Ditalak ketika usai melahirkan, sungguh sangat menyakitkan. Apalagi Naura baru menginjak usia 20 tahun, harus kehilangan bayi yang dinyatakan telah meninggal dunia. Bagai jatuh tertimpa tangga dunia Naura saat itu, hingga ia sempat mengalami depresi. Untungnya ibu dan sahabatnya selalu ada di sisinya, hingga Naura kembali bangkit dari keterpurukannya.
Selang empat tahun kemudian, Naura tidak menyangka perusahaan tempat ia bekerja sebagai sekretaris, ternyata anak pemilik perusahaannya adalah Irfan Mahesa, usia 35 tahun, mantan suaminya, yang akan menjadi atasannya langsung. Namun, lagi-lagi Naura harus menerima kenyataan pahit jika mantan suaminya itu sudah memiliki istri yang sangat cantik serta seorang putra yang begitu tampan, berusia 4 tahun.
“Benarkah itu anak Pak Irfan bersama Bu Sofia?” ~ Naura Arashya.
“Ante antik oleh Noah duduk di cebelah cama Ante?” ~ Noah Karahman.
“Noah adalah anakku bersama Sofia! Aku tidak pernah mengenalmu dan juga tidak pernah menikah denganmu!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Amarah Irfan
Sofia yang sejak pagi sudah kecewa pada suaminya karena tidak dituruti permintaannya, lantas ia tetap menemui teman-teman sosialitanya, ujung-ujungnya yang nongkrong cantik di salah satu restoran mewah dan shopping barang-barang keluaran baru di mall.
Capek kongkow, pulang ke mansion langsung disambut dengan tingkah Noah yang tak terduga, marahlah Sofia melihat kelakuan anak tirinya yang tidak disengaja itu, hingga tanpa ia sadari ada suaminya di mansion.
“Sofia!!” Suara Irfan kembali meninggi usai mengendong Noah yang kini menangis dalam gendongannya. Baru kali ini ia melihat Sofia yang ringan tangan memukul anaknya.
Sofia mengutip baju yang diinjak Noah, lau ketika ia menegakkan kembali punggung wanita itu menundukkan kepalanya ketika sempat melihat wajah suaminya memerah tanda sendang emosi. “Apakah selama ini kamu selalu memukul Noah, jika tidak ada aku di mansion?” tanya Irfan dengan hatinya yang sangat kecewa.
“Cakit Papi, kaki Noah cakit ini,” keluh Noah dalam isak tangisnya.
Sofia mengangkat wajahnya, tampak air matanya berlinang. “Mas Irfan ingin memarahiku, dengan hal yang sepele ini? Aku tidak pernah memukul Noah, baru kali ini Mas. Itu pun juga spontan karena Noah menjatuhkan belanjaanku dan menginjak salah satu baju yang sangat aku suka,” jawab Sofia membela dirinya sendiri, lalu tangannya terulur menyodorkan baju tersebut.
Irfan mengusap kaki anaknya, lantas ia menatap Elin yang kini berdiri tak jauh dari posisinya mereka berdua.
“Elin, katakan pada saya, apakah Nyonya sering memukul Noah saat saya tidak ada? Katakan sejujurnya jika kamu masih mau bekerja di sini, jangan takut dengan ancaman Nyonya,” tanya Irfan dengan tegasnya.
Wajah Sofia pias begitu saja, tubuhnya pun membeku di saat suaminya bertanya seperti itu pada baby sister Noah.
Bagi Irfan, Noah adalah hartanya yang paling berharga meski ia mendapatinya dengan menyakiti wanita lain. Ia pun selalu terima kesalahan yang selalu dilampiaskan Sofia padanya karena masalah rahimnya yang diangkat, Irfan menerimanya dengan lapang dada, tapi bukan berarti anak dari wanita lain ini disiksa dengan bebas oleh Sofia begitu saja.
Sakit hatinya ketika Irfan melihat rintihan dan tangisan Noah, apalagi tangan Sofia begitu ringan memukul anaknya.
“Mas Irfan kok bertanya seperti itu pada Elin? Bukankah aku tadi sudah menjawab jika ini pertama kalinya aku memukul Noah! Itu pun karena kesalahan anak ini. Kita punya anak juga tidak harus selalu memanjakannya terus Mas, kalau anak itu bersalah wajar kita tegur atau memberikan sedikit pelajaran padanya! Atau jangan-jangan Mas ini sudah tidak percaya sama istri sendiri!” timpal Sofia bernada kesal
Harusnya Elin yang menjawab malah Sofia yang menjawab. Elin sendiri tampak bingung harus menjawab apa, yang ada ia hanya terdiam dalam posisi berdirinya.
“Bukan tidak percaya padamu, Sofia. Tapi memastikan apa yang kamu katakan barusan. Apalagi saat aku melihat tanganmu itu terlihat terbiasa memukul anakku,” balas Irfan, ia melangkah maju ke depan lalu mengambil baju gamis yang ada di tangan istrinya.
“Aku sangat yakin Noah tidak sengaja menginjak gamis ini. Dan gara-gara gamis ini kamu dengan ringan memukul Noah tanpa ampun. Apakah kamu membeli baju ini pakai uang kamu?” tanya Irfan mempertahankan intonasi suaranya untuk tidak meninggi karena ada Noah dalam gendongannya.
“Pakai uang Mas,” jawab Sofia jujur seraya menatap gamis berwarna silver itu.
“Jika aku tidak ada mungkin tubuh anakku penuh dengan luka di kakinya karena gamis ini. Padahal kamu tidak mengeluarkan sepersen pun untuk membelinya.” Irfan menunjuk gamis tersebut di muka istrinya lalu ia mengulurkan gamis tersebut pada Elin.
“Elin bakar gamis ini sekarang juga!” perintah Irfan dengan tegasnya.
“Mas, kok bajuku mau dibakar!” seru Sofia terkejut.
“Karena baju ini kamu tega memukul Noah! Karena baju gamis ini hati nurani mu diselimuti oleh setan, percuma kamu pakai hijab tapi kamu tidak bisa bersikap bijak pada anakku!” tekan Irfan, ia selalu menyebut anakku karena memang Noah hanya anaknya bukan anak Sofia.
“CEPAT ELIN BAWA KE BELAKANG DAN LANGSUNG BAKAR!” Suara Irfan akhirnya melepaskan volume meningginya untuk pertama kalinya di depan istrinya sampai wanita itu tersentak.
Dengan ragu Elin mengambil baju gamis yang begitu mewah, Elin bisa menebak pasti harganya jutaan. “B-baik Tuan.” Elin langsung berlarian ke belakang melaksanakan perintah tuannya. Sedangkan Sofia meremas sisi gamisnya dengan giginya yang menggertak.
“Tega kamu, Mas! Hanya masalah sepele saja kamu tega membakar baju baruku!” Air mata Sofia semakin luruh membasahi pipinya yang full dengan make up-nya yang begitu cetar.
Irfan menolehkan wajahnya ke belakang bahunya untuk memastikan jika hanya mereka bertiga saja yang ada di ruang utama, kemudian ia kembali menatap istrinya yang sudah mulai menangis. Biasanya pria itu akan langsung memeluk Sofia jika menangis, tapi kali ini tidak. Irfan sepertinya sangat kecewa berat pada istrinya.
“Sofia, selama ini aku selalu menerima kekesalan, sikap kecewa atas kesalahanku. Tapi bukan berarti kamu bebas berbuat kasar pada Noah, dia anak kandungku meski bukan kamu yang melahirkannya. Dan perlu kamu ingat, hadirnya Noah ada andil darimu, dan karena permintaanmu aku memisahkannya dengan ibu kandungnya. Jika aku tahu kamu selama ini telah bersikap kasar, suka main tangan dengan Noah. Aku tidak akan bisa mempertahankan Noah di sini, lebih baik aku kembalikan Noah pada ibu kandungnya yang mungkin sangat merindukannya!” ujar Irfan tampak serius, dan tidak main-main. Kemudian, pria itu berbalik badan ingin menenangkan Noah di kamar bocah tampan itu.
“Mas!” Sofia meninggikan suaranya, lalu menahan lengan suaminya.
Bisa dibayangkan oleh Sofia jika Noah dikembalikan pada ibu kandungnya, rumah tangganya pasti diujung tanduk, hidup dalam kemewahan pasti akan sirna begitu saja, dan yang lebih pastinya kedua orang tua Irfan meminta anaknya melakukan poligami jika Sofia tidak hamil kembali.
Irfan menarik napasnya dalam-dalam, bayangan Naura tadi siang yang begitu lembut menenangi Noah membuat hatinya terasa sakit, lalu ia membandingkan sikap Sofia yang begitu kasar pada anaknya semakin membuat hatinya semakin bersalah.
“Noah anakku Sofia, anak yang sangat aku sayangi melebihi diriku sendiri, demi keinginanmu aku telah menyakiti ibunya!” ujar Irfan, lalunya menepis tangan Sofia, kemudian meninggalkan istrinya begitu saja.
Bersambung ... ✍️
Dear Kakak Readers,
Mohon bijaklah memberikan rate bintang saat karya ini belum sampai 20 bab, 40 bab, 80 bab. Tadi pagi saya sempat melihat ada yang memberikan rate bintang 2 dan 3, dan rate langsung turun. Perlu diketahui karya ini sedang menuju bab 20 penentuan apakah retensi tercapai memenuhi minimal 65%. Dan poin rate bintang itu salah satu bagian penilaian sistem retensi di sini. Jujur saya marah! karena retensi pasti akan turun nantinya.
Padahal saya udah wanti-wanti jika karya ini ingin tetap bisa stay di sini mohon dukungannya. Biar bisa lolos kontrak di sini, udah itu aja. Tapi ketika ada jempol kasih rate 1, 2, 3, 4 ya wassallam.
Baca di sini gratis, tidak pakai k0in, jika tidak suka ceritanya mohon tinggalkan saja, tidak usah tinggalkan rate bintang 1, 2, 3, 4. Kalau mau cerita yang lebih bagus ayo ikut saya di s3b3lah tapi berb4yar. Tinggal pilih saja.
Saya sampai rela balik ke sini nulis karena kangen sama Kakak Readers semuanya di sini, tapi malah ada yang buat mood saya swing lagi. Jadi pada intinya semuanya saya kembalikan ke Kakak Readers semuanya, karena kembali lagi ke dukungannya agar karya ini retensi tercapai. Jika tidak tercapai ya tidak dilanjutkan 🙏.
Sekian keluh kesahnya, terima kasih untuk Kakak Readers yang sudah support dari awal sampai sekarang 🤗
emang pas nikah orang tuanya ga datang??? ga di kenalin
kan ngelawak sebab ceritanya di Indonesia
kalo di luaran kan cuma kedua pengantin udah sah