(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Arion duduk berhadapan dengan istrinya tepatnya ruang makan. Ia memandang istrinya dengan datar dan dingin, tak ada kehangatan lagi yang ia berikan pada istirnya. Berulang kali ia menghela nafas panjang guna mengurai rasa sesak yang menghimpit dada.
Perceraian? Siapa pun tidak ingin menjalani hal tersebut termasuk Arion. Tapi, mau bagaimana lagi kalau rumah tangganya sudah tidak sehat, dan istrinya berulang kali melakukan kesalahan yang sama.
"Apa yang ingin kau katakan?" Vicky bersuara setelah mereka saling diam selama 5 menit lebih.
"Mana surat cerai yang harus aku tanda tangani?" jawab Arion datar, terkesan sangat dingin.
Vicky menelan ludahnya dengan kasar. Entah kenapa ia merasa kecewa saat mendengar perkataan suaminya. Tapi, bukankah ini yang ia inginkannya sejak dulu? Bercerai dengan Arion dengan alasan bosan dan juga lelah menghadapi Arion yang sering meninggalkannya. Tapi, kenapa kini perasaannya seolah tidak rela melihat jika kehilangan suaminya.
"Kau sudah memikirkannya dengan matang?" tanya Vicky memastikan, dan berharap keputusan Arion berubah.
"Butuh 14 tahun aku memikirkannya, kau pikir semua ini mudah untukku, terlebih lagi ada Vittoria diantara kita! Dan saat ini aku sangat yakin dengan keputusanku, bercerai denganmu adalah pilihan yang tepat, terlebih lagi aku sudah mendapatkan izin dari Vittoria," jelas Arion datar seraya menatap dingin istirnya.
"Dia tahu?"
"Dia tahu semuanya, termasuk perselingkuhanmu!" balas Arion penuh penekanan. "Aku harap kau menjadi ibu yang bijak, jangan pernah bawa pria itu lagi ke rumah ini. Dan jangan mengotori otak suci Vittoria!" lanjut Arion penuh ketegasan.
Vicky menelan ludahnya dengan kasar, kedua bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri saat perasaan gugup, malu dan rasa bersalah menyambangi hatinya karena putrinya telah mengetahui semuanya.
"Maaf," tutur Vicky dengan suara pelan.
"Mana surat perceraiannya!" Arion kembali ke topik pembicaraan mereka.
Vicky beranjak dari duduknya, lalu berjalan menuju kamarnya yang letaknya tak jauh dari sana, tak berselang lama ia kembali ke ruang makan sambil membawa beberapa berkas di tangan kanannya, lalu memberikannya pada Arion.
Arion menerima berkas tersebut lalu membacanya, kedua alisnya mengerut dan matanya semakin menajam saat istrinya mengajukan hak asuh anak di berkas perceraian tersebut.
Arion menatap istrinya dengan datar, "Vittoria sudah besar, biarkan dia memilih sendiri ingin tinggal dengan siapa." Arion memberikan saran.
"Hak asuh anak harus jatuh padaku, Arion! Lagi pula kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, jadi tidak mungkin bisa mengurus Vittoria!" balas Vicky tidak mau mengalah dan tidak menerima saran suaminya.
Arion memijit pelipisnya, ini yang membuatnya dilema. Dan benar yang dikatakan Vicky kalau ia tidak akan sanggup merawat Vittoria karena pekerjaannya. Tapi, disisi lain ia tidak bisa membiarkan Vittoria hidup bersama Vicky.
"Aku akan memikirkannya lagi!" Arion beranjak dari duduknya, lalu keluar dari rumah tersebut tanpa menandatangani surat perceraianya. Ia masih harus memikirkan semua ini karena demi Vittoria--anaknya.
Ya, tentu saja perpisahan akan mengobarkan banyak hal termasuk anak.
"Arion! Kau tidak bisa bersikap seperti ini!" seru Vicky mengejar suaminya yang sudah masuk ke dalam mobil. Ia mengetuk kaca jendela mobil berulang kali, namun suaminya tidak menggubrisnya.
Dari arah balkon atas, Vittoria melihat dan mendengar pertengkaran orang tuanya. Hatinya merasa sedih dan sangat terpukul karena orang tuanya akan bercerai. Gadis cantik berambut piring yang duduk di kursi roda itu membuang nafas kasar seraya mendongak menatap langit yang cerah dengan pandangan berkaca-kaca.