FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Lio meninggalkan meja makan, tanpa menghabiskan makanannya terlebih dahulu atau menjawab ucapan Lara.
Lara menatap nanar punggung Lio yang semakin menjauh dari pandangan.
“Sebenarnya apa maunya?!” Lara tidak memahami pola pikir pria itu. Bukankah pria itu akan melepaskannya jika sudah menemukan keberadaan Nona Sierra, tapi kenapa malah seperti ini? Seolah tidak akan melepaskannya. Mungkinkan dirinya akan terkurung selamanya di rumah ini dengan status pelayan?
“Tidak! Aku tidak mau berada di cengkraman Tuan Lio selamanya.” Lara menggelengkan kepalanya berulang kali. Sebisa mungkin dia harus pergi dari rumah ini.
Pagi-Pagi, Lara kembali berkutat di dapur. Kantong bawah mata terlihat mengendur dan hitam karena tadi malam dia tidak bisa tidur sampai menjelang pagi, insomnianya kambuh.
Menguap beberapa kali sambil membuat sarapan di dapur.
“Lara, kenapa kau membuat menu makan Italia?!” protes Kepala Pelayan yang tiba-tiba datang ke dapur dan menegur Lara.
Lara terkejut dengan kehadiran kepala pelayan, namun dia segera menguasai diri meski mengutuk wanita tua itu.
“Tuan Lio yang memintanya,” jawab Lara.
“Apa kau bilang?!” Kepala pelayan tidak percaya.
“Untuk apa aku berbohong!” Lara mulai jengah dengan kepala pelayan yang setiap hari menekannya.
“Wah! Sudah berapa hari kau berada di sini dan berani melawanku? Hah!” Kepala pelayan mendorong bahu Lara dengan kuat. “Kau pikir sudah merasa hebat! Dengarkan aku Lara, meski statusmu adalah istri Tuan Lio, tapi derajatmu lebih rendah dari seorang pelayan!” sentak kepala pelayan, penuh kemarahan.
“Kau pikir kau hebat?!” suara dingin Lio mengejutkan Lara dan kepala pelayan. Ya, sejak tadi dia mendengar makian yang di lontarkan kepala pelayan kepada Lara. “Kenapa kau bertindak sok berkuasa di rumah ini?!” Lio menatap tajam kepala pelayan itu dengan kemurkaan.
“Tuan, maaf.” Kepala pelayan segera meminta maaf, menundukkan kepalanya berulang kali, berharap amarah Tuan Besar mereda.
Lara diam, menatap datar Lio yang berjalan ke arahnya.
“Hanya aku yang boleh membentaknya! Dan hanya aku yang boleh memakinya!” Lio berkata dingin kepada kepala pelayan, namun kedua matanya tidak lepas dari Lara yang tampak berbeda hari ini. Wanita mencepol rambutnya ke atas, membuat wajah Lara jadi semakin terlihat jelas cantiknya. Biasanya Lara mengurai rambut panjangnya.
“Sialan pria ini!” Lara memaki Lio di dalam hati yang kini sudah berdiri dihadapannya.
Lio semakin menajamkan pandangan, mengangkat dagu Lara dengan ujung jarinya. “Dan hanya aku yang boleh menyiksanya!” lanjut Lio dengan suara pelan, tapi penuh penekanan, kedua matanya tak lepas dari mata indah Lara yang terlihat hitam legam, seperti bola mata anak anjing yang sangat menggemaskan.
Lara memalingkan wajahnya, otomatis jari tangan Lio lepas dari dagunya. Melirik tajam Lio.
Kepala pelayan tidak bersuara. Sejak tadi hanya menunduk penuh ketakutan.
“Paham!!!”
“Paham Tuan.” Kepala pelayan menjawab cepat, lalu segera pamit undur diri.
Di dapur kini tersisa Lara dan Lio. Mereka berdiri berhadapan, saling pandang, namun memberikan tatapan tajam.
Lio memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana, membuat aura ketampanannya semakin berlipat-lipat. Apalagi saat ini dia memakai setelan jas berwarna hitam yang sangat pas di tubuh kekarnya. Siapa pun yang akan melihatnya akan terpesona, tak terkecuali Lara.
Akan tetapi Lara sekuat mungkin menekan rasa itu agar tidak berkembang di sana.
“Aku akan kembali ke New York, tanpa menunggu persetujuan Anda!” ucap Lara, setelah mengumpulkan keberaniannya.
“Silahkan saja, tidak ada yang melarangmu! Tapi, kembali ke New York dengan uangmu sendiri!” balas Lio dingin.
“Okey!”
“Apa kau punya uang? Sedangkan kau tidak akan mendapatkan gaji di sini!!!”
Lara rasanya ingin mencabik-cabik pria itu. Jika di negara ini tidak ada hukum, mungkin dia sudah mengubah pria itu menjadi adonan pizza.
****
LIke, komen, vote dan berikan hadiah
apa Lara akan memberikan restu ..karena Logan sdh merusak art nya ..ayo mom kasih hukuman buat Logan biar kapok ..
tp kyanya lara pasti bisa mnerima calon logan, pling tidak ada sedikit sejarah lara yg mdh2an bisa bersikap bijak ya... krn perempuan mnjdi pihak yg dirugikan kl terjadi hal2 yg kurang baik....