bella di paksa ibu tirinya menikahi paktua kaya demi uang yang di janjikan pak tua itu. namun siapa sangka, saat di sebuah hotel, dia memberontak berusaha kabur dari paktua itu hingga bella bersembunyi di sebuah ruangan yang sedikit gelap bella kira di dalam ruangan itu tidak ada siapa siapa. ternyata seorang lelaki sedang sempoyongan karena pengaruh obat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasbyhasbi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Richard junior
"Mami, kamu sudah pulang." Garrel berlari menghampiri Bella dan memeluknya.
"iya sayang. Gimana, kamu seneng gak main sama bik Nimah.?"
"Aku bahagia banget mam, bi Nimah bawa aku ke taman indah, banyak anak anak yang seusia denganku." heboh Garrel, ia bahagia bisa mendapat teman baru.
"syukurlah kalo kamu happy, mami senang mendengarnya."
"mmm... Besok bi Nimah mau bawa aku ke Mall, buat coba permainan di sana, boleh gak mam?" pinta Garrel.
"mm...... Boleh gak ya..."
"boleh dong mam..." ucap Garrel memelas.
"Baiklah, lakukan semaumu sayang."
"makasih mam.." Garrel segera menghujani Bella dengan kecupan.
"Terima kasih ya bik, sudah buat anak saya merasa gembira."
"sama sama non, itu sudah tugas saya membuat den Garrel senang." berlalu bik Nimah membawa Garrel tidur ke kamar.
Biasanya Garrel tidak gampang berbaur dengan orang yang baru dia kenal. Kepribadian Garrel yang selalu buat Bella khawatir jika pengasuh barunya tidak sanggup mengurusnya, karena Garrel anak yang susah di atur juga tempramental yang gampang emosian walau masih anak anak. Namun berbeda dengan bik Nimah. Dia mampu membuat sifat Garrel terkendali, membuat suasana hati Garrel bahagia juga mampu buat Garrel mau berteman dengan anak anak lain yang seusianya. Bella mengetahui semua aktivitas mereka dari video cctv yang di tempelkan pada pakaian pengasuh yang di pakai bik Nimah, tersambung dengan hp nya.
Itu dia lakukan untuk penjagaan terhadap Garrel karena dia khawatir kejadian berlalu terulang kembali. Kejadian dimana anaknya itu dianiaya oleh seorang pengasuh di negara B, hingga membuat tempramental Garrel menjadi buruk.
Dengan melihat video Garrel sepanjang hari tadi bersama bik Nimah , membuat Bella yakin bahwa bik Nimah adalah orang yang tepat untuk mendampingi Garrel dikala ia sedang bekerja. Bik Nimah begitu telaten mengurus Garrel, teliti terhadap makanan yang akan dimakan anaknya itu.
Menjadi seorang pimpinan di sebuah perusahaan itu ternyata gampang gampang susah, tidak mengenal waktu meski sudah larut malam Bella masih setia pada layar laptop kerjanya itu. Karena masih ada banyak data-data yang harus ia cek dengan teliti, agar tidak ada kesalahan yang mengakibatkan kerugian terhadap perusahan.
Slurrp.....
"walau sudah dingin, tapi masih tetep enak." Saking fokusnya pada layar laptop, Bella melupakan secangkir kopi yang ia buat dua jam yang lalu.
ting.....
Ponsel Bella berdering, ia segera mengusap layar ponsel itu melihat siapa yang chat dia larut malam.
Clara: "Bell... Gue punya kabar terbaru tentang perusahaan ayah Lo."
Bella: "kabar terbaru apa, Lo gak pernah bilang ke gue kalo ayah lagi sakit."
Clara: "Sumpah kalo masalah ayah Lo sakit, gue baru kali ini tau. Itu juga dari Lo, pantesan suaminya si Fani mau jual perusahaan ayah Lo.
Bella: "Lo tau dari mana, perusahaan Mahendra mau di jual."
Clara:"Dari ayah gue, desas desusnya perusahaan Mahendra mau bangkrut karena terlilit utang."
Bella:"Gue gak akan biarin perusahaan itu di beli orang lain, itu hasil kerja keras ibu gue."
Clara:"Terus Lo mau beli perusahaan yang mau bangkrut itu? Apa gak rugi Bell...."
Bella: "Dengan kemampuan gue saat ini juga dukungan dari perusahaan Anderson. Gue bisa membalikan keadaan perusahaan Mahendra menjadi semula. Lo dan ayah Lo tinggal bikin mereka menjual perusahaan dengan harga sangat murah, buat dia rugi. Nanti Lo sama ayah Lo dapet imbalan dari gue."
Clara:"Oke, gue mengerti..."
Begitulah percakapan Bella dengan sahabatnya, Clara.
"Aku akan buat kalian tidak memiliki apa apa." Gumam Bella. Rasa dendamnya terhadap Dina juga Fani sangat dalam.
********
Esok hari..
Sebagai perusahaan yang terkenal, pasti akan ada banyak persaingan dalam bisnis. Maka dari itu Anderson memerintahkan para anak buahnya untuk mendampingi Bella agar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.
Seperti halnya hari ini Bella melenggang masuk ke perusahaan dengan sederet anak buah yang berada di belakangnya. Langkah juga tampilannya begitu anggun, membuat terkesima setiap mata yang melihatnya. "sungguh Sangat elegan juga anggun." ucap setiap orang yang mengaguminya. Bella menuju keruangannya, duduk di sebuah kursi kebesarannya. Dan mulai sibuk dengan aktivitasnya.
Lain halnya dengan Richard, pagi pagi dia di jengkelkan dengan Bianca yang terus merengek minta kepastian padanya. Menagih janji yang ia ucapkan dahulu.
"kapan kamu nikahin aku." cemberut Bianca, dia kesal karena Richard sudah tidak peduli lagi dengannya.
"Aku masih belum siap." jawab Richard enteng.
"kenapa kamu masih belum siap? Ini sudah enam tahun Richard, kamu janji padaku, apalagi yang kamu ragukan." Rengek Bianca yang frustasi karena setiap dia membahas pernikahan, Richard selalu bilang belum siap.
Richard hanya diam tak berkata, karena mana mungkin mengatakan kenyataan pada Bianca bahwa dia seorang yang impoten. Hanya jodohnya yang mampu menyembuhkan penyakitnya.
Selama enam tahun ini, Richard sering bolak balik untuk cek penyakitnya pada dokter pribadi. Namun tak ada hasil, penyakitnya masih belum sembuh walau sudah berhubungan dengan Bianca malam itu. Apa malam itu sebuah kebetulan? Sedangkan Richard sudah terlanjur janji akan menikahi Bianca. Alhasil status Bianca menggantung tanpa kepastian.
Walau begitu, Bianca tetap mendapatkan fasilitas kemewahan dari Richard tanpa harus bekerja menjadi sekretaris lagi. Bianca melakoni peran sebagai calon nyonya Richard yang tak pasti.
"Richard, lo hari ini ada pertemuan klien di mall." ucap Ray yang tiba tiba nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu.
"Eh, ada calon kakak ipar." tambah Ray menyapa Bianca.
"Jika kamu ingin kepastian dariku, nanti malam kamu datang ke apartemen ku." Pinta Richard yang langsung bangkit dari duduknya.
"Baiklah." Seperti ada sinyal untuk menjadi nyonya Richard, Bianca segera mengiyakan perintah tunangannya itu. Mungkin Bianca fikir dia akan menghabiskan malam panas bersama Richard, malam yang selalu ia nantikan terjadi. Dan dia pergi tanpa pamit.
"gak ada akhlaknya tu cewek, maen pergi pergi aja tanpa pamit sama lo." ucap Ray mendengus.
"Gak perlu di bahas, ayo cabut...." Ucap Richard melenggang meninggalkan ruangannya yang di susul oleh Ray sang asisten. Mereka pergi menuju mall yang Ray maksud.
*********
"kenapa pertemuanya di mall, kayak yang gak ada tempat lain aja. Disini terlalu rame, bakal kurang fokus gue." Protes Richard yang tak terlalu suka keramaian.
"Tenang bro, gue udah sewa tempat buat kita meeting. Jadi gak akan ada keramaian seperti ini." Ray membawa Richard ke lantai atas mall, tempat orang untuk bersantai sambil menyantap hidangan layaknya di sebuah restoran kelas atas. Dengan beground pemandangan ibukota.
Mereka di sambut oleh klien yang sudah sedari tadi menunggunya.
"gue ke toilet dulu, kebelet." bisik Ray, segera menjauh dari tempat itu.
Di sebuah toilet...
Ray sedang membersihkan tangannya di wastafel sambil berkaca membenahi gaya rambutnya.
Dari arah luar, muncul seorang anak yang mencuri perhatian Ray. Dia terkejut melihat anak itu yang wajahnya mirip sekali dengan Richard. Dari cara mencuci tangan juga cara merapikan rambut yang anak itu lakukan sama seperti yang di lakukan Richard.
"apa om lihat lihat, terpesona dengan wajahku yang tampan." Garrel mendongak ke arah Ray yang terus memperhatikannya.
...'bahkan cara bicara juga keangkuhannya itu hampir sama dengan Richard,apa ini hanya kebetulan." batin Ray merasa hampir tidak percaya ada yang mirip dengan Richard.....
"Maaf dek, om boleh tanya, kamu anak siapa. Lucu banget." Ray lalu membungkuk di sejajarkan tubuh Garrel.
"bukan urusan om..."ucap Garrel dengan nada angkuhnya, pergi meninggalkan Ray begitu saja.
"sungguh ini definisi Richard junior si....."