adalah rumah terbaik di komplek itu jadi pasti ada satpam nya.
"Selamat malam Pak, ada yang bisa saya bantu" ucap satpam itu.
"Hemmm..." satpam ini ramah juga batin nya. Zai tersenyum melihat nya lalu dia mengeluarkan sertifikat rumah dan kunci rumah yang bertulis kan Nomor satu kemudian dia berikan ke satpam. "Aku ingin memeriksa rumah ku" ucap nya.
Satpam mengambil berkas itu lalu melihat nya sebentar untuk memastikan kebenaran nya dan dia mengambil buku catatan yang ada di pos nya "Silahkan tuan muda. Berkas ini cocok dengan catatan yang ada pada saya." Ucap nya lalu membuka lebar gerbang itu.
"Kau hanya sendiri" tanya Zai lagi sebelum meninggalkan nya.
"Saya berdua Tuan Muda, tapi satu nya lagi buang air kecil" sahut nya dengan ramah
"Baik lah, Aku tinggal dulu" lalu dia memberikan lima lembar uang berwarna merah. "Bagilah dengan teman mu" kata nya lagi.
Di dalam rumah. Zai langsung mencari kamar, lalu dia mandi dan berganti pakaian.
Dreeeeet... ponsel di atas meja bergetar lalu dia melihat siapa yang menelpon nya.
"Hallo... ada apa? Apa kau merindukan ku" canda Zai kepada Aisya yang kini berada di seberang sana.
"Jangan terlalu pede lah jadi orang" sahut nya agak ketus karna niat nya ketahuan oleh Zai "apa kau sudah sampai rumah?" Tanya Aisya kembali setelah diam sebentar.
"Iyaa nih. Aku di sebelah rumah mu loh.. ternyata perumahan Nomor satu di komplek ini punya paman dari paman nya paman ku"
"Kenapa bisa kebetulan. Aku boleh ga kesana?" Aisya sambil ketawa bercanda Namun di tanggapin serius oleh Zai.
"Boleh. Aku juga sendirian. Ga ada temen di rumah sebesar ini" ucap nya jujur
Ting- tong bell berbunyi dengan cepat. "Bukain pintu Dong" ucap nya di telpon
Zai langsung berlari keluar dari kamar nya menuju pintu utama. Disana dia melihat gadis yang sangat menawan. Memakai baju tidur panjang tapi dengan celana yang pendek dan ketat. Menampilkan sesuatu yang indah di bawah sana.
Zai meneguk ludah nya sedikit. Lalu berkata "silahkan masuk tuan putri" ucap nya lalu membawa Aisya ke ruang tamu...
Sedang kan diluar dua orang satpam hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat sepasang insan akan bermain kuda..
"Tuan muda kita itu sangat beruntung mendapatkan primadona komplek ini"
"Yaa kau benar sekali, aku sering melihat banyak lelaki yang berkunjung kerumah nya membawa hadiah, tapi seperti nya semua di tolak. Namun ini baru pertama kali melihat dia mendatangi lelaki. Tengah begini lagi"
"Tak usah kau pikirkan, lebih baik kita pesan makanan yang banyak dan kita harus menjaga keamanan mereka saat berkudaan" jawab teman nya lagi yang langsung membuka aplikasi ABANG-JEK dan mencari makanan yang agak mahal..
madina. sdh kena bobol. tinggal lina aja.sdh 7 cewek. pas buat 1 minggu gj berhenti. yunita buat cadangan aja ya
yg btl aja si author ini sk nya bobol mem bobol gwg ha.. ha. ha. .