Almayira seorang gadis yang sangat religius, dia tidak pernah melepaskan niqobnya.
Namun di suatu hari ketika dia mengantar temannya, untuk menemui seorang laki_laki justru dirinya yang malah direnggut kehormatannya secara paksa sehingga
menyebabkan dia hamil saat masih sekolah, demi menutupi kehamilannya dia selalu menggunakan jaket.
Bagaimana nasib mayira? Apakah pria itu akan bertanggung jawab?
Penasaran? makanya baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
USG Pertama
Setelah USG selesai Mayira langsung bangun, kembali dari brangkar dan menunggu Citra sedang mencari vitamin untuk kandungan Mayira. Sedangkan Bara ia memilih duduk di sofa, tidak mendampingi Mayira.
"Usia kandungan kamu baru 6 minggu usia yang sangat rentan, apa akhir\_akhir ini kamu mengalami stress yang berlebihan?.. tanya Citra. Mayira hanya menunduk dan mengangguk, tentu saja ia tidak bisa bohong Citra tersenyum.
"Setelah ini jangan terlalu banyak pikiran, dan istirahat yang cukup ini akan mengganggu Janin yang ada dalam perutmu. Janin di kandunganmu saat ini sangat lemah, karena efek kamu banyak pikiran.. lanjut Citra.
Bara sontak berdiri dari duduknya, dan berjalan menuju meja praktek dokter Citra.
"Apa itu membahayakan janinnya?.. tanya bara datar padahal Ia sedang kuatir, Citra tersenyum.
"Tenang saja tante akan berikan dia vitamin untuk menguatkan kandungan.
"Hamil di usia Mayira itu sedikit berisiko jadi harus sangat hati-hati dan jaga.
______
Mayira bersikukuh Ingin turun di persimpangan rumahnya saja, sedangkan Bara ingin mengantarkan mayira sampai ke rumahnya. Mayira takut jika nanti orang tuanya Melihat dirinya diantar laki-laki, dan nantinya akan dikira pacar. Entah kenapa ada satu sisi Bara yang mengatakan, untuk mengantar gadis yang tengah mengandung anaknya itu, sampai depan rumah.
"Lo Jangan geer Gua cuma mau jaga janin di perut lo.. ucap bara.
Maira mengangguk, "Iya Kak Siapa juga yang geer, tapi aku bisa sendiri pulang ke rumah. Lagian Nggak jauh lagi kok.
"Serah lo..
Akhirnya Mayira diizinkan untuk jalan kaki ke rumahnya, yang sebenarnya masih sedikit jauh dari tempatnya berada.
Bara sudah terlebih dahulu memacu motor kesayangannya, meninggalkan Mayira. Hal itu membuat Mayira menggerutu dan beri istighfar setelahnya.
"Ihh... laki-laki nggak bertanggung jawab, tidak berperikebapakan setidaknya kan tunggu aku jalan dulu baru dia pergi.
"Astagfirullah Mayira, si cowok itu akan menjadi suami kamu cepat atau lambat.
Tidak terasa Maira terengah-engah berjalan, dari tadi telah sampai di depan rumahnya. Seketika Mayira menegang melihat apa yang ada di depan rumahnya, ya itu mobil ayahnya. Yang berarti ayahnya sudah pulang dari kantor, tumben sekali karena belum Ashar biasanya Rendra pulang jam 05.00 sore.
Tanpa menaruh curiga Maira melangkah masuk rumah, tak lupa Gadis itu mengucapkan salam Mayira baru merasakan Aura berbeda setelah melihat kedua orang tuanya duduk di sofa ruang kamu. Seharusnya Mayira bahagia melihat itu, tapi ada yang aneh mereka menatap Mayira dengan Tatapan yang tidak bisa ditebak.
"Assalamualaikum ayah, bunda salam Aira meraih tangan Rendra dan Sarah. Untuk disalami lalu duduk di salah satu sofa, berhadapan dengan orang tuanya.
"Dari mana kamu.. tanya Rendra dingin, ia memangku tangannya dengan jemari yang mengepal kuat menahan emosi.
"Dari ma_in.. bohong Mayira tergagap_gagap. ia mencengkeram Rock abu-abunya.
"Jujur!.. Tekan Rendra.
"Maksud.. belum sempat Mayira, melanjutkan kata-katanya terlebih dahulu Bundanya memotong.
Sarah melempar buku ke atas meja: "Apa itu Mayira?..
Mayira terbelalak melihat buku yang dilempar, buku diarynya dan yang lebih mengejutkan adalah tespek. Sebuah tespek yang mayira ingat, ia simpan dalam buku itu, kini terlihat. Di dalam buku itu Mayira menuliskan keluh kesahnya, selama beberapa minggu ini saat begitu banyak masalah menimpanya .
"Mayira kurang didikan apa yang tidak saya berikan pada kamu, Hah!.. teriak Sarah meluapkan semua emosinya.
Mayira tersentak seolah ia melihat orang yang berbeda dalam diri bundanya, seumur hidupnya Sarah tidak pernah membentaknya Mayira seperti ini.
Bundanya itu selalu bersikap lemah lembut, walaupun saat dirinya melakukan kesalahan.
"Bun..
Plaakk
Mayira memegang pipinya yang tertutup kain cadar, yang terasa panas. Tamparan Sarah membuat telinga merah berdengung, dan sedikit menimbulkan efek pusing Maira memegang kepala dan meringis.
Rendra hanya diam terhadap apa yang salah lakukan pada anaknya, tanpa ada sedikit niat untuk membela anak gadis satu-satunya itu.
Sarah berdiri jadi dari duduknya, menunjuk Mayira yang menunduk.
"Selama ini saya selalu menuruti keinginan kamu, kamu nggak mau mondok lagi saya turuti. Kamu lebih memilih sekolah umum, Oke saya turuti... Sarah sebelumnya menggunakan embel\_embel Bunda. Bukan( saya )sekarang ya tidak bisa mengontrol emosinya yang meluap-luap.
"Tapi apa ini balasan dari kepercayaan saya, Hah! kamu merumuskan diri kamu ke dunia bebas"..
"Saya tidak pernah menuntut kamu, apapun itu Maira. Tapi saya hanya memohon satu, jaga kehormatanmu. Tapi apa sekarang!..
Sarah terus saja meneriaki Mayira menggebu-gebu, tanpa peduli Gadis itu menangis sesenggukan dan pilu. Tak pernah Mayira duga, Bundanya akan semarah ini. Mayira sadar ini salahnya, dia tidak ingin menyahuti bundanya, dan biarkan wanita itu mengatakan apapun padanya.
"Mayira tidak semua laki-laki akan bertanggung jawab, kamu yang akan menanggung semuanya. Sementara pacar kamu Justru senang-senang dengan gadis lain.
Mayira menggereng air matanya terus berderai. "Mayira nggak pacaran.. kata gadis itu.
"Mayira jangan bohong, Sudah berapa kali Bunda bilang jangan pacaran. Jika kamu serius kamu bisa bilang sama Bunda, dan bunda akan menikahkan kalian... lirih Sarah berbeda dari yang tadi kini Sarah menangis pilu, Sarah menyentuh kaki Mayira. sontak saja Mayira menarik kakinya, ia merasa makin bersalah.
Rendra tidak tinggal diam saja ia menarik istrinya, dengan memeluknya untuk menenangkan. Rendra paham, Sarah sedang berusaha melawan sakit. karena semua kejadian itu, membuat Sarah kembali terlempar ke masa lalu.
Rendra menatap tajam mata mayira, yang masih mengalirkan butiran bening. "Siapa yang melakukan ini sama kamu Mayira.. tanya Rendra selembut mungkin.
"Mayira tidak salah, gue yang salah.. suara itu mengalihkan perhatian, Maira dan Rendra untuk melihat ke sumber suara.
Mayira melihat sosok Bara berdiri di sana, namun raut muka Bara seketika berubah menjadi pucat. Mayira tidak tahu penyebabnya mungkin cowok itu takut.
Bara terpaku keringat dingin mengucur di tubuhnya, jantung jantungnya berpacu hebat. Kakinya seolah lemas Ingin jatuh ke lantai. "Bang Rendra.. Gumam bara dengan suara bergetar.
Bara merasa seolah pasukan udara berkurang, di sekitarnya dengan susah payah ia menelan ludahnya yang terasa tersangkut di tenggorokan.
Bara pov
Tadinya bara memutuskan untuk meninggalkan Mayira, karena permintaan Gadis itu. Namun Bara mengurungkan niatnya untuk pergi, dan mengikuti Mayira dari belakang.
Bara sempat terkejut Mayira masuk ke dalam rumah besar, yang beberapa kali Bara pernah injakan kakinya di sana. Namun bara menepis kemungkinan itu, Bara memutuskan untuk ikut masuk. Untungnya karena Bara beberapa kali masuk rumah itu Pak satpam sedikit kenal dan mempersilahkan bara masuk.
Di depan pintu bara terdiam, melihat dia mendengar percakapan orang-orang yang ada di dalam. Akhirnya bara menguping pembicaraan tersebut, yang membuatnya tambah bingung, gemetar dan takut segala rasa bercampur aduk dalam dirinya.
"Siapa yang melakukan ini sama kamu, Mayira?
"Mayira tidak salah, gua yang salah.. Bara memberanikan diri mengatakan hal itu.
Bara bisa melihat mayira dan ayahnya Menoreh ke padanya, namun fokus bara tertuju pada Rendra, "Bang Rendra.. tidak salah lagi pada saat ini bara bahaya. "Matilah Bara.. batin bara.
Bara memperlihatkan wajah tenangnya yang menipu orang-orang, Bahwa saat ini dia tidak dalam masalah apa-apa.
Kepalan tangan Rendra makin mengerat, Rendra menyeret Bara masuk ke dalam rumah. Setelah sampai, Rendra dengan tanpa ampun memukuli Bara. yang belum siap dengan pergerakan cepat rendra, sedangkan Bapak satu anak itu memegang kerah baju SMA Bara dan memukuli wajah tampan milik Bara.
Bugh..
plaakkk..
aaaggghhh..
Bara hanya menerima tanpa melawan pukulan dan tendangan, yang dilayangkan kepadanya. Tidak peduli seberapa sakit yang diterima oleh tubuhnya, ia lebih memilih untuk diam menahannya.
Mayira menatap Bara kasihan, ia ingin menolong tapi ia pun tak tak bisa melakukan apa-apa. Mayira yang mencoba menarik Papanya, agar berhenti memeluk oleh Bara, tapi tidak berefek apa-apa.
"Ayah, udah kasihan baranya.. teriak histeris mayira, karena melihat para sudah kehilangan tenaga. Bara terkulai tapi Rendra masih memberikan bogeman pada laki-laki itu.
___Tbc___