CEO Itu AYAH ANAKKU

"Uncle kenapa?;" pertanyaan bocah kecil yang tiba tiba berjongkok di dekat telinganya membuat Adam terjingkat kaget. Ingin sekali Adam mengumpat kasar, bocah kecil itu selalu berhasil membuatnya naik pitam.

"Apa kau tidak bisa mengucap salam terlebih dahulu saat masuk kamar?!" Adam menarik badan kecil Arthur lalu memitingnya di bawah ketiak.

Adam benar benar kesal. dia sedang fokus dengan kasus yang sedang di selidikinya, dan tiba-tiba saja bocah tengil itu bersuara di dekat telinganya.

"Ampun Uncle, ampun ..!" teriak Arthur sambil meronta, karena lehernya terbelit lengan kekar Adam . bukannya merintih kesakitan malah tertawa terbahak, dan tangannya mencoba menggapai cursor laptop di hadapan Adam.

"ha ha ha ... ha ha ha ..ampun Uncle, ampun... lepaskan aku.. ha ha ha ..!"

*

Sementara itu di tempat berbeda ...

"Ada apa Tuan?, apa anda menemui kesulitan dalam mencari informasi tentang kasus ini?!" tanya Kevin. melihat tuan Jordan dengan kening yang terlipat tentu bukan hal yang biasa baginya.

"Ada orang yang juga mencari informasi tentang kematian ibu mertuaku!" jawab Benyamin dengan nada heran bercampur penasaran. Kevin menggaruk tengkuknya, mendengar Benyamin mengklaim mendiang Nyonya kencana sebagai ibu mertuanya.

"Benarkah? Tapi siapa yang juga memiliki kepentingan dengan kasus tersebut?!"

"Itu yang sedang coba ku cari tahu, seseorang dengan akun Mr. AK!"

Beberapa hari yang lalu mendengar berita tentang tertangkapnya Nyonya Bella dengan kasus penggelapan dana perusahaan yang sedang dipegang oleh Anggun membuat Tuan Jordan merasa penasaran dengan ibu tiri dari wanita yang dicintainya tersebut. Sehingga kemudian Benjamin memiliki keinginan untuk menyelidiki sesuatu tentang istri kedua Tuan Adipati Dewangga.

 Tidak disangka oleh Benyamin, bahwa ternyata dari hasil penyelidikannya, dia melihat adanya indikasi bahwa Nyonya Bella terlibat dalam kematian Nyonya Kencana. ibu kandung Anggun.

 Informasi yang didapat oleh Benyamin, Nyonya Bella adalah seorang janda yang diceraikan oleh suaminya ketika Dia sedang mengandung. nasib baik mempertemukannya dengan Nyonya Kencana yang kemudian membawanya pulang ke rumah

Pada saat itu Nyonya Bella sedang terlunta-lunta di jalanan dengan membawa perutnya yang besar. Karena pada saat itu memang usia kehamilannya sudah mendekati hari perkiraan lahiran.

Karena merasa iba terhadap Bella, Nyonya Kencana memberinya tempat tinggal di sebuah Paviliun belakang rumahnya.

Bella melahirkan Tania hanya berselang dua minggu setelah dia tinggal di paviliun belakang dan dengan segala kemurahan hatinya lagi-lagi Nyonya Kencana lah Yang menanggung seluruh biaya persalinan Bella.

Nyonya Kencana sendiri pada saat itu juga sedang hamil muda. Akan tetapi usia kehamilannya baru menginjak empat Minggu. sehingga jarak usia antara Tania dan anggun hanya berselisih delapan bulan saja.

Yang masih menjadi tanda tanya dalam hati Ben adalah, kenapa? Bagaimana bisa? Lima tahun kemudian Nyonya Bella menikah dengan Tuan Adipati Diwangga. dan itupun hanya berselang satu bulan setelah kematian Nyonya Kencana yang belakangan memang sering sakit-sakitan.

Seperti ada sesuatu yang janggal dan tak masuk akal hingga membuat Ben curiga dan akhirnya menyelidiki tentang kematian Nyonya Kencana. Dan ternyata dugaan Benyamin benar. ada intrik di balik kematian Nyonya Kencana.

Akan tetapi keberadaan seseorang yang juga mencari informasi tersebut cukup mengusik hati Benyamin.

*

Didalam penjara ...

"Sial .. ini benar-benar sial..! sudah susah payah Aku berjuang hingga sampai di titik ini. pada akhirnya aku malah terlempar di tempat terkutuk ini!!" geram Nyonya Bella lagi lagi sambil meninju telapak tangannya sendiri.

Pandangan Bella nanar menelisik setiap sudut dari ruangan yang dia tempati saat ini. sebuah ruangan sempit. hanya ada tempat tidur kecil dengan tikar. tanpa kasur tanpa bantal empuk, tanpa selimut tebal, tanpa bed cover mewah. tak ada juga meja rias di sana seperti yang tersedia di rumah kediaman Tuan Diwangga.

Bahkan setiap hari dia harus berjubel, antri dengan narapidana yang lain, jika ingin membuang hajat ataupun mandi karena di kamar yang dia tempati tidak ada kamar mandi di dalamnya.

Benar-benar miris sekali hidupnya. dari Nyonya kaya berubah menjadi seorang pesakitan. Bella duduk bersandar di tembok yang dingin. meraba wajahnya yang dulu mulus, sekarang terasa kusam. tangannya bahkan seperti tercelup ke dalam minyak saat menyentuh pipinya sendiri.

"Kenapa semua berakhir seperti ini?" lirihnya . Bella duduk menelungkup sambil memeluk lututnya sendiri. air mata nya tiba tiba jatuh tanpa permisi. ingatannya melambung jauh ke masa dua puluh tahun yang lalu.

*

POV Bella

"Pergi kau dari sini , dasar wanita rendah, aku tidak menyangka selama ini telah memelihara seekor ular berbisa!" Hardik seorang lelaki. pada wanita dengan perut besarnya.

Pria tersebut benar-benar merasa kecewa Dia baru saja pulang dari tempat bekerjanya, badannya lelah, capek, letih, lesu. dia ingin beristirahat. dia menginginkan sambutan hangat dari istrinya yang berada di rumah. akan tetapi apa yang dia dapatkan?

 Istrinya sedang bergumul mesra dengan seorang pria di dalam kamarnya. kamar yang selalu menjadi tempat dia dan sang istri memadu kasih. tapi sekarang bukan dirinya yang berada di sana. melainkan pria lain yang bersama istrinya.

"Ampun mas, maafkan aku, aku tahu salah. aku khilaf.!" wanita yang tidak lain adalah Bella menangis pilu tidak menyangka jika hari ini perbuatan yang selalu dia sembunyikan dari sang suami selama ini akan terciduk.

Bella yang selalu merasa kesepian Ketika sang suami sedang pergi bekerja, tergoda dengan adanya seorang pria yang sangat menarik baginya. wajahnya tampan dan tutur katanya juga lembut. juga sangat pandai menyenangkannya. termasuk memberinya limpahan materi, yang selama ini tak bisa dia dapatkan dari sang suami.

"Hahaha ... khilaf? Karena sekarang kau ketahuan makanya kau mengatakan itu adalah khilaf. lalu Bagaimana jika aku tidak mengetahuinya? Bahkan mungkin seumur hidup aku hanya akan terus dibohongi olehmu!" minta pria tersebut yang taat lain adalah suami dari Bella.

"Bagaimana rasanya di genjot olehnya. apa punyanya lebih besar? badannya lebih kekar dariku kan? pasti rasanya Lebih memuaskan bagimu. benar bukan?" pria itu terus tertawa terbahak-bahak akan tetapi suara tawa itu mengandung nada getir di dalamnya

Pria yang tadi dia lihat sedang berbagi peluh bersama dengan istrinya, adalah musuh bebuyutannya. seseorang yang dahulu adalah sahabatnya. akan tetapi hanya karena rasa iri dengki, persahabatan berubah menjadi permusuhan. Bahkan tanpa sungkan dan tanpa rasa belas kasih sang teman selalu berusaha menghancurkannya.

Terus-menerus sejak dahulu dan bahkan sampai sekarang sekarang. Tidak heran bagi dirinya jika sang teman memang selalu berusaha untuk menghancurkan kebahagiaannya. Akan tetapi jika saja sang istri bisa setia , maka hal seperti yang dia lihat tadi tidak akan pernah terjadi.

Bella menangis tergugu mendengar setiap kata-kata yang keluar dari mulut sang suami. dia menyesal telah terlena akan tetapi waktu tak bisa diputar kembali.

"Bella binti Pramono, aku Budi Irawan, dengan kesadaran penuh menjatuhkan talak satu!"

"Bella Binti Pramono aku Budi Irawan, dengan kesadaran penuh menjatuhkan talak dua!"

"Bella Binti Pramono aku Budi Irawan, dengan kesadaran penuh menjatuhkan talak tiga!"

Tubuh Bella yang semula limbung mendadak terjingkat kaget. kesadaran nya kembali.

"Tidak Mas jangan mengucapkan kata itu! Cabut kembali kata-kata itu! Aku sedang hamil Bagaimana mungkin kau bisa menceraikan aku?!" Bella menangis memohon. berlutut sambil memegang kaki lelaki yang bersamanya selama dua tahun terakhir.

"Aku bahkan tidak yakin jika yang ada dalam perutmu adalah anakku, cepat pergi dari sini!" ucap Budi sambil menghempaskan beberapa lembar uang berwarna merah wajah Bella. uang yang telah dia tabung selama berbulan-bulan demi menyambut kelahiran anak dalam rahim istrinya. tapi kini semua seperti tidak berguna.