Terjebak Dua Hati

Terjebak Dua Hati

Janji sehidup semati.

"AKU MENCINTAI MU, AURA." bisikan lembut di telinganya membuat Aurora menggelinjang geli.

AURORA MENTARI yang biasa di panggil Aurora, gadis cantik berkulit putih, berambut panjang tergerai ikal hingga sepunggung itu, langsung mengenali siapa yang memanggilnya dengan sebutan AURA.

Hanya orang tua serta kekasih pujaan hatinya saja yang memanggilnya dengan nama itu. Ia langsung mengelak dari sergapan seorang pemuda tampan beralis tebal dan berhidung mancung yang mendadak hadir ingin memeluk tubuhnya yang ramping dari belakang. Matanya yang bulat dengan bulu mata yang lentik, mendelik sempurna saat kekasih hati yang ia cintai itu berupaya kembali untuk merengkuh tubuhnya.

Aurora berusaha lari menghindar, namun tangan pemuda tampan itu bergerak lebih cepat menarik tangannya hingga ia nyaris terjatuh.

"Aww...!" jerit Aurora kaget.

Tubuhnya nyaris terbalik, andai saja si kekasih tidak segera menahan pinggang Aurora yang cukup lentur seperti penari balet.

Sesaat pandangan mata mereka beradu pandang dalam posisi setengah berpelukan.

Aurora menggantungkan kedua lengannya kuat, dileher sang kekasih agar ia tidak terjatuh.

Pemuda tampan itu tampak melemparkan senyuman yang menawan.

Jantung Aurora seketika berdetak kencang, tatkala kekasih hatinya yang tampan menarik tubuh Aurora agar wajah mereka saling berdekatan.

"Kamu mau kan, jadi istri ku?" tanya pemuda tampan itu dengan wajah penuh harap.

Mata Aurora berkedip indah, Ia tak menduga mendapat lamaran tiba-tiba dari kekasih yang baru satu bulan menjalin hubungan cinta dengan nya.

"Aku mau, jadi istri mu." sahut Aurora bahagia.

Ia menatap wajah tampan kekasihnya dengan mata berbinar-binar penuh kasih sayang. Walau lamaran itu hanya semu dan cuma rayuan di bibir saja, Aurora tak peduli. Dia sudah terlanjur jatuh cinta pada pemuda tampan itu.

Tatapan Aurora membuat hati kekasihnya makin berbunga-bunga. Wajah cantik dan lembut milik Aurora telah memikat hatinya. Ia sudah jatuh dalam pesona Aurora yang telah bertahta indah dihatinya semenjak mereka bertemu.

"Kamu janji, gak bakalan nikah sama orang lain?" tanya pemuda tampan itu lembut.

Wajah Aurora seketika bersemu merah. Ia pun mengangguk malu dan menelan ludah.

"Aku janji!" ujarnya dengan nada serak.

Matanya tampak terpejam saat deru nafas si pemuda makin dekat menghangat kan wajahnya.

Bibir Aurora yang merah merekah, sangat menggoda hati pemuda itu, ia ingin menikmati sebuah sentuhan kecil dari bibir gadis yang sangat dia cintai.

Perlahan, tubuh mereka semakin rapat. Si pemuda tampan bersiap-siap hendak menempelkan bibirnya pada bibir Aurora yang sedikit terbuka.

"EHEM!" suara deham dari seseorang tiba-tiba memergoki percintaan mereka berdua.

Si pemuda buru-buru melepaskan Aurora dari pelukannya dan berbalik menatap pria tua yang mendadak muncul dari arah belakang punggungnya.

Begitu pula dengan Aurora, ia nampak terkejut dan segera bersembunyi dibalik punggung pemuda tampan kekasih hatinya dengan wajah ketakutan.

"Apa yang kalian lakukan disini hah?!" tanya si pria tua pada pemuda tampan itu dengan pandangan mata kurang senang.

SATRIA MAHENDRA, si pemuda tampan, anak kedua dari salah seorang pengusaha kaya di kota itu melirik Aurora yang merunduk takut dibelakangnya sekilas. Dia pun membungkukkan sedikit kepalanya, memberi hormat pada pria tua yang ia kenali adalah ayah kandungnya Aurora.

"Apa kabar, om?" tanya Satria dengan sopan.

Pria paruh baya yang sedang berdiri tegak di hadapannya itu tak segera menjawab. Dia melirik gadis yang bersembunyi di belakang punggung Satria dengan tatapan kurang senang.

"Percuma saja kau bersembunyi, ayah sudah melihat mu sedari tadi. Aura...!" hardiknya dengan lantang.

Aurora langsung pucat pasi mendengar suara hardikan dari ayah kandungnya. Badan mungilnya mulai menggigil, saat ayahnya yang sangar berjalan pelan mendekat kearah mereka berdua.

"Ayo pulang! Lebih baik kau tidur saja rebahan di kamar, daripada berhubungan dengan pemuda pengangguran seperti dia." tuding Indra menunjuk Satria marah.

Pria tua itu berusaha menggapai tangan Aurora yang makin bersembunyi di balik punggung Satria, pemuda tampan yang selama ini belum memberitahu identitas dirinya yang sebenarnya pada Aurora dan Indra ayahnya Aurora.

"Jangan terlalu kasar sama Aura, Om. Dia itu anak perempuan, bukan anak lelaki." Satria mencoba menghalangi Indra untuk meraih tangan Aurora.

Indra mendengus kasar. Dia menatap Satria dengan tatapan nyalang.

"Saya minta kamu tidak ikut campur urusan keluarga saya. Harap kamu mengerti posisi kamu, dia adalah anak dari keluarga terhormat. Dia tak kan bergaul dengan pemuda sembarangan seperti mu." tukas Indra membantah.

Tatapan mata Satria seketika berubah tajam saat Indra menghina dirinya.

"Tapi Om, aku tak seburuk yang om duga." jelas Satria tegas.

Ia ingin menjelaskan siapa jati dirinya pada Indra.

"Cih, memangnya kamu siapa? Apa kamu lebih hebat dari Saga Dirgantara?" sindir Indra mencibir kan bibirnya meremehkan Satria.

"Di Kota ini, cuma dia pria muda yang mapan dan terkaya. Aku akan menikahkan anakku Aura dengannya." Indra menyombongkan seseorang yang sudah sangat dikenali oleh Satria.

Satria tersenyum sinis. Pria muda mapan yang di sebut kan Indra, adalah kakak kandung Satria. Indra berlagak seolah mengenali keluarga Satria, tanpa Indra sadari, ia sedang bicara dengan siapa saat ini.

Satria membungkam mulutnya rapat. Ia mengurungkan niatnya untuk memberitahu identitas dirinya pada Indra dan Aurora.

"Percuma saja aku jelaskan. Ia pasti takkan percaya." desis Satria dalam hati.

Indra berhasil menarik tangan Aurora dan menyeret anak gadisnya itu agar menjauh dari Satria.

"Lepaskan Aura, ayah!" pinta Aurora dengan nada memilukan.

Gadis cantik itu memandang Satria kekasihnya dengan wajah menyedihkan. Aurora sangat malu diperlakukan sedemikian rupa oleh ayahnya didepan kekasih yang ia cintai.

Satria hanya terpaku bisu menatap Aurora yang di seret ayahnya pulang.

"Maafkan aku Aura, aku tak bisa membantumu saat ini. Sabarlah Aura, sebentar lagi aku akan membawamu keluar, dari rumahmu yang seperti neraka itu." ucapnya dalam hati merasa sedih.

Satria menghela nafas berat menahan perasaan geram dalam dadanya.

Sabar, mungkin belum saatnya untuk menunjukan identitas dirinya pada Aurora dan Indra.

Mama dan papanya takkan mengizinkan Satria menikah terlebih dahulu melangkahi kakaknya Saga yang masih membujang hingga saat ini.

Didalam rumah Indra ayahnya Aurora.

"MA-SUK!" Bentakan keras dari ayahnya membuat Aurora terisak menahan tangis.

Punggung Aurora didorong kasar oleh Indra, ayahnya agar segera masuk ke dalam kamar.

"Sekali lagi ayah melihatmu bersama Satria...?!ayah takkan memberimu ampun lagi Aura! Ayah akan memasung mu didalam kamar, agar kau tak bisa keluar rumah. Apa kau mengerti, hah...?!" ancam ayahnya memberi ultimatum keras terhadap Aurora.

Aurora menangis sedih. Aurora merasa heran dengan sikap ayahnya yang selalu tak menyukai Satria. Entah apa yang membuat Indra tak menyukai kekasihnya itu.

Padahal, Satria selalu bersikap sopan dan ramah padanya. Tapi ayahnya selalu berwajah masam dan menunjukan rasa kurang senang setiap kali bertemu Satria.

"Apa karna Satria bukan pemuda kaya raya?" pikir Aurora sedih disela tangisnya.

Ayahnya selalu saja mengagung-agungkan Saga Dirgantara sebagai calon menantu idaman. Hal itu membuat Aurora semakin membenci Saga.

Meskipun semua orang memuji Saga sebagai pemuda yang baik dan sebagainya, Aurora tetap tak suka.

Entahlah, mungkin karna figur Saga yang terlalu sering dibicarakan banyak perempuan di kotanya membuat Aurora kurang menyukai Saga.

Teringat kembali akan kekasihnya Satria yang ia cintai setengah mati, tangis Aurora pun semakin keras. Ia menangis sejadi-jadinya melepaskan kekesalan yang bertumpuk menyesakkan dadanya.

"DI-AM! Jangan buat ayah makin naik pitam Aurora!" teriak Indra keras membentak anak perempuannya sekali lagi.

Gadis cantik itu tersurut takut ketika tangan kekar ayahnya terangkat tinggi bersiap untuk menampar. Aurora bergegas naik keatas ranjang, menarik selimut dengan cepat dan menyembunyikan tubuhnya dalam selimut yang tebal.

Indra mendengus kasar saat melihat anak gadisnya itu meringkuk takut dibawah selimut. Tanpa mempedulikan keadaan Aurora, Ia pun segera keluar kamar dengan membawa kekesalan dihatinya.

BRAK...!

Suara keras pintu dibanting membuat degup jantung Aurora nyaris berhenti berdetak. Perlahan ia menarik selimutnya hingga dada dan mengintip kearah pintu kamar yang saat itu telah tertutup rapat.

"Hufh...Syukurlah ayah tidak memukulku." gumamnya dengan nada sedih seraya menghapus butiran air matanya yang tersisa dipelupuk mata.

Apa yang akan terjadi dengan Aurora setelah itu?

.

.

.

BERSAMBUNG

Welcome di karya terbaru ku.

JANGAN LUPA !

Like

Komen

Subscribe

Vote

( Jika kamu suka, Kepoin terus y 🤗 )

MAKASIH ALL ❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

CintaAfya

CintaAfya

kasihan Aurora dihalang percintaan nya dgn Satria...

2024-12-09

2

Taurus girls

Taurus girls

udah ku kasih like vote koment subscribe dan hadiahnya.

2024-12-18

2

S.gultom

S.gultom

bagus kak, semua karya nya mantap mantap , minder liat nya😭😭

bahsanya keren keren👍

2024-12-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!