NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pembantu

Terpaksa Menikahi Pembantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Pengantin Pengganti / Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:476.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Madava dipaksa menikah dengan seorang pembantu yang notabene janda anak satu karena mempelai wanitanya kabur membawa mahar yang ia berikan untuknya. Awalnya Madava menolak, tapi sang ibu berkeras memaksa. Madava akhirnya terpaksa menikahi pembantunya sendiri sebagai mempelai pengganti.

Lalu bagaimanakah pernikahan keduanya? Akankah berjalan lancar sebagaimana mestinya atau harus berakhir karena tak adanya cinta diantara mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur

"Assalamu'alaikum," ucap Ayu dan Madava bersamaan. Rafi yang sedang menonton di tablet milik Bu Shanum pun mendongakkan kepalanya.

"Mama. Wa'alaikumussalam," jawab Rafi memaksakan tersenyum lebar. Sebenarnya bukan terpaksa, tapi lebih ke lemas. Tubuh Rafi begitu lemas. Bahkan sekedar untuk tersenyum lebar saja terasa sulit.

"Wa'alaikumussalam," jawab Bu Shanum yang duduk di samping Rafi.

"Mama, liat, hp Oma gede banget. Oma kasi nonton pake hp Oma. Keren banget ya, Ma. Pasti hp Oma mahal banget," ucap Rafi antusias sebab baru kali ini ia melihat hp yang begitu besar. Bahkan ia bisa menonton di tablet tersebut.

Ayu memang memiliki ponsel. Namun ponselnya itu ponsel jadul yang hanya bisa digunakan untuk telepon dan SMS. Ponsel ini pun ia beli belum lama ini. Bentuknya sangat kecil dibandingkan hp zaman sekarang. Bahkan huruf-huruf yang ada di keyboardnya sudah kabur membuat Ayu harus mengetik dengan pelan dan hati-hati agar tidak salah tulis.

Karena ponsel Ayu jenis ponsel jadul, otomatis tidak ada aplikasi YouTube dan sosial medianya. Jangankan sosial media, kamera saja tidak ada. Oleh sebab itu, saat Bu Shanum menawarkan Rafi untuk menonton di tablet miliknya, Rafi pun berseru antusias. Ia dulu sering melihat anak tetangganya memiliki ponsel yang bisa untuk menonton. Melihat ponsel biasa seperti itu saja, Rafi begitu kagum, apalagi saat melihat tablet Bu Shanum. Rafi jelas saja tak mampu menutupi ekspresi kekagumannya.

"Iya, Sayang." Ayu hanya bisa menjawab seperti itu.

"Mama bawa apa?" tanya Rafi tertarik melihat kantong yang Ayu bawa.

"Oh, ini. Ini kue. Kue brownies cream cheese kesukaan, Rafi. Rafi mau?" tawar Ayu seraya mengeluarkan kotak brownies dari dalam kantong yang dibawanya. Saat Ayu membuka kotak brownies itu mata Rafi berbinar seketika. Senyum bahagia terlihat jelas di bibirnya.

"Wah, ini kayak kue yang pernah Aldi kasi itu 'kan, Ma?"

"Rafi benar."

"Wah, asik! Akhirnya Rafi bisa makan kue enak," seru Rafi bahagia.

Dulu Rafi pernah meminta ibunya membelikan kue seperti yang pernah temannya berikan itu, tapi karena keuangan Ayu yang sangat terbatas membuatnya tidak bisa memberikan apa yang Rafi inginkan. Belum lagi harga kue itu baginya sangat mahal. Alhasil ia tidak bisa membelikannya. Keesokan harinya Rafi sakit. Ayu benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa memberikan apa yang begitu Rafi inginkan. Ayu ampai membatin, bila memiliki uang nanti, ia pasti akan membelikan kue tersebut.

"Bilang terima kasih dulu sama Papa karena Papa-lah yang sudah beliin kue ini."

Mata Madava menatap Ayu kagum. Di saat seperti ini pun Ayu tetap mengajarkan putranya untuk berterima kasih. Padahal ia tidak mengharapkannya sama sekali.

"Terima kasih, Papa. Papa baik deh," puji Rafi yang entah mengapa membuat dada Madava rasanya menggelembung bangga. Padahal hanya masalah sepele, tapi mampu membuatnya bahagia.

"Sama-sama. Ayo, Boy, dimakan! Atau mau papa suapin?" tawar Madava.

"Boy? Siapa, Boy?" tanya Rafi polos membuat Madava reflek mengusap kepalanya gemas.

 Ayu yang melihat itu smpai berkaca-kaca. Entah mengapa ia bahagia melihat interaksi keduanya. Mereka sudah seperti ayah dan anak kandung sungguhan.

"Sepertinya hati Dava sudah mulai luluh dan mau menerima kalian. Mama bahagia sekali. Setidaknya bila mama pergi nanti, Mama bisa pergi dengan bahagia karena ada kamu yang bisa Mama percaya untuk selalu membersamai Dava," ucap bu Shanum yang kini sudah berdiri di samping Ayu.

"Mama kok ngomong begitu sih? Masa' Mama tega tinggalin kami sih? Pokoknya Mama nggak boleh kemana-mana. Apa Mama nggak mau gendong cucu dari aku?" protes Ayu.

"Yang nggak mau siapa? Justru Mama nunggu banget. Tapi yang Mama katakan tadi 'kan seandainya. Siapa yang tau usia seseorang. Cepat atau lambat setiap yang bernyawa itu pasti akan ... "

Tiba-tiba Ayu menggenggam tangan bu Shanum. Kemudian ia menggelengkan kepala.

"Ayu mohon jangan bahas itu lagi, Ma!! Jujur Ayu takut. Ayu takut kembali kehilangan. Padahal baru aja Ayu mau bahagia, tapi ada aja masalah yang membuat Ayu sedih."

"Maaf." Bu Shanum merasa bersalah. Mereka pun kembali mengalihkan perhatian mereka pada Madava yang akhirnya benar-benar menyuapi Rafi. Terlihat jelas pancaran sinar kebahagiaan di netra Rafi.

'Ya Tuhan, aku mohon berikanlah umur yang panjang pada putraku. Berikanlah ia kesehatan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Karena aku ... sangat menyayanginya.'

Selesai Rafi makan, tak lama kemudian dokter pun masuk untuk mengambil sample darah Rafi untuk dilakukan pengujian. Bila hasil memang menunjukkan diagnosa leukemia, maka dokter akan melanjutkan melakukan biopsi sumsum tulang belakang.

Biopsi umumnya dilakukan untuk memastikan jenis pertumbuhan sel apakah jinak atau ganas. Selain itu, biopsi sumsum tulang dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar ke sumsum tulang Anda.

Ayu memeluk erat Rafi saat proses pengambilan darah dilakukan. Mata Rafi memejam. Ia membenamkan wajahnya di dada Ayu karena takut.

"Selesai," ucap dokter itu seraya tersenyum. "Tidak sakit 'kan? Rafi 'kan anak hebat, pasti Rafi kuat dan nggak takut sakit."

Rafi tersenyum lebar. "Iya, dokter, nggak sakit. Cuma seperti digigit semut lho, Ma."

"Tuh 'kan. Jadi lain kali Rafi nggak perlu takut lagi sama jarum suntik ya, Nak," ujar dokter itu. Lalu ia menoleh pada ketiga orang dewasa yang ada di ruangan itu. "Hasilnya akan keluar sekitar 11 sampai 2 hari lagi. Berdoa saja ya, Pak, Bu, semoga hasilnya negatif. Kalau begitu, saya permisi dulu ,p ujarnya sebelum berlalu.

Jarum jam terus berputar. Rasa khawatir Ayu membuatnya tak kunjung bisa memejamkan mata. Rasa takut luar biasa membuatnya tak sabar menantikan hasil tes tersebut.

"Kenapa kau belum tidur?" tanya Madava yang baru saja kembali dari luar untuk membeli kopi kemasan.

Madava duduk di samping Ayu.

"Aku nggak papa," kilah Ayu yang masih saja sungkan untuk menceritakan isi hatinya.

"Sampai kapan kamu akan memendam segalanya sendiri? Padahal baru siang tadi kita membahasnya eh udah kambuh lagi memendam segalanya sendiri. Aku tau kau masih merasa canggung dan ragu padaku. Tapi kalau terus begini, kapan hubungan kita ada kemajuannya?"

Ayu tercenung membenarkan kata-kata Madava.

"Ya sudah, kita bahas besok lagi. Sekarang kamu tidur dulu ya. Atau kau mau tidur di pelukanku? Aku jamin, kau akan tidur dengan nyaman nanti?"

Ayu seketika terkekeh. "Benarkah?"

"Tentu saja. Mau ku buktikan?"

"Boleh?"

Madava mengangguk pasti sambil merentangkan tangannya. Dengan perasaan malu-malu sekaligus gugup, Ayu pun memberanikan diri masuk ke pelukan Madava. Lalu Madava mendekap tubuh Ayu dan mengusap punggungnya. Entah mengapa Ayu merasa nyaman. Bahkan rasa kantuk yang sejak tadi tidak kunjung datang, tiba-tiba hadir. Perlahan, matanya meredup dan kemudian terpejam erat. Hanya deru nafas teratur yang terdengar.

Madava tersenyum tipis. Ia pun menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Tak lama kemudian, matanya pun ikut terpejam erat.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
neng ade
semakin rumit ..
Hany
Alhamdulillah...trima kasih thoor, double up nya,semoga rezekinya makin berlimpah,amin🤲
Tri Handayani
semoga dgn kehamilan ayu jga dia dan dava bisa bersatu lagi,,sama"saling mencintai sam"saling menahan rindu kenapa harus menyiksa diri.
Tri Handayani
klu kamu memang sudah mencintai ayu dan bner"ingin bertahan dgn ayu'usaha dav,cari sampe ketemu'ungkapkan perasaanmu,sebelum terlambat dan kamu akan menyesal.
Bunda Abil
Alhamdulillah hamil beneran ternyata,, balik aja Yu sapa tau tali pusar anakmu bisa buat donor Rafi dan kalian bisa hidup bahagia 😊
Yuliana Tunru
smoga saat bu shanum pulang liat betapa sedih x dava di tinggal ayu bisa buat ayu kembali
Eindah marlina
balik yu balik..
kesian si dava dah kaya orang gelo uring²an nyariin kamu yu..🤭
eh tapi gapapa deng seminggu mah kamu refresh otak dulu,, biar si dava juga bisa lebih menyadari cintanya sama kamu😂
Eindah marlina
pusing pusing da lu va nyariin ayu..
ndynovel
semangat mbak thor
ndynovel
madava ayo cepet bertindak cari ayu dong usaha dan minta maaf
*Septi*
kasih tau mamah Shanum yu.. belajarlah dari mengasuh Raffi
harwanti unyil
sebaiknya beritau saja pada suami, mu jangan mau kalah dengan masa lalu suami, mu ayu km yg lebih berhak atas dia karena dia suami mu bukan masa lalunya
shanie
kabarin Bu shanum karna bagaimana pun mereka harus tau
Uthie
Double up hari ini yg belum Thor 😆😂😂🙏
Lidya Singerin
Luar biasa
Rahma aliief
demi sang buah hati
sampingkan ego mu yu,😭
Rahma aliief
sedih aku nya😭
juney_aza
pulang makanya, Dava juga berhak tau loh tentang kehamilan km
juney_aza
kembalilah Yu kasian Rafi dan Dava kamu tinggalkan
hamil juga butuh pendampingan suami loh Yu apalagi diam dikampung tar digunjingkan orang
Julia Juliawati
kembali ayu demi raffi dn anak yg di kandung km. demi kesembuhan rafii. basmi hama ulet bulu. km istri sah dava hrs jaga rmh tangga km sm dia jgn biarkan pelakor msk.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!