“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinjauan Proyek
Alana dan Azalea tiba di rumah bersamaan, keduanya tampak lelah dengan pekerjaan masing-masing.
“Lea, apa pekerjaanmu hari ini sangat melelahkan ? “ tanya Alana saat keduanya masuk ke dalam rumah.
“Jangan ditanya, aku sudah pusing dengan sikap manajer baru itu ! “
“Kenapa ? “ tanya Alana heran.
“Apa dia bertindak sesuka hati ? “ tebak Alana.
“Tidak perlu dijelaskan, kau pasti tau ! Sudahlah aku mandi dulu ! “ kata Azalea langsung masuk ke kamarnya begitu juga Alana dia langsung masuk ke kamarnya yang berada di sebelah kamar kembarannya.
Alana meletakan tas kerjanya di atas meja belajarnya. Dia lalu menatap dirinya di pantulan cermin.
“Wajahku cantik, bodyku aduhai, kulit putih, bibir merah menyala, tapi kenapa tidak ada satupun pria yang mau bersamaku ? “ ucap Alana memperhatikan lekuk tubuhnya serta wajahnya yang sangat cantik.
Alana masih memperhatikan penampilannya, tak lupa membersihkan make upnya yang cetar membahana. Setelah semuanya selesai barulah Alana membersihkan dirinya.
“Mommy, Laci lapal ni. Mau makan dong, “
Mommy Audrey yang tengah memasak dibantu bibi pelayan langsung menoleh ke arah putra bungsunya.
“Kamu sudah makan kue dua potong, susu dua botol masih kurang ? Kamu liat perutmu sudah bergelambir, lemak udah numpuk. Masih lapar ? “ ujar Mommy Audrey heran melihat putranya yang mengatakan bahwa dirinya sudah lapar.
“Mommy, dua kue dan dua botol cucu itu kenyang na cementala bukan celamanya ! Laci lapal pokok na.. “
“Hais anak ini, masih ada satu jam lagi buat makan malam. Kamu pergi cari daddy, belajar dulu baru makan ! “ titah Mommy Audrey agar putranya bisa menunda lapar dengan cara belajar terlebih dahulu.
“Hiiiiiiii, olang minta na makan di culuh na belajal… “ protes Arasyi.
“Rasyiiiiii, dengar apa kata mommy atau mommy suruh kak Lea yang —, “
“Iya iya, Laci belajallll.. Nda ucah culuh kakak Leaaaa.. Pening nanti kepala Laci di omelnaaa.. “
Setelah mengatakan itu, Arasyi dengan cepat berlari keluar dapur untuk mencari sang daddy tercinta.
“YUHUUUUUUUUU !!! CUCU-CUCU OMAAAAA !!! OMA CELLL PULANG NIIII !! “
Mendengar suara orang yang dikenal, Arasyi berbelok ke pintu utama dengan cepat.
“OMAAAAAAAAAA, LACI DATANG CAMBUT OMAAA NIIIIIII !! “ teriak Arasyi cepat.
Melihat cucu bungsunya berlari membuat Opa Cakro mewanti-wantikan takut cucunya terjatuh.
“Rasyi, jangan lariiii !! “
“Omaaa Celll, Laci linduuuuuuu !!! “ teriak Arasyi semangat saat melihat oma kesayangannya datang.
“Oma juga rindu, cucu bungsu oma ini. Mana kakak dan abangmu sayang ? “ tanya Oma Cellia.
“Nda tau, Laci cendili nda ada temanna.. “ adu Arasyi sedih. Dia menampakan wajah murungnya membuat Oma Cellia kasihan, apalagi saat mereka mendengar bunyi perut Arasyi.
Opa Cakro menghela nafasnya, cucunya itu sudah sangat gempal. Dia mengerti mengapa menantunya mengatur semua itu demi cucunya.
“Sudah, benar kata mommy. Badan kamu sudah melar, jadi kamu harus diet ya.. “ kata Opa Cakro yang mana membuat Arasyi semakin kesal karena tidak dibela.
“Nda plen cama opa, nda cenang, nda bela Laci.. Ngambek Laci cama opa ! “ katanya kesal membuang muka.
“Papi, mami ! “ seru Daddy Chandra saat melihat kedua orang tuanya yang sudah pulang dari luar negeri setelah dua tahun kepergian Nyonya Dara dan Tuan Maverley yang setahun lebih dulu dari istrinya.
“Kalian pulang, “ katanya lagi.
“Iya, baru saja tiba sudah disambut aduan putramu “ kata Opa Cakro.
“Aduan apa ?” tanya Daddy Chandra heran dan langsung menatap putranya yang pura-pura sibuk bermain kancing blouse Oma Cellia.
“Putramu bilang kalian tidak memberinya makan, “ Sontak perkataan Opanya membuat Arasyi menoleh dengan wajah merah padam.
“CEMBALANGANNNNNNN !! NDA ADA LACI NGOMONG GITU YAAAAA !!! “
*
*
*
*
*
Setelah makan malam bersama, Opa Cakro mengajak putranya serta kedua cucu kembarnya untuk mengobrol di ruang kerja membahas dua perusahaan yang dipegang Alana dan Azalea.
Opa Cakro mendapat laporan dari cucunya jika perusahaan milik putranya terdapat orang-orang serakah.
“Jadi, apa yang kamu ketahui tentang perusahaan sekarang Lea ? “ tanya Daddy Chandra kepada putri sulungnya.
“Daddy, di perusahaan khususnya di departemen 5 diperlakukan secara tidak adil oleh karyawan kita. Bahkan saat makan siang, semua lauk habis dan rekan-rekan kerjaku tidak bisa makan siang dan alhasil mereka menahan lapar selama bekerja, “
“Namun, sekarang semuanya sudah teratasi, Lea memberikan fasilitas khusus untuk rekan-rekan, Lea. “ sambungnya.
Daddy Chandra mengangguk. “ Tapi daddy, ada salah satu karyawan yang tiba-tiba di naikan jabatannya menjadi manajer perusahaan yang memperlakukan departemen 5 untik kerja rodi. Bahkan, uang lembur tidak mereka dapatkan. Departemen 5 selalu mendapat pekerjaan diluar jobdesk ! “
“Apa ?! Siapa yang bermain-main dengan perusahaan kita ? “ tanya Daddy Chandra emosi.
“Lea belum memastikan siapa orangnya daddy, tapi orang ini sepertinya sudah lama bekerja diperusahaan daddy, “ ucap Azalea yakin.
“Daddy, akan cari tahu itu. Kamu bisa minta bantuan ayah Rafael untuk membantumu mencari dalang dibalik ini semua.. “
“Baik daddy, Lea dan Arka sudah mengantongi beberapa nama yang terlibat. Bahkan kita menemukan penyelewengan dana proyek, “ Mendengar ucapan putri sulungnya membuat Daddy Chandra semakin emosi.
“Benar-benar Bi4d4b !!! “
Alana menatap kembarannya dengan tatapan memastikan, apakah di perusahaan di tempatnya juga ada yang seperti itu. Tapi sejauh ini, masih aman-aman saja karyawannya.
“ Bagaimana dengan perusahaanmu, Ana ? “ tanya Opa Cakro.
“Kemarin sempat terjadi perselisihan angka keuangan perusahaan, na–“
Saat Alana mengatakan terjadi perselisihan angka keuangan perusahaan tiba-tiba saja ponsel Alana berdering, ketika melihat siapa yang menghubunginya membuat kening Alana mengerut.
“Kak Jo kenapa nelpon ya ? “
“Coba diangkat, jangan lupa di loudspeaker “ kata Opa Cakro. Alana mengangguk dan menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
“Hallo, ka ada a—, “
“Nonaaaa gawatttt !!! “
“Gawat kenapa? Ada apa kak ? “ tanya Lana bingung.
“Proyek yang sudah setengah jalan, tiba-tiba mengalami keruntuhan. Bagian tengah proyek roboh begitu saja, “
“APA !?!! “ Alana terkejut begitu juga dengan yang lainnya. Alana yang masih dalam keterkejutannya tak lagi merespon. Opa Cakro merebut ponsel cucunya.
“Hallo, Jo. Kamu dimana sekarang ? “ tanya Opa Cakro.
“Tuan besar, saya sekarang berada di tempat lokasi proyek. “
“Tolong, kumpulkan orang-orang yang bekerja disana besok siang ! Saya yang akan turun langsung untuk melihat proyek itu, “
“Baik Tuan, “
Panggilan terputus, Alana masih saja diam menatap opanya dengan tatapan bersalah.
“Maaf, opa. ” Opa Cakro menggelengkan kepalanya.
“Tidak apa-apa, besok kita harus pergi ke tempat proyek untuk meninjau pekerjaan di sana dan mencari tahu akar permasalahannya, “ ucapnya menenangkan cucu keduanya.
“Daddy tidak bisa menemanimu, nak. Daddy ada urusan yang harus diselesaikan. “
Alana mengangguk dia tahu permasalahan apa yang dimaksud sang daddy. Dia juga tidak menyangka wanita itu mengatakan bahwa dia memperalat Alaska untuk mendapatkan papinya.
“Duda mana yang dimaksud ? Duda, dudaan kali.. “ gumam Alana dalam hati.