Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Lelang Dimulai
Waktu tak terasa terus berlalu, sekarang adalah hari yang Zhou Fan nantikan sejak 3 hari yang lalu, hari ini paviliun obat akan mengadakan pelelangan tahunan yang rutin diadakan dari 10 tahun yang lalu.
Semua orang mulai dari perwakilan klan besar, perwakilan klan kecil, kultivator bebas, bahkan orang biasa yang sengaja datang untuk melihat kemeriahan pelelangan akbar yang diadakan setahun sekali itu.
Zhou Fan berjalan memasuki gedung utama paviliun obat, saat kakinya baru selangkah memasuki pintu gedung, Long Jiu menyambutnya dengan ramah.
"Pagi tuan muda, Ketua Chen sudah menunngu anda diruangannya." Long Jiu memberitahu Zhou fan agar segera menemui Ketua Chen Quan.
Zhou Fan hanya mengangguk mendengar sapaan Long Jiu, dia berjalan melewati Long Jiu.
"Masih sama, kan?" ucap Zhou Fan saat sudah melewati Long Jiu.
"Ya tuan muda, ruangan yang sama." Long Jiu mengerti apa yang dimaksud Zhou Fan 'masih sama', dia segera menjawab saat Zhou Fan bertanya.
Semua orang yang datang pada saat Zhou Fan menyerahkan barang lelang nya pasti mengenali Zhou Fan saat ini, bukan hanya karena Zhou Fan yang mengenakan jubah dan juga tudung yang ia pakai sebelumnya, juga karena perbincangannya dengan Ketua Chen, yang bahkan membuat Ketua Chen harus berkata dengan ramah kepada Zhou Fan.
Zhou Fan berjalan menyusuri lorong dengan santai, dia berhenti saat menemukan sebuah pintu yang tidak asing, yang tidak lain adalah pintu ruangan Ketua Chen Quan.
Zhou Fan mengetuk pintu ruangan itu, sampai mendengar suara pintu terbuka dengan menampakkan pria tua yang terlihat kelelahan.
"Ketua Chen terlihat sibuk," ucap Zhou Fan setelah melihat tumpukan berkas yang ada di meja kerja Ketua Chen.
Ketua Chen yang mendengar ucapan Zhou Fan hanya tersenyum kecut.
"Seperti yang dapat tuan muda lihat, pekerjaanku sangat banyak, apalagi sebentar lagi lelang tahunan akan dimulai, sebagai Ketua tentu tidak bisa bersantai saja melihat banyaknya pekerjaan." Ketua Chen berkata sambil mengangkat kedua bahunya.
Ketua Chen memang sedang sibuk mengurusi berkas yang berhubungan dengan barang yang akan dilelang.
"Apakah sebaiknya kita mencari waktu lain saja." Zhou Fan merasa tidak enak mengganggu pekerjaan Ketua Chen.
Ketua Chen menghentikan Zhou Fan saat pemuda itu akan berbalik pergi.
"Tunggu tuan muda Su, kami sudah membicarakannya, silahkan tuan muda masuk, tidak enak mengobrol sambil berdiri." Ketua Chen baru sadar, bahwa masih di luar ruangan, dia merasa tidak enak dengan Zhou Fan dan menyuruhnya masuk.
Tanpa berkata Zhou Fan mengikuti permintaan Ketua Chen, Zhou Fan duduk di kursi yang berhadapan dengan tempat duduk Ketua Chen.
"Bagaimana keputusannya." Zhou Fan adalah sosok yang tidak suka bertele tele, dia langsung mengungkapkan tujuannya kesini.
"Maaf, kami tidak bisa memenuhi keinginan tuan muda, tapi jika tuan muda memiliki sesuatu yang dapat menarik perhatian para tetua, tentu kami akan mempertimbangkannya." Ketua Chen berkata dengan menyesal.
Mendengar syarat Ketua Chen mata Zhou Fan bersinar.
"Sudah kuduga, hehe.." Zhou Fan membatin senang.
Memang Zhou Fan sudah menduga akan seperti ini, Zhou Fan juga sudah menyiapkan barang apa yang akan ia jadikan pertukaran.
"Ketua Chen tenang saja, mengenai masalah itu aku sudah mempersiapkannya," ucap Zhou Fan tenang.
Melihat ketenangan pemuda dihadapannya itu, Ketua Chen sedikit penasaran dengan barang yang akan dikeluarkan Zhou Fan untuk meyakinkan tetua paviliun obat.
"Kalau boleh tau, barang seperti apa yang akan tuan muda tunjukkan ?" Ketua Chen bertanya kepada Zhou Fan.
Saat akan menjawab, ucapan Zhou Fan terhenti mendengar suara pintu terbuka, Zhou Fan dan juga Ketua Chen menoleh ke arah pintu dan menemukan Long Jiu yang datang sambil membawa nampan yang berisi 2 cangkir teh.
"Silahkan tuan muda..." Ketua Chen mempersilahkan Zhou Fan untuk menikmati tehnya.
"...." setelah dipersilahkan oleh Ketua Chen, Zhou Fan meminum tehnya, tapi sebelum itu dia menghirup kuat kuat aroma teh itu.
"Teh yang sangat nikmat...," ucap Zhou Fan setelah menghabiskan tehnya.
"Ini adalah teh dari kota Mawar, memang memiliki aroma yang menenangkan dan juga rasa yang sangat nikmat, teh ini merupakan teh terbaik." Ketua Chen menjelaskan dengan bangga
"Memang pantas disebut teh terbaik." Zhou Fan menyetujui ucapan Ketua Chen.
"Kalau tuan muda menginginkannya, saya bisa memberikan beberapa kepada tuan muda," tawar Ketua Chen.
"Maaf merepotkan Ketua Chen." Zhou Fan merasa tidak enak dengan Ketua Chen, tapi dia tidak berkata menolak tawaran Ketua Chen.
"Tidak sama sekali, anggap saja hadiah teman," ucap Ketua Chen sambil tersenyum.
Ketua Chen memang berniat menjalin hubungan yang baik dengan Zhou Fan dan niatnya berjalan dengan baik.
"Oh iya, tentang barang yang akan tuan muda tunjukan..." ucap Ketua Chen setelah mengingat tentang persyaratannya kepada Zhou Fan.
"Aku rasa nanti saja setelah pelelangan, biarkan para tetua melihatnya secara langsung." Zhou Fan ingin melihat reaksi para tetua itu setelah melihat apa yang ia jadikan barang pertukaran.
Ketua Chen hanya mengangguk mendengar ucapan pemuda dihadapannya, ia juga sempat memiliki pemikiran seperti itu, tapi ia urungkan khawatir Zhou Fan tidak setuju, sementara dia sudah sangat penasaran dengan barang yang akan Zhou Fan tunjukan.
****
Zhou Fan memasuki sebuah gedung yang bersebelahan dengan gedung yang baru ia masuki, gedung ini tidak sebesar gedung yang pertama Zhou Fan masuki, tapi gedung ini tidak bisa dikatakan kecil, terdiri dengan 4 lantai dan lebar sekitar 10 meter, gedung itu tidak lain adalah gedung yang akan menjadi tempat di adakannya lelang tahunan.
Sama seperti saat memasuki gedung utama paviliun obat, Zhou Fan disambut oleh penjaga yang bertugas memandu pengunjung, Zhou Fan mengeluarkan tanda peserta lelang saat petugas itu bertanya karena ingin menunjukan tempat yang sesuai dengan kriterianya.
wanita muda yang menjadi pemandu itu terkejut saat mengenali tanda peserta Zhou Fan, dia yang tidak mengetahui tentang hal tersebut mengerutkan keningnya saat melihat keterkejutan wanita muda dihadapannya.
Setelah mengatur nafasnya, wanita muda itu memberitahu Zhou Fan tempatnya, wanita muda itu menuntun Zhou Fan menaiki lantai 4 yang dikhususkan untuk tamu yang memiliki pengaruh besar di kota batu hitam, seperti perwakilan tiga klan besar.
Wanita muda itu berpikir bahwa Zhou Fan bukanlah salah satu dari tiga klan besar, jadi dia berpikir Zhou Fan adalah seorang kultivator yang disegani, karena selain perwakilan tiga klan besar yang mempunyai hak untuk memasuki lantai ke 4 hanya orang yang memiliki kultivasi yang tinggi.
Dia juga berpikir Zhou Fan merupakan tokoh tua, dia tidak dapat melihat wajah Zhou Fan karena pemuda itu memakai jubah dan juga tudungnya.
Zhou Fan berubah menyadari keistimewaan tanda peserta yang diberikan oleh Ketua Chen, awalnya Zhou Fan menolak saat Ketua Chen memberinya tanda peserta, tapi Ketua Chen mengatakan tanda peserta lelang yang ia berikan berbeda dengan yang ia punya.
Zhou Fan mendapatkan tanda peserta pertamanya saat Zhou Fan baru pertama kali mendengar akan diadakannya lelang, saat itu Zhou Fan langsung mencari tanda peserta lelang karena mendengar seseorang mengatakan tidak boleh mengikuti lelang jika tidak memiliki tanda peserta lelang.
Zhou Fan berkultivasi sambil menunggu lelang dimulai, Zhou Fan menyudahi kultivasinya saat mendengar sorakan peserta lelang lainnya.
Zhou Fan membuka matanya, dan melihat ke arah panggung, dia dapat melihat Ketua Chen sedang melakukan sambutan.
Seorang wanita muda berjalan menaiki panggung beberapa saat setelah Ketua Chen turun, semua orang disana mengetahui nama wanita muda itu adalah Hui Sa, yang merupakan murid dari Ketua Chen.
"Selamat Siang semuanya, saya akan mewakili paviliun obat untuk memandu jalannya lelang tahun ini, mohon bantuanya.." Hui Sa mengakhiri ucapannya, dan disambut oleh antusiasme peserta lelang.
"Silahkan bawa kemari barang pertamanya." Hui Sa meminta pelayan untuk mengeluarkan barang pertama.
"...."
Dan itu pasti putri tuan kota, awalnya aja marah2 tapi cuma modus untuk menutupi rasa malu ngintip cowo mandi ... SIAPA YG CABUL...???