Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Acara penyambutan Steven
Di sebuah hotel yang dibawahi oleh World cooperation, acara bergengsi sedang digelar.
Ini adalah sebuah acara untuk menyambut Steven Sanjaya yang kembali ke dalam negeri bergabung dengan perusahaan induk, World cooperation.
Itu adalah acara yang diadakan oleh sebuah perusahaan besar, sehingga orang-orang berbondong-bondong datang ke acara tersebut dengan usaha semaksimal mungkin menampilkan penampilan terbaik yang bisa dilakukan.
Suasana begitu ramai, begitu mewah dan bertabur bintang-bintang papan atas.
Deretan selebriti dari berbagai kalangan dan kategori muncul di acara tersebut, semuanya mendapatkan undangan untuk memeriahkan acara tersebut hingga banyak penggemar yang berkumpul di pintu masuk hotel menyambut kedatangan selebriti favorit mereka.
Satu persatu mobil berhenti, dan satu persatu selebriti turun dari mobil, melangkah di karpet merah dengan sorot lampu kamera yang tiada henti.
Para penggemar berteriak, mengangkat tongkat lampu mereka bersama ponsel untuk mengabadikan momen membanggakan bertemu dengan idola mereka secara langsung.
Setelah sederet mobil berhenti, sebuah mobil yang lain pun ikut berhenti, yang membuat orang-orang berteriak keras karena yang turun ialah Ramon diikuti oleh Berlian.
"Berlian! Berlian!"
"Berlian! I love you!"
"Lilian!"
Para penggemar berteriak keras, bahkan teriakan kali ini lebih keras dari teriakan-teriakan sebelumnya menyambut para selebriti yang telah lebih dahulu tiba.
Bagaimanapun, Berlian adalah salah satu selebriti papan atas yang sangat terkenal,dia telah mendapatkan berbagai penghargaan yang membuat namanya bersinar di hati banyak orang. Klub penggemar yang ia miliki adalah salah satu yang terbesar di antara sederet klub penggemar selebrity papan atas.
Berlian yang berada dalam balutan gaun berwarna merah cerah dengan perhiasan dari brand international, ia pun tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Kepercayaan dirinya meningkat 1000% sambil memeluk lengan sang suami yang berdiri di sampingnya.
Senyuman indah yang memikat hati terpancar dari wajah Berlian dengan wajah yang tampak berusia 20 tahun itu memanah hati setiap orang yang melihatnya.
"Aku mencintaimu Berlian!"
"I love you Lilian!"
"Lilian!"
Para penggemar berteriak histeris seakan akan pita suara mereka akan segera rusak gara-gara teriakan tersebut.
Hal itu membuat Berlian terus melangkah dengan penuh kegembiraan sampai ia tiba di tempat pemotretan dan mengambil alih fokus seluruh wartawan yang telah bersiap dengan senjata kamera mereka.
Cekrek cekrek cekrek!
Cekrek cekrek!
Lampu kamera tidak pernah berhenti, terus menyala sepanjang waktu dan senyuman di wajah Berlian tidak pernah luntur bersamaan dengan Ramon yang ikut tersenyum di samping sang istri.
"Tolong sambil berpelukan!"
"Bisakah kau mencium istrimu Ramon?"
"Tunjukkan pada kami ciuman mesra kalian!"
Para wartawan berbicara berharap mendapat respon dari sepasang suami istri itu.
Berlian pun malu-malu, ia melirik Ramon dan menatap Ramon yang tampak memandangnya dengan penuh cinta hingga Berlian memberanikan diri memejamkan matanya disambut ciuman penuh kehangatan dari sang suami.
Cup!
Kerumunan orang-orang yang menonton adegan tersebut semakin riuh, mereka bertepuk tangan tanpa henti, kamera para wartawan pun tidak berhenti mengambil gambar hingga akhirnya kedua orang itu berlalu meninggalkan para wartawan dan memasuki tempat acara.
Sementara itu di sisi lain, saat ini Kimberly sedang sibuk menyiapkan berbagai acara, meski acaranya akan dimulai dalam 20 menit lagi, dia bahkan belum sempat mengganti pakaian yang ia gunakan sepanjang pagi.
Masih terus sibuk memberi instruksi pada bawahannya, memastikan segala sesuatunya berada pada tempatnya dan acara berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun.
"Bu direktur, ada tambahan kamu VIP yang baru saja dimasukkan ke dalam list, saat ini kita kekurangan beberapa kursi untuk tamu VIP ini," ucap asisten Kimberly yang tampak kebingungan sebab tidak ada tempat lain untuk menambahkan kursi bagi tamu VIP tersebut.
"Coba perlihatkan denahnya," ucap Kimberly sambil melangkah menuju sebuah meja membuat Marwah dengan cepat membuka sebuah peta kertas yang di mana terdapat denah yang sebelumnya dibuat sesuai dengan tata letak kursi untuk semua hadirin yang datang di hari itu.
Kimberly mengusap dagu sambil memperhatikan denah yang ada di hadapannya. Tatapannya bergerak dari detik ke detik sampai akhirnya tangannya terulur, "ini kursi para selebriti?" Tanya Kimberly sambil menunjuk kursi-kursi yang diberi warna kuning.
"Benar, lebih dari 60 selebriti akan mengisi tempat ini, tetapi kemungkinan besar mereka datang bersama pasangan mereka sehingga--"
"Pasangan? Bukankah kita sudah mengatur siapa saja selebriti yang boleh membawa pasangannya dan yang tidak boleh membawa siapapun?" Tanya Kimberly.
"Itu benar, tapi,,, kami sepakat untuk berjaga-jaga, terutama beberapa selebriti yang kita undang ini telah berkeluarga sehingga kemungkinan besar--"
"Hubungi seluruh selebriti itu dan segera pastikan berapa yang akan datang untuk setiap selebriti sehingga kita bisa menggeser kursinya menjadi tempat VIP. Kau boleh mengurangi kursinya dan menggeser bagian yang ini ke sini, lakukan dengan cepat sebelum acara dimulai!" Perintah Kimberly dijawab anggukan pelan Marwah.
Setelah menyelesaikan masalah tempat VIP yang kurang itu, maka Kimberly pun berjalan ke arah panggung, masih mengecek beberapa persiapan yang dibutuhkan untuk penampilan sebentar malam.
Setelah memastikan persiapan di belakang panggung telah selesai, maka Kimberly beralih ke depan, untuk bergabung dengan beberapa direktur lainnya yang sedang menyambut para tamu-tamu yang hadir.
Saat baru saja berjalan ke arah pintu masuk, saat itu orang-orang sudah heboh ketika sepasang selebriti baru saja memasuki tempat dan langsung menarik perhatian orang-orang.
"Itu Berlian dan suaminya!"
"Dia sangat cantik seperti biasanya."
"Ternyata dia lebih cantik daripada difoto."
"Gila, benar-benar awet muda, dia seperti berumur 20 tahun!"
Orang-orang berkomentar membuat Kimberly menghentikan langkahnya dan mengikuti arah tatapan semua orang.
Tampak Berlian berjalan beriringan dengan suaminya, tangan perempuan itu merangkul lengan Ramon dengan hangat, langkah kakinya diiringi sebuah senyuman yang indah, menggambarkan kebahagiaan yang menyelimuti hati perempuan itu.
Seketika Kimberly teringat akan momen 3 tahun yang lalu, momen ketika ia melihat senyuman yang sama diperlihatkan oleh Berlian dan Ramon di atas panggung dalam acara pernikahan mereka.
Kimberly merasa sedikit sesak mengingat kejadian kelam itu, jadi Kimberly segera berbalik memgalihkan pandangannya ke tempat lain.
"Direktur," Marwah menghampiri Kimberly, "semua direktur telah berkumpul di depan menyambut tamu, sebaiknya Anda juga kesana," ucap Marwah.
Kimberly mengangguk pelan, berjalan ke arah pintu keluar mengabaikan orang-orang yang masih memfokuskan pandangan mereka pada sepasang suami istri yang telah tiba di tempat duduk.
Baru saja duduk, Berlian langsung mengelilingkan pandangannya untuk mencari keberadaan Kimberly. Saat ia melihat Kimberly yang melangkah keluar hanya menggunakan setelan kantor formal, dia tersenyum sambil mengejek dalam hati, 'aku tahu dia hanya pion di perusahaan, setelah hari ini aku berhasil mendapatkan Hati seluruh dewan direksi dan anggota keluarga Sanjaya, maka dia tidak akan bisa menghalangi karirku. Lihat saja penampilannya sekarang, Mana mungkin dia bisa dibandingkan denganku? Jelas aku lebih baik, dalam segala hal!'
"Apa yang kau pikirkan?" Ramon bertanya saat melihat wajah sang istri tampak berpikir.
Berlian mengubah raut wajahnya, menatap sang suami dengan senyuman yang indah, "Aku sangat senang kita menghadiri acara ini, meski kemarin sempat gagal menandatangani kontrak, tapi aku yakin Kakak pasti akan berubah pikiran kalau aku memperlihatkan bakatku di hadapannya. Aku harap nanti Kakak mau ku sapa," ucap Berlian dengan suara yang sedikit bergetar membuat Ramon merasa sedih untuk istrinya itu.
Ramon mengulurkan tangannya mengusap rambut sang istri, "dia pasti mau, Kau adalah adiknya satu-satunya, jadi tidak mungkin dia terus menyimpan dendam padamu," ucap Ramon.
"Aku harap begitu, Aku selalu berharap hubunganku dengan kakak selalu baik-baik saja," ucap Berlian.
Ramon mengangguk pelan, Tetapi dia tidak berkata apapun lagi dan hanya mengalihkan pandangannya ke arah panggung yang masih gelap, wajahnya begitu rumit, memikirkan masa lalu yang telah mereka melalui bertiga hingga membuat hubungan mereka menjadi renggang.
Ramon sepenuhnya sadar bahwa dia ikut bertanggung jawab atas apa yang menimpa Kimberly, tetapi Kimberly juga tidak bisa terus-menerus membenci mereka karena alasan tersebut.
Bagaimanapun, hidup berjalan ke depan dan tidak ada yang bisa menebak Apa yang akan terjadi di masa depan. Entah mereka terus asing dengan Kimberly atau suatu saat Kimberly akan membutuhkan bantuan mereka.