Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.
Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.
Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Pesta Kedewasaan
Bab 34
Felix dan Margareth menyambut kedatangan tamu undangan. Wajah mereka memancarkan kebahagiaan dan orang-orang pun ikut berbahagia serta mengucapkan selamat.
Keluarga Kinsey lainnya juga datang dari berbagai penjuru negeri. Mereka ingin menyambut keluarga yang sempat hilang itu. Tuan Peter dan Nyonya Anne, yang merupakan kakek-nenek Callista dan Charlie pun sengaja datang ke acara pesta ini. Mereka langsung mengadakan perjalanan meski menempuh waktu selama seminggu karena kini mereka tinggal di Bukit Stone yang jaraknya sangat jauh dari ibu kota.
"Callista, kamu cantik sekali!" puji Bella yang menatap dengan penuh rasa kekaguman.
"Gaunmu juga indah," lanjut Vanessa. Dia menjadi berteman dengan Callista setelah kasus yang menimpa dirinya dahulu.
"Gaun ini dirancang khusus untukku oleh pemilik La Mode," balas Callista yang suka dengan gaun indah ini.
"Tapi, kok, rasanya tidak asing dengan baju ini? Apa ini dibuat masal atau cuma satu-satunya?" tanya Bella dengan dahi mengkerut.
Tentu saja Callista merasa heran mendengar ucapan Bella. Karena desain gaun ini dibuat langsung di depan matanya sesuai dengan permintaan gadis itu.
"Itu tidak mungkin. Karena ini dibuat khusus dan tidak diproduksi masal atau untuk umum," jawab Callista.
Terdengar pintu diketuk oleh seseorang. Ternyata itu adalah Charlie. Pemuda itu terlihat panik dan kesal.
"Ada apa?" tanya Callista.
"Zanetha memakai gaun yang sama dengan milikmu!," jawab Charlie.
"Apa?" pekik ketiga gadis itu bersama.
"Aku juga tidak tahu bagaimana bisa dia memakai gaun yang sama seperti ini. Hiasan, warna, semuanya sama!" kata Charlie dengan kesal.
Ketiga gadis itu saling melirik satu sama lain. Ada yang dikatakan oleh Bella itu ternyata benar. Jika ada orang lain yang menggunakan baju yang sama.
"Lalu, sekarang aku harus bagaimana?" Callista menjadi bingung. Mana mungkin dia cari gaun baru lagi yang sama bagusnya.
"Kita harus tenang dan pikirkan apa yang harus kita lakukan," kata Charlie.
"Apa maunya, sih, Zanetha. Dia tidak ada hentinya menganggu kita. Mana sudah tidak ada waktu lagi," ucap Bella.
"Aku yakin dia sengaja melakukan ini. Nanti kamu periksa butik La Mode itu. Tuntut mereka kenapa gaun yang kamu pesan bisa ada yang menyamai," lanjut Vanessa yang ikutan geram.
Keempat anak remaja itu memikirkan langkah apa yang harus mereka lakukan. Pertama Bella mencari gaun pesta di lemari baju. Sebenarnya banyak pakaian Callista yang baru dan bagus, tetapi tidak pantas untuk acara pesta kedewasaan ini.
Callista melihat ada pita besar berwarna perak yang dihiasi glitter, sehingga terlihat berkilauan. Lalu, dia meminta penata rias untuk memakaikan hiasan rambut yang senada dengan pita. Gadis itu juga mencari sepatu yang berwarna perak.
Ternyata Callista menjadikan pita itu menjadi hiasan yang melingkari perutnya dan membentuk pita besar di bagian punggung. Para pelayan membantu memasangkan beberapa peniti kecil agar pita itu tetap terjaga bentuknya.
"Wah, cantik ... cantik sekali!" teriak Bella dan Vanessa dengan mata berbinar.
Kini penampilan Callista lebih terasa hidup dan bercahaya. Gaun indah selutut berwarna merah dipadu dengan aksesoris serba perak membalut kulitnya yang putih mulus, membuat penampilannya seperti seorang peri.
Datang dua orang prajurit yang akan mengawal Callista untuk memasuki aula tempat diselenggarakannya pesta. Mereka semua berjalan beriringan dengan gadis itu dipandu oleh kembarannya.
"Kamu harus tahu kalau pesta ini adalah milikmu. Jadi, jangan biarkan ada lalat pengganggu ambil alih panggungnya. Limbas saja mereka kalau macam-macam," bisik Charlie dan Callista pun mengangguk.
***
Callista memasuki ruangan pesta, semua mata memandang ke arahnya. Banyak sekali orang yang terpesona dan kagum akan kecantikan gadis remaja itu.
Zanetha terbelalak ketika menyadari pakaiannya yang dipakai oleh Callista agak berbeda dengan yang dia kenakan. Lawannya terlihat sangat elegan dan berkelas. Tentu saja dia tidak menyukai hal ini.
'Kenapa baju kami berbeda? Padahal mata-mata bayaran itu sudah mengambil gambar desain yang akan dibuat untuk Callista,' batin Zanetha dengan menahan rasa kesal.
Callista melirik sejenak ke arah Zanetha, dia terlihat terkejut walau sesaat. Baju mereka berdua ternyata sama, baik itu model pakaian; warna; aksesorisnya walau pada akhirnya punya dia diubah.
Felix dan Margareth membawa Callista ke depan untuk melakukan ritual kedewasaan dan memperkenalkan sebagai putri dari keluarga Kinsey. Semua orang yang hadir bertepuk tangan dan mengucapkan selamat. Gadis itu pun harus melakukan pidato perdananya sebagai perkenalan di dunia sosial kalangan bangsawan.
"Saya, Callista Kinsey mengucapkan banyak terima kasih kepada tamu undangan yang sudah hadir di malam ini," ucap Callista sebagai pembukaan.
Callista pun mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa berkumpul kembali bersama keluarga kandung yang selama ini dicarinya. Gadis itu juga mengatakan apa yang menjadi cita-cita dan impiannya di hadapan banyak tamu undangan.
"Harapan aku adalah seluruh rakyat negeri ini bisa hidup bahagia dan sehat. Tertawa di kesehariannya dan makan kenyang," tutur gadis bergaun merah itu.
Para tamu undangan mendengarkan ucapan Callista dengan rasa kagum. Walau masih muda dan baru beranjak dewasa, Namun wanita itu mampu berpikir kritis dan logis atas apa yang sudah terjadi pada lingkungannya.
"Saya akan sekuat tenaga memberikan yang terbaik untuk rakyat negeri ini dan memajukan negeri kita tercinta. Oleh karena itu, aku mohon dukungan dari Anda semua agar bisa mewujudkan impian aku itu," kata Callista.
Semua yang hadir memberi applause dengan sangat meriah atas impian yang diucapkan oleh Callista. Mereka memang sudah tahu kecerdasan dan kehebatan gadis remaja itu.
Selanjutnya acara pesta dansa, tentu saja orang pertama yang menjadi pasangan dansa Callista adalah Felix. Mereka menari dengan gerakan yang sangat anggun dan indah. Dilanjutkan dengan lagu kedua berganti pasangan dengan Charlie.
Para tamu undangan pun ikut berdansa bersama. Baik itu remaja atau pun orang dewasa. Semua menikmati acara pesta ini, kecuali Zanetha dan Edward. Mereka berencana ingin merusak acara ini. Namun, gagal karena banyaknya penjaga yang berjaga. Selain itu gerak-gerik keduanya terus dipantau oleh beberapa orang bangsawan.
"Sebaiknya kita pergi dari sini," kata Edward berbisik.
"Tidak, Kek. Sebentar lagi. Siapa tahu ada celah untuk membuat dia malu," balas Zanetha.
Zanetha terus saja melihat ke arah Callista yang kini sedang dikelilingi oleh teman-teman ayahnya. Felix mengenalkan Callista kepada rekan bisnisnya.
Mata Zanetha melihat sosok Henry sedang duduk di sofa bersama beberapa remaja laki-laki yang dia kenal. Mereka terlihat sangat senang hadir di pesta ini. Lalu, sang gadis pun berencana untuk mendekatinya.
"Mau ke mana kamu?" tanya Edward sambil menahan tangan cucunya.
"Mau bersenang-senang sebentar, Kakek. Siapa tahu akan kejadian yang tidak akan dilupakan seumur hidupku nanti," balas Zanetha sambil menyeringai jahat.
Edward mengikuti arah pandangan Zanetha. Ada sekumpulan pemuda dari keluarga bangsawan kelas atas.
Seakan paham dengan ucapan Zanetha, maka Edward pun melepaskan tangannya dan memberikan doa juga restu untuk sang cucu. Dia juga ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh putri pasangan Michael dan Hannah itu.
***
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
semoga saja...
sehat slalu...
ku tunggu karyamu yang lainnya...
smoga callista bahagia slalu...