Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Mobil Elvano berhenti di parkiran kampus. Hari ini adalah hari pertama Elvano masuk ke kampus baru.
Dia memang sengaja di pindahkan ke kampus ini atas permintaan ayahnya sendiri, yang ternyata ayahnya salah satu investor utama di kampus.
Elvano melangkah keluar dari mobilnya, dan disapa oleh kedua temannya, Rafi dan Edwin yang sedari tadi sudah menunggunya.
"Hey, El. Jadi ni lo pindah ke kampus ini?" sapa Rafi menghampiri Elvano.
"Jadi lah, kalau enggak ngapain gue kesini" balas Elvano yang sedikit kesal dengan pertanyaan aneh Rafi.
"Ya sapa tau aja, lo mau cosplay jadi tukang ketoprak" sahut Edwin cengengesan.
"Sembarangan," kesal Elvano menatap datar Edwin.
"Udah-udah yang penting selamat datang, Tuan Muda Elvano. Kami senang Tuan Muda bisa satu kampus bersama kami" ucap Rafi yang tiba-tiba menjadi formal.
"Ya, Tuan Muda, suatu kehormatan bagi kami." sahut Edwin yang ikut-ikutan Rafi bersikap formal
"Terlebih ayah tuan muda salah satu investor utama di sini, jadi lumayan kami bisa dapat bookingan orang dalam," ucap Rafi membungkuk hormat, dan refleks membuat Elvano semakin kesal.
"Obat lo berdua, belum kalian minum ya?" geram Elvano melihat tingkah absurd kedua temannya.
Rafi dan Edwin tertawa puas melihat wajah kesal Elvano. Mereka tau jika Elvano tidak suka di perlakukan seperti kebanyakan anak konglomerat lainnya.
Elvano rendah hati, dia tidak memilih-milih teman. Entah berasal dari keluarga kaya atau miskin, Elvano tidak perduli. Bahkan untuk gaya hidupnya saja, Elvano di bilang sederhana.
"Ya udah, mumpung masih pagi kantin yuk, laper ni yuk." ajak Edwin.
"Yee, makan mulu ni bocah pemikirannya" kesal Rafi.
"Eh, Raf. Hidup yang penting tuh nafas sama makan" balas Edwin.
"Hmm, iya-iya" jawab malas Rafi.
Mereka kemudian berjalan kearah kantin. Sepanjang perjalanan, Elvano terus menjadi pusat perhatian, dan di tatap mahasiswa-mahasiswi yang berada di koridor.
Pesona Elvano memang tidak main-main membuat siapa saja terkesima. Aura kepribadian, dan penampilannya yang menawan selalu berhasil menarik perhatian siapapun yang berada di sekitarnya.
Mata yang tajam, dan senyuman yang memesona mampu membuat siapapun yang melihatnya merasa seperti ada magnet yang menarik mereka mendekat.
Ketika Elvano, Rafi, dan Edwin sedang asyik berbincang-bincang tentang berbagai hal, tiba-tiba terdengar sorakan dari arah belakang mereka.
Elvano dan teman-temannya pun berhenti sejenak, dan melihat dua mahasiswi yang berbisik-bisik sambil menatap mereka.
"Eh-eh, lihat tuh ganteng banget," bisik salah satu dari mahasiswi itu yang baru saja berpapasan dengan Elvano.
Elvano tersenyum tipis mendengar pujian itu, namun ia tetap bersikap rendah hati seperti biasa.
Ia tidak terlalu memperdulikan pujian orang lain karena baginya yang terpenting adalah menjaga sikap dan kepribadian yang baik.
Rafi dan Edwin ikut tersenyum mendengar pujian itu. Mereka tahu betul betapa tampan dan menariknya sahabat mereka, namun mereka juga tahu bahwa Elvano tidak pernah angkuh atau sombong dengan kelebihannya.
"Wih, baru masuk udah terkenal aja ni teman kita," goda Rafi sambil merangkul pundak Elvano.
"Iya ni, wah predikat gue sebagai cowok paling tampan jadi tersaingi." sahut Edwin yang ikut mengoda Elvano.
"Ck, apasih, udah yuk lanjut" ucap Elvano melanjutkan langkahnya, dan di ikuti oleh dua temannya.
Sementara itu, dua mahasiswi tadi terus berjalan sambil berbisik-bisik di antara mereka.
"Iya bener, sumpah ganteng banget," ujar teman yang berada di sebelahnya. Ketika mereka sedang asyik menatap ke belakang, sambil berjalan tiba-tiba
Bruakkk
Mahasiswi yang pertama terjatuh ke tanah setelah menabrak tiang tembok yang berada di depannya karena ia terlalu terpaku pada Elvano.
Teman mahasiswi itu segera membantunya bangun, sambil memberikan senyuman canggungnya pada Elvano dan teman-temannya, karena mereka harus melihat insiden memalukan ini.
Sedangkan mahasiswi yang terjatuh itu hanya bisa merasa malu dan bergegas berdiri, kemudian lari sekencang-kecangnya, di ikuti oleh temannya dari belakang.
"Wah, gila lo, El. Bisa gitu bikin anak orang oleng" ucap Rafi merasa kagum melihat pesona Elvano yang gak main-main.
"Iya bener, pasti gede tuh benjolannya" sahut Edwin cengengesan.
***************
Keysha sedang sibuk menata rak dagangan yang berantakan di minimarket tempatnya bekerja. Posisinya sebagai karyawan baru membuatnya harus bekerja ekstra keras untuk menyesuaikan diri dengan tugasnya.
Meski sangat lelah dan ingin sekali menghabiskan waktu seharian untuk tidur, Keysha tidak punya pilihan selain bekerja dengan giat.
Hari ini adalah hari yang cukup berat bagi Keysha. Setelah pulang dari rumah sakit kemarin, di mana ayahnya menjalani operasi yang cukup rumit, Keysha hanya tidur 1 jam.
Bundanya sudah berkali-kali memintanya untuk pulang dan istirahat, tetapi Keysha menolak dengan alasan bahwa ia tidak ingin bundanya menunggu sendirian di rumah sakit.
Terlebih hari ini ia ada janji bertemu Kevin di kafe, untuk membahas tentang uang operasi ayahnya.
Disaat ia fokus menata rak toko, tiba-tiba ia teringat kejadian semalam. Kejadian dimana ia dan devan sedang...
"Aakhhhh" teriak Keysha merasa kesal mengingat momen semalam. Bisa-bisanya dia dan devan berciuman.
"Ih, awas aja tuh orang kalau ketemu lagi. Gue ceburin tuh ke empang" gumam Keysha merasa kesal, dengan Devan yang seenaknya menciumnya.
Meski Keysha tau Devan sedang dalam kondisi tidak sadar, tetap saja ia merasa tidak terima.
Dor.....
"Eh" kaget Keysha.
Plakk....
"Allahu Akbar, sakit woy" ringis Nayla sambil mengelus pipi nya yang barusan di tampar sama Keysha.
"Eh maaf maaf, gue gak sengaja habis nya lu sih ngapain pakek acara bikin kaget gue, kan jadi reflek gue nya. Maaf ya" ucap Keysha merasa tak enak hati karna tidak sengaja menampar Nayla, teman kerja nya sekaligus sahabat baik nya.
"Reflek sih reflek, tapi gak pakek nampar pipi juga kali" omel Nayla.
"Yee kan yang salah lu, suruh sapa bikin kaget gue" ucap Keysha merasa tidak terima
"Iya iya gue yang salah gue minta maaf" ucap Nayla
"Lagi lu kenapa sih hobi banget bikin orang kaget hmm?" heran Keysha.
"Ya kan bercanda" ujar Nayla. "Tapi gak semua hal bisa dibercandain. Kalau tau tau orang yang mau lu bikin kaget punya riwayat penyakit jantung gimana?" tanya Keysha.
"Ya wassalam lah" jawab Nayla dengan entengnya.
Tak
"Aduh, kok di jitak sih" protes Nayla sambil mengelus kepalanya.
"Tau lah, males gue bicara sama lu" sebel Keysha.
"Yee maaf maaf, iya deh gue janji gak bakal gitu lagi" ucap Nayla.
"Yakin" tanya Keysha.
"Iya yakin, ih gak percaya banget sih" heran Nayla.
"Abis muka lu gak bisa di percaya, dan percaya sama lu, yang ada bikin gue jadi sesat" kesal Keysha dan membuat Nayla tertawa puas melihat wajah kesal sahabatnya itu.
"Udah udah, tuh liat ada pelanggan yang datang, cowok lagi. Tapi tumben jam segini udah ada yang mampir,padahal toko baru dibuka" ucap Nayla yang merasa heran sudah ada pelanggan yang datang.
Biasanya minimarket ramai di antara jam 9 ke atas, sedangkan sekarang masih pukul 7 pagi.
"Eh, tapi gak papa deh, ada bagusnya juga pagi-pagi udah ada pelanggan." ucap Nayla tersenyum
"Bagusnya?" tanya Keysha
"Lumayan buat cuci mata, ganteng banget tuh Key," balas Nayla cengengesan membuat Keysha menatap datar.
"Biasa aja kali, kalau liatin gue. Iya gue akui, gue itu cakep, dan cocok banget berjalan berdampingan dengan dia" kata Nayla tersenyum
"Berjalan berdampingan aja udah cocok, apalagi bersanding di pelaminan nanti, Aaaaaaaa....pasti so sweet" ucap Nayla jingkrak jingkrak kegirangan dan membuat Keysha merasa ngilu melihat tingkah sawan sahabatnya itu.
"Udah ah, lama lama gue juga ikutan sawan ni. Mending lu layani dia dulu sana" usir Keysha.
"Astagfirullah, sah aja belum kok nyuruh gue layani dia sih. Emang gue cewek apaan" ucap Nayla sambil mengelus dada dan merapatkan kedua kakinya.
"Bukan itu maksud gue Marpuah" geram Keysha yang ingin sekali mencabik cabik muka Nayla detik ini juga.
"Hahahaha" Nayla tertawa puas melihat muka Keysha yang seperti orang kena mental.
"Ehem, permisi" ucap pelanggan cowok yang mengalihkan obrolan mereka.
"Eh iya mas" ganjen Nayla membuat Keysha merasa pengen mual. Namun melihat cowok itu membuat Keysha merasa seperti mengenalnya.
gak bisa berkata kata banyak