Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.
Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.
Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.
"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB — 031
Semua yang hadir di kaki Gunung Petir, tidak berani mendahului yang lain, mereka sama-sama sadar, bahwa orang atau kelompok pertama yang bergerak, maka bisa dipastikan mereka bakal menjadi sasaran empuk dari kelompok lain.
Karena hal itu, mereka hanya mendirikan perkemahan di kaki Gunung itu.
Guna menghindari pertempuran, setiap pemimpin kelompok bersepakat, untuk melangsungkan pertemuan, dan membahas solusi yang paling baik, terhadap penyelesaian masalah kitab tersebut.
Pertemuan ini, akan dilaksanakan satu minggu kemudian.
***
Selama sebulan lebih, Gou Long telah mempelajari Jilid pertama dari Kitab Emas. Jilid pertama tentang Bahasa Peri. Karena Kitab ini berbentuk virtual di dalam kepala Gou Long, dia hanya bisa berlatih melalui Kultivasi, sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama.
“Hemm! Kitab yang sangat unik, untuk mempelajari bahasanya saja waktu yang aku butuhkan lebih dari satu bulan,” batin Gou Long.
Bagusnya, Gou Long mempelajari Kitab ini di malam hari, siang harinya dia menjelajahi Hutan Seribu Ilusi. Setelah sekian lama, Gou Long menetap di hutan ini, ia menyadari bahwa hutan ini terasa bagaikan berada di Alam lain.
Dari luar, tampaknya area hutan sangat kecil, namun berbeda ketika tinggal di dalam, semakin mencari jalan keluar, semakin pula tersesat jauh.
“Hutan ini juga sangat unik, seperti Dunia yang tak berujung,” pikir Gou Long.
Rentang waktu ini, Gou Long setiap hari bertempur dengan hewan-hewan Siluman kelas kedua, siluman yang setara Kultivasi Ranah Langit bagi manusia. Walaupun kultivasi Gou Long di Ranah Bumi Tahap Puncak.
Tapi, karena fondasi tenaga dalam kuat dan kokoh, juga di bantu oleh Hauri atau Pedang Peri Ilusi, Gou Long dapat mengalahkan semua siluman kelas kedua ini.
Cincin semesta Gou Long, penuh dengan kulit, tulang, serta kristal inti dari siluman. Saat ini, dia memiliki kurang lebih enam puluh kristal inti siluman.
“Jumlah kristal inti siluman ini, rasa sudah cukup untuk sementara waktu,” gumamnya.
Siluman yang berhasil dibunuh Gou Long, dari berbagai macam jenis, Siluman Ular, Harimau Putih Salju, Singa Api, Kingkong Rambut Emas, Serigala Angin dan Kelelawar Bulan.
Semua dari jenis makhluk langka, yang sangat jarang ditemui selama ribuan tahun, beruntungnya ia berhasil menghindar, dari ancaman berupa siluman Kelas kesatu.
Setiap kali hampir bertemu dengan siluman kelas kesatu, tato pedang di tangan Gou Long bersinar terang, kalau pedang dalam genggaman, pedangnya berdering keras, sedangkan ketika berwujud Hauri, dia akan berbicara dengan jelas akan bahaya tersebut.
Saat itu, Hauri menjadi berkah yang tak terhingga bagi Gou Long.
“Aih! Beruntung, Hauri selalu bersamaku, andai ia tidak di sisiku, nyawaku sudah lama terbang ke alam lain.”
Pagi itu, setelah berkultivasi selama sejam lebih, Gou Long berhasil membuka Jilid kedua Kitab Emas Virtual. Halaman pertama jilid kedua berbunyi, “Untuk Mempelajari Ilmu Silat Peri, Manusia harus menembus Ranah Langit!”
Gou Long segera paham, kalau ingin belajar Kitab Emas lebih lanjut dia harus menerobos ranah. Untuk mengantisipasi kekurangan aura Langit dan Bumi, Gou Long menggunakan kristal inti siluman. Yang digunakan Gou Long yaitu kristal dari siluman serigala angin kelas ketiga.
“Dengan kristal ini saja, rasa-rasanya sudah lebih dari cukup untuk menerobos ranah,” pikirnya.
Menggunakan kristal siluman kelas ketiga, tujuan utamanya hanya untuk jaga-jaga dari kekurangan aura Langit dan Bumi.
Setelah segala persiapan di anggap cukup, Gou Long mengecek kondisi fisik, stamina, fondasi tenaga dalam, dan kekuatan otot. Semua seperti yang diharapkan Gou Long.
Duduk bersila mengumpulkan semangat, dan mulia melihat rahasia dari Ranah Langit. Segalanya berjalan lancar, Gou Long terus hanyut dalam kultivasi, dantian memadat dan segera setiap inti dari meridian terbuka.
“Dass!”
“Dass!”
“Dass!”
Gou Long merasakan, setiap meridian baru kembali terbuka. Rasa hangat, terus menjalar ke seluruh tubuh, meningkat ke bagian-bagian paling kecil, dari jalur-jalur meridian di jantung.
Saat itu, Langit yang gelap di Hutan tersebut menjadi lebih gelap. Badai angin, diikuti dengan petir-petir, menyambar ganas membentuk corong ke satu titik. Huru-hara yang timbul, dahsyat bahkan efek dari badai dahsyat ini, terlihat sampai puluhan mil.
Alam yang menggila ini, terasa sangat nyata di Sekte Naga Langit, mereka tahu arahnya dari Hutan Seribu Ilusi, para murid dengan wajah ketakutan, bertanya-tanya apa yang telah terjadi.
Takut terkena imbas dari alam yang menggila, murid-murid menjauhi Bukit Seribu Ilusi.
Sementara itu, di sebuah bukit lainnya, di Sekte Naga Langit, empat orang murid yang sedang berlatih, menunjukkan ekspresi yang tidak jauh berbeda dari murid-murid lain.
Bayangan orang tua berkelebat ke arah mereka, kemudian bayangan tersebut berkata, “Kenapa berhenti berlatih? Ada apa dengan ekspresi wajah kalian? Apa yang kalian khawatirkan? Alam yang menggila ini tidak akan berbahaya bagi kita.”
“Apa maksud Penatua? Berikan kami pencerahan!” jawab mereka serentak.
“Coba kalian perhatikan! Alam yang menggila ini dari Hutan Seribu Ilusi, apa kalian lupa siapa yang berada di Hutan itu? Apa kalian lupa bagaimana ketika dua dari kalian menembus Ranah Langit?” Penatua Zhou menjelaskan, bertanya menekankan.
“Maksud Kakek! Long Gege menembus Ranah Langit?” Rasa antusiasme tinggi, sedikit ragu-ragu, serta wajah yang memerah, Gadis yang sangat cantik di situ bertanya pada Kakek tersebut, tanpa tata bahasa kesopanan sekte.
“Iya! Apakah kalian lupa? Bocah Long itu belum juga keluar dari Hutan Seribu Ilusi, kalau bocah itu berhasil hidup sampai sekarang, sungguh hal yang luar biasa, tapi, kita tidak boleh bahagia dulu.”
“Bocah ini selalu membuat kita khawatir, lihatlah! Sejujurnya Kakek belum pernah melihat langit kacau seperti ini, ketika orang menerobos ke Ranah Langit, ini lebih seperti seseorang yang menerobos ke Ranah Surgawi, ganas, dan mematikan.”
Mendengar ucapan tersebut, raut wajah mereka terlihat cemas. Kakek Zhou juga cemas.
Dalam hati dia bertanya-tanya. “Apa mungkin ada orang lain di Hutan Seribu Ilusi? Apa mungkin bukan dia yang menerobos ranah? rasanya tidak mungkin! Aih! Ini masih jadi misteri.”
“Sudahlah lanjutkan latihan! Apa pun yang terjadi semoga kebaikan selalu menaungi bocah Long itu,” ucap Penatua Zhou, yang diaminkan oleh mereka semua.
Kakek Zhou berkelebat, meninggalkan tempat bukit tersebut.
Langit hari itu benar-benar menggila, badai dan petir tidak berhenti saling menggulung, seperti dua Ekor Naga Hitam dan Putih, saling belit ganas, kemudian kedua Naga itu menyatu, membentuk cahaya hitam pekat, sedikit warna perak samar bayangan Naga Petir Kirin, tercetak jelas di langit gelap.
Membawakan perasaan takut, bagi siapa saja yang melihatnya, hawa tekanan alam menekan semua orang, dalam radius lima mil dari lokasi tersebut
Naga Petir itu, turun melalui corong, melahap corong tersebut. Kemudian terus turun, lalu menyambar tubuh Gou Long keras.
“Jeddaaarrr!”
“Dhuaarr!”
Ledakan keras terdengar, mengguncang alam, diikuti dengan getaran keras, membuat siapa pun yang berdiri di atas tanah, akan merasakan pusing sesaat.
👍
👍
👍
😂
😂
😂
👍
👍
👍
🗿
/Scare/
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
terlalu cepat
🗿
🗿