Rin yang terpaksa harus merubah penampilannya saat berada disekolah barunya sebagai siswa pindahan, dikarenakan sebuah kejadian yang membuatnya tak sadarkan diri dan dirawat dirumah sakit.
Disekolah baru ini, Rin harus mengalami drama sekolah bersama primadona kelasnya serta dengan adik kelasnya. Serta rahasia dari sekolah barunya, bersama dengan identitasnya yang ingin diketahui teman-teman sekelasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan Dari Kepala Sekolah 2
Bel istirahat telah lama berbunyi, siswa-siswi berhamburan keluar kelas mereka masing-masing walaupun ada yang tetap tinggal di dalam kelas, perpusatakaan, taman sekolah dan kantin telah diisi oleh siswa-siswi Akademi Roswaal.
"Kamu mau makan apa Nir?" tanya Aini teman sekelas Nirmala ketika mereka tiba di kantin sekolah.
"Aku mau beli roti aja." tutur Nirmala
Belum sempat Nirmala membeli roti, suara dari pengeras suara terdengar.
"Kepada siswi yang bernama Nirmala Putrie dari kelas 1-4 segera untuk menghadap ke ruang kepala sekolah. Terima kasih." suara Luna menghilang saat pengumuman itu berakhir.
"Kamu ada buat masalah apa Nir? Tadi kakak kelas yang dipanggil ke ruangan kepala sekolah, dan sekarang kamu." tanya Aini ke Nirmala tentang pengumuman itu.
"Aku nggak tahu Ni." jawab Nirmala bingung. "Aku kesana ya, oh ya tolong rotinya kamu beliin ya (memberikan Aini uang rotinya), kalau aku lama kembalinya, rotinya kamu makan aja." Nirmala segera meninggalkan temannya yang sedang mengantri itu ke ruang kepala sekolah.
Nirmala segera mempercepat langkahnya, untuk beberapa saat dia terus terpikir kenapa dia dipanggil ke ruang kepala, apa ada hubungannya dengan kak Karin dan kak Rin yang tadi mereka di panggil juga. Nirmala melangkah dengan perasaan bingung, hingga dia berdiri tepat di depan pintu ruang kepala sekolah.
Tok ... tok, "permisi" ujar Nirmala sambil membuka pintu ruang kepala.
Salman segera menyuruh Nirmala untuk mendekat dan duduk bersama mereka.
Nirmala berjalan mendekat, dilihatnya disana ada Karin yang tengah mengobrol dengan seorang wanita dan Rin yang duduk dengan terpejam. Nirmala duduk di sebelah Intan yang menyuruhnya untuk duduk di dekatnya.
"Maaf pak, kenapa saya di panggil ke sini?" tanya Nirmala yang bingung di campur penasaran.
"Kamu dipanggil kesini, berhubungan dengan mereka berdua." jawab Salman menunjuk ke arah Rin dan Karin.
Nirmala bingung dengan ucapan dari kepala sekolahnya itu. "Maksud Bapak bagaimana?" tanya Nirmala meminta penjelasan.
"Orang tua kamu sekarang ada dimana?" tanya Intan yang membuat Nirmala makin menjadi bingung.
Nirmala mencoba melirik ke arah Karin dan Rin, namun Rin masih duduk dengan matanya yang tertutup sedangkan Karin tengah memainkan ponselnya, seakan mereka tak perduli dengan situasi yang dirasakan oleh Nirmala
"Papa mungkin ada di kantor, kalau Mama ada dirumah biasanya, Nirmala kini tinggal di asrama, jadi nggak tahu keadaan rumah sekarang." jawab Nirmala atas pertanyaan Intan. "Memangnya ada apa tante"
"Bisa hubungi Papamu sekarang." pinta Salman agar Nirmala menghubungi Papanya.
Pertanyaan dari Nirmala dua kali tak dijawab. Nirmala akhirnya menghubungi Papanya, ketika tersambung Nirmala langsung memberikannya ke Salman.
Luna kembali lagi ke ruangannya Salman dengan membawa apa yang telah di perintahkan salman ke dirinya tadi. Dilihatnya Salman tengah menelpon seseorang, Karin sedang memainkan ponselnya, Nirmala telah ada diruangan ini namun hanya terdiam kebingungan, Intan hanya diam memperhatikan, dan Rin seakan-akan tengah tertidur.
Salman menyudahi panggilannya dan menyerahkan kembali ponsel itu ke Nirmala. Luna sudah ada di sana mendekati Rin dan mencoba untuk membangunkannya, sembari menggantungkan kacamata di hidungnya Rin.
Rin dan Karin penasaran dengan seseorang yang dibawa Luna, sedangkan Nirmala kembali bingung kenapa perawat sekolah datang dengan seseorang ke ruang kepala dan juga tampak begitu akrab dengan Rin.
Salman menyuruh dia, seseorang yang dibawa Luna, untuk mendekat ke dirinya.
"Saya perkenalkan, dia adalah Firia Argyle, dia nanti yang akan mengurus kalian." tutur Salman mengenalkan Firia Argyle kepada Rin, Karin dan Nirmala sebagai Maid mereka.
Karin dan Rin Hanya diam setelah Salman mengenalkan Firia ke mereka, tak ada komentar apapun dari mereka berdua, seperti tak ada hasrat untuk berbicara.
Namun beda halnya dengan Nirmala, dia bertanya untuk menghilangkan kebingungannya.
"Kalian disini, maksudnya kak Rin dan kak Karin kan pak?"
"Saya akan menjadi pelayannya kalian, tuan Rin, non Thea dan juga untuk non Nirmala nantinya, kalian panggil Fifi saja ke saya." tutur Firia menjelaskan ke Nirmala.
"Saya juga, kenapa?" Nirmala makin bingung tak tahu apa maksud dan artinya semua ini.
"Kalau itu nanti kamu akan tahunya, Luna yang saya pinta tadi sudah dibuat."
"Sudah pak, ini." Luna menyerahkan 3 lembar kertas yang berisi surat izin ke Salman.
Salman segera mengecek isinya, setelah dianggap nya cukup, Salman segera menandatangani surat itu dan di berikan cap kepala Sekolah, menandakan bahwa surat itu benar-benar bernilai penting. Kemudian Salman menyerahkan ke Rin, Karin dan Nirmala.
"Itu surat izin untuk kalian, sekarang kalian ambil barang kalian di kelas dan nanti pergi ke parkiran, tunggu disana." perintah Salman ke mereka bertiga.
Karin dan Rin segera meninggalkan ruangan kepala sekolah dan disusul Nirmala di belakangnya. Sedangkan yang lainnya mengambil barang mereka kemudian langsung pergi ke parkiran.
Kantin, taman sekolah dan koridor pun telah mulai sepi, bel masuk memang sudah berbunyi, guru-guru yang mengajar pada jam itu pun telah mengajar di kelas masing-masing.
Karin dan Rin telah sampai di depan kelasnya, pertengkaran kecil terjadi lagi dengan meraka berdua, keras kepala ingin masuk duluan di antaranya. Karin akhirnya memenangkan perdebatan itu dan dia segera masuk ke kelas.
Seluruh isi kelas 2-2, dibuat tercengang dengan seorang cowok yang menyusul Karin masuk dari belakang. Bisik-bisik di antara mereka tak bisa dihindarkan, 'cowok itu memakai seragam sekolah kita, kalau dia yang bertengkar dengan Karin tadi, mungkinkah'. Begitulah pikiran mereka ketika melihat Rin masuk ke kelas dengan penampilan yang berbeda, rambutnya yang acak-acakan memperlihatkan bentuk wajahnya secara utuh di hiasi dengan kacamata yang menggantung di hidungnya.
"Rin, ini beneran kamu?" Olive spontan bertanya ke Rin saat dia berada di depannya.
"Kalau iya kenapa memangnya?" ujar Rin ketus dan dengan sedikit nada sebal sambil berlalu menuju mejanya.
Anak kelas semua pandangannya hanya tertuju ke Rin dan Karin, terutama anak cewek yang terus memperhatikan Rin, cowok yang dari hari pertama kepindahannya hanya dianggap cupu kutu buku, ternyata di balik poni jatuhnya itu dia menyimpan wajah yang tampan.
Rin dan Karin tak menghiraukan pandangan teman-teman sekelas yang terus memperhatikan mereka berdua. Mereka berdua tak duduk di bangku mereka, karena hal itulah teman sekelasnya memperhatikan mereka. Rin dan Karin merapikan buku-buku mereka yang ada di meja ke dalam tas mereka, setelah itu mereka berdua menyandang tas mereka.
"Kalian mau kemana? Karin..."
Tania yang duduk di sebelah Karin menanyakan ketika mereka menyandang tas mereka. Namun tak ada tanggapan, mereka berdua hanya berlalu ke depan kelas.
"Ini patut untuk diselidiki." ujar Tomi yang mengikuti gaya Ardi, "ini bisa jadi bahan materi untuk klub surat kabar."
Rin dan Karin menyerahkan surat izin mereka ke guru yang mengajar mereka saat ini. Pak Handoko membaca surat izin mereka berdua.
"I ... ini langsung dari kepala sekolah?" tanya pak Handoko yang terkejut melihat tanda tangan dan cap kepala sekolah yang membuat surat izin itu.
"Ya, pak kepsek yang memberikannya ke kami." tutur Rin.
"Apa pak kepala benaran pergi juga."
"Iya Bapak, sekarang pak kepala sedang menunggu kami di parkiran, jadi kami harus pergi sekarang, gimana pak, diizinkan nggak ni?" ujar Karin kesal dengan gurunya yang satu ini, apalagi berdiri didepan kelas dengan Rin.
"Ya, kalian boleh pergi." jawab pak Handoko.
Rin dan Karin segera pergi, namun pertengkaran kecil terjadi lagi diantara mereka berdua di dekat pintu, namun kali ini Rin mengalah.
"Apa sih yang terjadi dengan mereka, sampai kepala sekolah membuat surat izin untuk mereka." tutur ketua kelas.
"Pak, apa isi surat izin mereka?" tanya Ami yang mulai menyelidiki.
"Isinya, urusan keluarga dan kunjungan kepala sekolah ke wali murid yang namanya dipanggil tadi, Rin, Karin dan Nirmala."
"Eh... kunjungan kepsek." semuanya jadi heboh dan makin penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
"Baiklah, semuanya harap tenang, kita lanjutkan lagi pelajarannya." tutur pak Handoko agar mereka dapat untuk memulai pelajarannya lagi.
°
°