NovelToon NovelToon
Melukis Cinta Bukan Mengukir Benci

Melukis Cinta Bukan Mengukir Benci

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rieyukha

Memiliki kehidupan yang nyaris sempurna, Marsha memiliki segudang prestasi, ia juga terampil dalam seni lukis dan percintaan yang bahagia bersama Reno─sepupunya sendiri. Mereka telah membangun rencana masa depan yang apik, namun siapa yang akan menyangka takdir tidak selalu mengikuti semua rencana.
Marsha tiba-tiba harus menggantikan Maya─kakaknya yang kabur karena menolak menikahi Alan─pria pilihan orang tuanya berdasarkan perjanjian bisnis. Masa depan perusahaan orang tuanya yang diambang kebangkrutan sebagai konsekuensinya.
Bagai simalakama, terpaksa Marsha menyetujuinya. Statusnya sebagai pelajar tidak menunda pernikahan sesuai rencana diawal. Alan adalah pria dewasa dengan usia yang terpaut jauh dengannya ditambah lagi ia juga seorang guru di sekolahnya membuat kehidupannya semakin rumit.
Menjalani hari-hari penuh pertengkaran membuat Marsha lelah. Haruskah ia berhenti mengukir benci pada Alan? Atau tetap melukis cinta pada Reno yang ia sendiri tidak tahu dimana ujung kepastiannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rieyukha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENOLAK PERJODOHAN

"Kenapa harus Marsha, Ma!?" Marsha melepaskan rangkulan Nadia, ia beranjak berdiri dari sofanya, menatap nanar semua orang di ruangan itu.

Hana dan Candra hanya terdiam pilu menundukkan kepalanya, sedangkan Harris sudah terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi. Salah satunya yang sedang terjadi dihadapannya sekarang, penolakan Marsha.

"Maaf sayang, harusnya Maya, tapi..." Nadia menghela napasnya berat,

"Hh! Jadi dia kabur!?" Marsha berkata dengan sinis, Nadia mengangguk lemah. "Saudara sialan!" umpat Marsha.

Semua mata terbelalak mendengar umpatan Marsha yang tak pernah sekalipun seumur hidup mereka dengar keluar dari mulut Marsha.

"Marsha!" tegur Nadia. Marsha bergeming tidak mempedulikannya.

Marsha teringat bahwa Maya memang berniat menikah, memang Marsha tidak pernah tahu itu adalah perjodohan atau bukan karena sebenarnya ia memang tidak sedekat itu dengan kakaknya. Ia terlihat baik-baik saja, tidak ada penolakan. Sekarang dia pergi dan Marsha yang harus menanggungnya.

"Kenapa?” Marsha menatap benci Mamanya, “Mama masih mau membela dia!?” Marsha tidak terima. Nadia hanya terdiam menghela napasnya berat. “Kenapa harus Marsha yang menggantikan dia!?" Marsha menatap semua orang diruangan itu.

Tidak ada yang menjawab, kehadiran Hana dan suaminya disana selain satu-satunya keluarga besar Harris juga karena mereka berperan penting dalam perusahaan yang sedang dikelola Harris. Ya, ini menyangkut perjodohan bisnis yang tentu saling mengambil untung.

Seketika Marsha teringat Reno, apa dia juga tahu rencana perjodohannya ini? Dia tidak datang─dia tahu, pasti karena dia tahu. Marsha tertunduk, bagai reruntuhan yang menghimpit dirinya, rasa sakit dan kecewa membuat air mata Marsha sudah tidak terbendung lagi, air mata itu luruh tanpa bisa ia hentikan.

Dadanya terasa sesak, otaknya tak dapat berpikir dengan jernih sekarang. Masa depan yang jauh-jauh ia rancang seketika berantakan. Dunianya serasa hancur.

"Om, nggak ada cara lain apa selain dengan pernikahan?" Marsha menatap Candra penuh harap, ia tidak akan lagi meminta kepada Harris atau pun Nadia karena sudah terlanjur kecewa dengan memintanya menggantikan posisi Maya atau lebih tepatnya memaksa.

"Mungkin ada perusahaan lain yang mau bekerjasama tanpa harus menikahkan anaknya Om," Marsha masih mencoba, "Pasti ada Om, coba di ingat-ingat, pasti ada." Marsha mulai frustrasi, ia merasa ini tidak masuk akal.

Candra hanya diam, ia tidak berani melihat kearah Marsha yang mulai memohon padanya, sungguh ia tidak tega. Marsha terduduk tak berdaya diatas sofa, mendadak kakinya terasa lemah hingga tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Marsha mulai menangis sesenggukan.

Berbagai macam hal tidak menyenangkan muncul di pikirannya, salah satunya adalah segala cita-citanya dan juga rencana yang sudah lama ia susun bersama Reno. Haruskah semua pupus begitu saja? Ia ingin mempertahankannya tapi bagaimana, apakah bisa? Bahkan mereka sama sekali tidak pernah mengungkapkan tentang hubungan dan perasaan mereka pada keluarga.

Sekarang, pada siapa Marsha berharap jika semua anggota keluarganya saja sudah menyetujui dan memaksa perjodohan bisnis ini. Hana yang tidak tahan melihat keponakannya menangis, menghampiri dan memeluknya, ia pun ikut meneteskan air mata seakan merasakan kesedihan dan sakit yang dirasakan oleh Marsha. Dipeluk Hana, wanita yang melahirkan laki-laki yang Marsha cintai selama ini membuat ia semakin merasa sakit dan sesak, tangisnya pun pecah dalam pelukan Hana.

"Sayang, ini enggak seburuk apa yang kamu pikirkan. Tidak ada yang akan menyakiti kamu, semua yang diputuskan Mas Harris sudah sangat matang." Hana berusaha menenangkan Marsha, tangannya terus mengelus punggung Marsha berharap dengan itu bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan keponakannya itu.

Hana menghela napas berat, "Semua demi kebaikan kamu dan─" benar saja belum selesai Hana mengucapkannya, Marsha sudah melepaskan pelukan Hana dengan kasar. Hana pun menyesali ucapannya.

Marsha menatap kecewa pada Hana, "Kalau memang demi kebaikan Marsha, harusnya Marsha bahagia Tan, bukan sakit seperti ini!" Marsha mengangkat wajahnya melihat semua orang di ruangan itu, "Ini demi kebaikan kalian! Kalian jual anak sendiri hanya untuk kebaikan kalian!"

"Marsha!!" Nadia berdiri hendak menampar Marsha, namun dengan cepat Hana menahannya.

Entah kekuatan dan keberanian dari mana Marsha berani mengatakannya. Tidak pernah terpikirkan jika orang tuanya akan melakukan perjodohan bisnis seperti ini, apa selama ini Marsha termasuk aset bagi orang tuanya? Hanya sebatas itu?

Dan malam itu adalah hari dimana ia benar-benar membenci Maya untuk pertama kalinya dan mungkin untuk selamanya. Marsha bersumpah akan menuntut kepada Maya suatu saat nanti atas perbuatannya ini.

Marsha pun berlari meninggalkan ruang keluarga, ia tidak peduli apa yang ia ucapkan sekarang tentu tidak akan merubah apapun keputusan Harris, kecuali ia melakukan hal yang sama seperti Maya. Pergi.

***

1
ione
Luar biasa
Komang Martini
lanjut
Komang Martini
bagus
Kha
Terima kasih buat yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membaca novel saya, mohon dukungannya yaa. Happy reading 💚
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!