Dua orang Kakak beradik dari keluarga konglomerat dengan sifat yang berbeda, sama-sama jatuh cinta pada seorang wanita.
Satria yang diam-diam telah menjalin cinta dengan Aurora terpaksa menelan kenyataan pahit saat mengetahui wanita yang dinikahi Kakaknya Saga adalah kekasih hatinya, Aurora.
Satria yang salah paham pada Aurora, jadi sakit hati dan frustasi. Cintanya pada Aurora berubah menjadi dendam dan kebencian.
Satria melakukan banyak hal untuk merusak rumah tangga kakak dan mantan kekasihnya itu.
Hingga akhirnya, Saga meninggal karna penyakit kelainan jantung yang ia derita dari kecil.
Satria malah menuduh, Aurora lah peyebab kematian sang Kakak.
Rasa benci yang mendalam, membuat Satria terus menerus menyiksa batin Aurora.
Apakah Aurora sanggup bertahan dengan ujaran kebencian Satria? Sementara Aurora masih sangat mencintai Satria.
Jangan lupa mampir ke karya author yang lain ya, 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aurora dipaksa menerima perjodohan.
POV SAGA DAN AURORA.
Awalnya, Saga dan Aurora belajar dalam satu kampus yang sama disebuah Fakultas Negeri. Mereka berdua beda tingkat dan jurusan. Saga senior, Aurora junior.
Saga yang sangat terkenal di kampus sebagai mahasiswa paling tampan dan keren di kampus itu selalu dijodoh-jodohkan para mahasiswa dan mahasiswi dengan Aurora, mahasiswi tercantik di kampus.
Saga yang penasaran akan kecantikan Aurora, langsung jatuh cinta saat ia sengaja mencari tahu tentang Aurora.
Saga terpesona dengan senyuman, tawa riang dan gaya bicara Aurora yang lincah dan energik. Dimana ada Aurora, disitu ia melihat ada senyuman dibibir setiap orang yang memandangnya.
Aurora membawa setiap kebahagiaan dan senyuman pada semua orang. Tapi tidak untuk Saga.
Saat cinta Saga ditolak mentah-mentah oleh Aurora, disitulah senyumannya menghilang. Kebahagiaannya seakan sirna, setiap kali ungkapan cintanya selalu ditolak Aurora tanpa belas kasihan.
Aurora tak pernah menyukainya. Ia seakan membenci Saga.
POV OFF
"Saga...! Cepat lah...! Ini sudah terlalu siang!" teriak Nilam keras memanggil anak kesayangannya yang tengah berdandan rapi dalam kamarnya.
"Iya ma...! Bentar!" jawab Saga lantang.
Ia tersenyum puas memandang penampilannya didepan kaca.
"Perfect!" Ia memuji pantulan dirinya sendiri yang terlihat sangat tampan dengan style rapi kemeja putih polos dilapisi jas yang selalu menjadi pakaian kebesarannya di acara tertentu.
Hari ini, Mama dan Papanya sudah sepakat untuk bertamu ke rumah Tante Santi, sekalian melamar Aurora sebagai istri Saga.
Dengan senyuman tampan yang menghiasi wajah nya, Saga menyongsong kedua orang tuanya yang telah menunggu sedari tadi di ruang depan.
"Lama banget dandannya, kayak anak perempuan saja." omel Nilam seraya mencubit lengan putranya gemas.
Ia senyum-senyum sendiri melihat rona wajah Saga yang tampak ceria dan bersemangat.
"Harus dong Ma, biar gak ditolak sama calon mertua." kelakar Saga bahagia.
"Kalo anaknya gak mau sama kamu, gimana?" ucap Nilam membalas gurauan Saga dengan candaan juga.
Sejenak Saga tertegun.
"Paksa saja, kalo perlu panggil Mbah dukun." sahut Saga dengan nada sumbang.
"Wah, parah banget anakmu ini Pa. Saking demennya mau panggil dukun segala." ujar Nilam seraya tertawa renyah.
Nilam menanggapi perkataan Saga dengan lelucon. Perempuan itu merasa lega, karna Saga yang dulu pernah patah hati, kini mau membuka pintu hatinya untuk wanita lain.
"Satria mana Ma, Pa?" tanya Saga yang celingak-celinguk tak melihat sosok adiknya di antara mereka.
"Satria gak ikut, dia lagi sibuk Zoom meeting urusan kantornya dikamar." Sahut Nilam memberitahu.
Saga terlihat sedikit kecewa.
"Sayang Satria gak ikut, gak bisa kenalan dulu sama calon kakak iparnya." gumam Saga dalam hati.
Saga melirik sekilas kelantai atas dimana kamar Satria berada. Ia pun menyunggingkan senyuman tipis sebelum melangkah keluar rumah mengikuti Mama dan Papanya yang sudah berjalan duluan keluar rumah.
Siang itu dirumahnya Aurora.
"Pokoknya ayah tidak mau tahu! Kau harus terima, perjodohan yang telah ayah dan Ibu atur untukmu." teriak Indra lantang.
Indra tampak marah-marah didalam kamar Aurora seraya menaruh kedua tangannya di pinggang.
"Harusnya kau bersyukur, kau bisa menikah dengan Saga! Dia jauh lebih baik dan pantas untukmu daripada pacarmu yang pengangguran itu?!" Indra memarahi Aurora tanpa belas kasihan.
Aurora yang tengah duduk di atas ranjang kamarnya tampak menangis sesenggukan seraya menghapus derai air matanya yang mengalir deras. Meski berulang kali ia mencoba menghapus, air matanya tetap jatuh bercucuran tanpa kendali.
"Tidak ayah sangka kau jadi gadis bodoh seperti ini Aura! Kau malah menangisi pria miskin seperti Satria yang belum jelas asal usulnya itu ketimbang memikirkan masa depanmu." ucap Indra kesal setengah mati.
Aurora makin menangis keras. Ia melompat dari ranjang tidurnya dan bersujud memegang kaki ayahnya.
"Aura mencintai Satria ayah, Aura mohon, jangan nikahkan Aura dengan Kak Saga, ayah!" pinta Aurora menangis tersedu-sedu memohon pada ayahnya.
Indra tak menggubris perkataan putri semata wayangnya itu. Ia bersikeras ingin menikahkan Aurora dengan Saga karna ia yakin, masa depan Aurora akan lebih baik jika mempunyai pendamping hidup seperti Saga.
"Ayah tidak peduli! Cinta, cinta! Tau apa kamu sama cinta? Apa kamu pikir kamu bisa hidup dengan cinta saja? Apa kamu sanggup hidup susah dan melarat bersama pacarmu yang seperti pengangguran itu heh?" ujar Indra jengkel.
"Ayah, Satria itu bukan pengangguran. Dia bekerja diluar negri." Aurora berusaha menjelaskan.
"Alah! Kerja diluar negri, tiap hari kalian pacaran melulu, kapan kerjanya? Percuma saja kamu capek-capek ayah kuliah kan, Aura. Kamu malah gampang dibohongi laki-laki buaya yang cuma punya modal gantengnya doang. Kamu sudah dibutakan oleh cintamu yang bodoh itu!" Indra segera menepis ucapan Aurora tanpa pikir panjang.
Baginya, Saga tetap pemuda yang terbaik yang pernah ia kenal yang pantas dan layak untuk menjadi pendamping hidup Aurora. Indra sudah lama bermimpi agar bisa mendapatkan Saga sebagai menantu. Dan mimpinya akan segera terwujud sesuai dengan rencana jahat yang telah diatur Santi istri keduanya.
Setelah ibunya Aurora meninggal, Indra sudah menikah lagi dengan perempuan yang berstatus janda tanpa anak. Meskipun begitu, menurut Indra, Santi sangat menyayangi Aurora. Itu sebabnya, ia mau mengikuti rencana Santi untuk menjodohkan Aurora dengan Saga tanpa ada kecurigaan sama sekali dengan istrinya Santi yang diam-diam punya maksud terselubung dibalik perjodohan itu.
Indra tidak tahu, jika Santi sengaja menjodohkan Aurora dan Saga hanya demi harta. Diam-diam, Santi sudah diberitahu oleh seorang dokter kenalannya yang pernah memeriksa Saga, jika Saga mengidap kelainan jantung. Dan itu sangat menguntungkan keluarga Indra seandainya Aurora menikah dengan Saga.
Apabila jika Saga berumur pendek, Aurora akan menjadi wanita yang kaya raya dengan segala harta yang di miliki Saga. Seandainya Saga meninggal, Santi akan berupaya merebut semua harta peninggalan Saga kelak dari tangan Aurora.
"Setidaknya, kamu ikuti perintah Ayah untuk kali ini saja. Ayah tidak mau, arwah ibumu yang sudah tenang di alam sana akan mengutuk ayah jika kau hidup dalam penderitaan Aura!" suara Indra perlahan melunak.
Mendengar ucapan ayahnya, Aurora makin sedih. Tangisnya kian memilukan. Begitu keras hati ayahnya ingin menikahkannya dengan Saga tanpa memikirkan perasaan anaknya sendiri. Apalagi membawa-bawa nama ibunya yang telah tiada.
"Ibu, tolonglah Aura Bu. Aura tidak mencintai Saga. Aura cuma cinta sama Satria ibu." jerit Aurora dalam hati.
"Huhuhu...!" Ia pun menangis sejadi-jadinya.
"Ayah! Mereka hampir sampai!" Mendadak Santi ibu tirinya, muncul didepan pintu sambil tergesa-gesa menghampiri Indra masuk ke dalam kamar Aurora.
Indra tampak kaget mendengar perkataan Santi. Ia pun menatap Aurora dengan nyalang.
"Ingat Aura! Kau dan Saga akan menikah Minggu depan! Jangan coba-coba membantah perintah ayah. Mengerti!" gertak Indra dengan tegas.
Sejenak ia menatap Aurora yang masih menangis dengan tatapan beringas. Setelah itu, ia berbalik meninggalkan Aurora berduaan dengan Santi yang memandang keadaan Aurora dengan tajam.
Apakah Aurora mau dinikahkan dengan Saga?
.
.
BERSAMBUNG.