Hari itu adalah hari yang cerah tapi mendung, dengan matahari yang bersinar di antara awan. Pagi itu embun dingin panas menempel di daun-daun hijau. Hani dari kejauhan melepaskan kepergian saudara laki-lakinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Hani dianggap gadis pembawa sial oleh keluarganya. Pria yang dekat dengan Hani, akan mati. Sepupu dan Kakak kandungnya adalah korbannya.
Apakah Hani adalah gadis pembawa sial?
Mengapa setiap pria yang dekat dengannya selalu saja dekat dengan kematian?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Kuburan
"SETAAAAAAANNNNN!"
Penumpang bus panik. Sopir bus berniat kabur tapi dengan sendirinya pintu bus tertutup rapat. Bus melaju dengan sendirinya. Setan itu berdiri di tengah bus, dia tersenyum menatap Zavian dan perlahan menghilang.
Penumpang yang tadinya ketakutan melihat setan, kini duduk dengan tenang. Tidak terdengar lagi suara tangisan anak-anak kecil. Makian Bapak-bapak kepada sopir bus. Sopir bus juga terlihat sangat tenang menjalankan bus.
Bus melewati jalan yang agak gelap. Nyala mati lampu di dalam bus. Dan saat lampu bus nyala kembali, seketika Zavian menyadari keanehan di dalam bus. Zavian menatap penumpang satu persatu. Zavian menatap kaca spion di mana terlihat sangat jelas wajah sopir bus terlihat pucat, seperti tidak ada aliran darah yang mengalir di dalam tubuhnya.
Tidak berbeda halnya dengan wajah penumpang yang lainnya. Mereka semua duduk tegap, dengan ekspresi kosong tanpa berkedip menatap ke arah depan.
"Hani, Hani, bangun!" Zavian mengguncang pundak Hani.
"Hani, bangun!" kali ini Zavian mengguncang pundak Hani lebih kencang.
Hani mengerjap sambil memegang kepalanya. Hani memandangi penumpang yang ada di bangku sebelah Zavian. Mereka terlihat pucat. Hani menegakkan badannya, Hani menoleh ke arah belakang. Semua penumpang berwajah pucat dan apa yang terjadi, semua penumpang diam pandangan mereka kosong menatap lurus ke depan.
"Kak apa yang terjadi pada semua penumpang?" bisik Hani.
"Se ... setan. Tadi ada setan," jawab Zavian.
"Kak, coba liat di kaca jendela sebelah sana," Hani mengarahkan telunjuknya ke sebelah kanan Zavian.
Zavian mengikuti telunjuk Hani. Zavian bergidik langsung memalingkan wajahnya. Zavian dan Hani saling berpandangan. Zavian juga menunjuk ke arah kiri depan kaca jendela samping Hani. Hani melihat pantulan bayangan di jendela kaca.
Zavian mengambil ponsel dari saku celananya. Zavian mengirim pesan kepada temannya.
Hani benar-benar sial. Beberapa jam yang lalu baru saja bertemu Emran yang kesetanan. Sekarang Hani berada di tengah-tengah setan. Seluruh penghuni bus kecuali Zavian dan Hani adalah setan. Hani melihat dari pantulan kaca jendela bus, semua penumpang yang terlihat seperti manusia itu terbungkus kain kafan berbentuk pocong.
Ponsel Zavian berdering, Zavian membuka panggilan video dari temannya. Zavian mengarahkan kameranya ke penumpang bus dan juga sopir yang ada di depan bus. Teman Zavian mematikan panggilan.
"Hani, kita harus mencari cara agar bisa keluar dari bus ini," bisik Zavian.
Mereka berdua terus meminta perlindungan kepada Tuhan dengan membaca ayat-ayat suci dalam hati.
Tiba-tiba saja bus mereka melaju dengan kencang. Bus itu melewati apa saja yang ada di depannya. Tubuh Hani dan Zavian terombang ambing di dalam bus. Terdengar suara cekikikan dari arah belakang mereka.
Sopir bus dengan santainya menyalip mobil truk bermuatan berat di tikungan tajam tanpa memperdulikan kendaraan dari arah yang berlawanan. Zavian lagi-lagi melihat keanehan. Sisi kanan mobil truk dan sisi kiri bus bergesekan. Begitu juga dengan arah depan, bus mereka bertabrakan dengan mobil dari arah yang berlawanan. Tapi tidak terjadi kecelakaan.
Hani dan Zavian mencengkeram ujung kursi dan menginjak kuat lantai bus. Hawa dingin membuat keringat sebiji jagung bermunculan dari wajah tegang mereka. Jantung mereka naik turun seperti roller coaster.
Tercium bau karat dan sesuatu yang terbakar. Bau muntahan dan minyak kayu putih memenuhi bus. Tidak terdengar suara muntahan hanya baunya saja yang tercium. Hani semakin ketakutan ketika melihat tulisan di kaca jendela bus di sampingnya yang bertuliskan 'Kamu akan segera mati!' dengan tinta darah.
Perlahan bus melambat, bus berhenti di tempat peristirahatan dan persinggahan. Pocong-pocong itu menoleh ke arah Hani dan Zavian. Zavian melihat pintu bus terbuka. Zavian tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Zavian berdiri menarik Hani untuk keluar dari bus. Hani berlari bersama Zavian ke tempat peristirahatan. Di sana banyak bus, mobil dan motor berhenti untuk beristirahat. Dengan napas tersengal mereka duduk di warung makan yang padat pengunjung. Mereka mencari tumpangan ke Kota B.
Pemilik warung makan melihat Hani dan Zavian yang memucat. Dia bertanya bagaimana mereka sampai ke tempat ini. Zavian menjawab mereka datang menggunakan bus. Karena terjadi sesuatu pada bus, mereka memutuskan mencari tumpangan lain untuk pergi ke Kota B.
"Kami ingin pulang ke Kota B, apakah ada travel kosong di sini?" tanya Zavian.
"Kenapa gak naik bus yang kalian tumpangi tadi?" tanya pemilik warung makan.
"Kami takut. Karena itu ... bus setan," jawab Zavian.
"Ha, ha, ha. Coba perhatikan, mereka semua juga setan," Pemilik warung makan berubah wujud. Wajahnya hancur, tangan dan kakinya patah, dia menyeringai menatap Zavian dan Hani.
Tempat persinggahan yang semula terdapat banyak warung makan dan mini market, kini menghilang. Tempat itu berubah menjadi kuburan di mana di atasnya terdapat banyak batu nisan.
Zavian dan Hani menatap semua pengunjung rumah makan yang kini melotot ke arah mereka berdua. Pengunjung itu semua berubah wujud menjadi berbagai macam setan. Hani dan Zavian mundur perlahan. Sasaran mereka adalah Hani. Mereka mengejar Hani. Zavian berusaha melindungi Hani.
Zavian melawan para setan dengan ilmu bela diri. Zavian menendang, memukul mereka. Tapi seberapa kuat Zavian tidak akan sanggup menghadapi puluhan bahkan ratusan setan yang ada di tempat itu. Lawan dia adalah setan, Zavian angkat tangan.
Sosok hitam berhasil merebut Hani dari perlindungan Zavian. Hani diikatnya di bawah pohon besar di tengah kuburan. Hani melihat Zavian yang dicengkeram sosok hitam itu.
"Kamu meninggalkan ku demi Pria ini?" sosok itu tajam lekat menyorot Hani.
"Siapa kamu? Lepaskan dia!" teriak Hani.
"Aku ini kekasihmu! Kekasihmu!"
"Apa kamu Emran?" Hani memandangi sosok hitam itu.
Sosok hitam itu menampakkan wajahnya. Dia menoleh ke arah Hani. Hani tidak mengenalinya.
"Sekarang juga Pria ini akan mati!"
Sosok itu mencengkeram batang leher Zavian. Zavian melawan dengan menendang anggota tubuhnya. Tapi tendangannya hanya bisa menembus tubuh sosok hitam itu. Zavian bukanlah seseorang yang religi. Dia tidak mengerti bagaimana caranya terbebas dari cekikan setan.
Tubuh Zavian terangkat melayang ke udara. Napasnya tercekat, matanya melotot, kelereng hitam dari bola matanya menjadi putih. Zavian kali ini benar-benar pasrah. Inilah hari terakhir hidupnya, mati di tangan setan.
"Hentikaaaaaaaan! Cukup setan! Lepaskan dia!" teriak Hani.
"Apa kamu menyukainya! Temui dia di alam baka!"
Sosok itu melempar tubuh Zavian ke arah Hani. Zavian tersungkur terkulai lemah. Tangannya meraba-raba lehernya yang memerah akibat dicekik setan. Zavian berusaha bertahan untuk menyelamatkan Hani. Zavian tidak sanggup lagi menahan sakit, Zavian tidak sadarkan diri.
"Sekarang giliran kamu yang akan ku kirim ke alam baka!" sosok itu dengan tangannya yang panjang mencengkeram leher Hani. Hal sama yang dilakukannya pada Zavian.
"AAAGGGGGHHH!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...