NovelToon NovelToon
Your Heart Is My Home

Your Heart Is My Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Bad Boy
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aniec.NM

Menunggu adalah cinta yang paling tulus, tapi apakah yang ditunggu juga mencintai dengan tulus? Sudah tiga tahun lamanya Anaya Feroza Mardani menunggu sang kekasih pulang dari Indonesia. Kabar kematian sang kekasih tak akan membuat Naya begitu saja percaya sebelum dirinya bertemu dengan jasad sang kekasih.

Penantian tiga tahun itu, membuat kedua orang tua Naya harus menjodohkan Naya dengan seorang Dokter tampan bernama Naufal Putra Abikara anak dari Abikara Grup, yang tak lain adalah musuhnya saat SMA dulu.

Apakah kekasih yang Naya tunggu akan datang? Dan apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Bagaimanakah hubungan Naya dengan Naufal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniec.NM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 32 Naya Hilang

Naufal sudah siap dengan seragam dokter dengan nemteg yang tertulis nama dan gelarnya di samping jam dokter. Dia berjalan terburu-buru dari koridor menuju ruang UGD, pasien baru memanggilnya.

Langkahnya yang terburu-buru itu membuat Naufal bertabrakan dengan seorang wanita yang juga berjalan terburu-buru.

Brug

“Aduh.”

Naufal mengangkat kepalanya melihat siapa yang bertabrakan dengannya. Seorang wanita dengan tangan yang dibaluti oleh perban, keduanya sama-sama tersentak kaget saat saling bertatapan.

“Airin!”

Wanita itu Airin, sahabat Naya sekaligus teman SMA nya Naufal, Naufal melihat batulan pernah di tangan Airin, Airin yang melihat pandangan Naufal tertuju pada tangannya ia langsung membelakangi tangannya.

“Airin, kamu ngapain disini?” tanya Naufal.

“Hmmm, a-aku.”

Naufal mengerutkan keningnya, ia melihat gelagat aneh di Airin, apalagi saat dia menanyakan soal tangannya Airin langsung membelakangi tangannya di samping.

“Tangan kamu kenapa?” tanya Naufal lagi.

“Biasa lah habis jatuh,” jawab Airin.

“Yaudah Fal, aku duluan ya,” ujar Airin beranjak pergi, dia mempercepat langkahnya.

Naufal menoleh kebelakang melihat punggung Airin dari kejauhan, dia sudah mulai menjauh. Pikirannya bertanya-tanya, Naufal merasa Airin tengah menyembunyikan sesuatu.

**

Naya sudah bersiap dengan pakaian kerjanya, karena hari ini dia akan bertemu clean nya yang bekerjasama dengan butiknya. Naya diantar oleh April asistennya. Naya belum pernah bertemu sebelumnya dengan clean nya setiap ada rapat pertemuan pasti hanya sekretaris dari cleannya. Naya duduk di meja nomor 05 sendiri dan teh susu yang dia pesan sebelumnya. Sedangkan April menunggu di mobil.

Sudah menunggu kurang lebih 30 menit, Naya menunggu bahkan dia sudah bosan mengaduk kopi itu berkali-kali dengan sedotan.

“Mana sih orangnya, lama banget,” gerutu Naya mata tak lepas dari pintu luar.

Tak brselang lama, seorang lelaki bertubuh tinggi mengenakan jas berwarna abu-abu yang senada dengan jam tangannya.

“Ibu Naya!” Lelaki itu tepat berdiri di depan Naya.

Naya menoleh dengan wajah yang sudah bete, Naya sontak membulatkan kedua matanya dia begitu terkejut, tanpa sadar ia menjatuhkan handphone yang dipegangnya.

**

Vero baru saja pulang dari bermain futsal dengan teman-temannya, sore ini dia merasakan badannya terasa begitu capek karena mungkin Vero baru bermain futsal setelah sekian lamanya. Varo menaiki tangga menuju ke kamar, dia akan membersihkan dirinya terlebih dahulu karena dia juga akan pergi lagi. Bunyi telepon menghentikan langkah kakinya, Vero merogoh saku celananya mengambil handphone.

Nomor tidak dikenali

Vero mengerutkan keningnya, nomor tidak dikenal. Vero mengangkatnya dengan santai.

Hallo

…..

Setelah mengangkat telepon, wajahnya berubah menjadi cemas. Vero berlari menuju motornya, jaket yang disampirkan di pundak ia pakai lagi, niatnya untuk ke kamar tidak lagi jadi tujuannya. Entah siapa yang menelpon itu, tetapi pasti ada kejadian yang tidak menyenangkan.

Semuanya sudah berkumpul di rumah kedua orangtuanya Naya, mereka duduk di ruang tamu dengan wajah yang tidak baik-baik saja, ada April yang terus-terusan meminta maaf kepada Naufal dan ada Mama Nisa menangis histeris di pelukan Kayra. Namun diperkumpula itu tidak ada Naya, kemana dia?

“Sumpah saya nggak tau, kemana ibu Naya pergi Pak, saya berani sumpah,” ungkap Aprilz dia hanya bisa menangis sembari menunduk.

“Pak Naufal, tolong maafkan saya, saya memang nggak becus jaga bu Nay.” April menggenggam kedua tangannya memohon agar Naufal memafkannya.

Sendari lelaki bermata coklat itu mondar-mandir gelisah, mencemaskan belahan jiwanya, ia tidak mengeluarkan kata-kata sedikit pun. Kemudian Naufal merebut kunci motor Vero dari saku celananya, pergi meninggalkan mereka, sahutan mereka tak di hiraukan oleh nya, pikirannya saat ini hanya Naya dan bayinya.

“Woi, lo kau kemana, Bang?” tanya Vero.

“Naufal!”

Naufal mengendarainya dengan kecepatan sedang, tidak mempedulikan para pengendara lain yang dia pikirkan adalah Naya, Naya dan Naya. Naufal pergi ke tempat Naya bertemu dengan clean itu, Naufal terus mencari dengan bertanya kepada karyawan disana, tetapi karyawan disana tidak tau.

“Maaf Pak, saya tidak melihat wanita itu keluar. Terakhir saya lihat dia sedang makan Pak,” terang karyawan disana.

Naufal menjambak rambutnya, kemudian Naufal kembali menghampiri motor sport, sekarang dia akan menuju ke Butik Naya, ingin mencari identitas clean mereka. Naufal mencari berkas-berkas tentang lelaki itu di ruangan Naya di bantu oleh Dinda.

Naufal menemukan sebuah kertas lembar berwarna hijau yang bertulis. MR. DR. Naufal mengambil kertas itu lalu memfotonya, kemudian dia menyuruh Dinda untuk merapikan kembali sedangkan Naufal kembali mencari Naya.

“Semoga Bu Naya segera di temukan ya Pak,” ucap Dinda.

“Aamiin, Dinda saya percaya kamu buat jaga butik ini,” ujar Naufal sebelum dirinya pergi.

“Siap Pak.”

**

Siang berganti malam, Naufal belum berhasil menemukan Naya, padahal ini sudah jam 23.00 malam. Dia tidak pulang, sampai Naya ditemukan, Naufal juga belum makan dari siang. Dia tidak istirahat sama sekali, Naufal berhenti di tepi jalan tepatnya di jembatan panjang. Naufal duduk bersandar, dengan pandangan ke atas langit melihat bintang dan bulan kala itu tengah bersinar. Tetapi tidak ada terukir senar senyuman pada lelaki itu.

“Bulan, bintang kenapa kalian bersinar malam ini, padahal cahaya milik ku sedang tidak bersamaku,” kata Naufal.

Rasa lelah itu tidak membuat Naufal menyerah untuk mencari Naya, dia tidak akan pulang sampai istrinya ketemu. Di bumi yang luas ini Naufal akan mencari Naya dimana lagi, sudah beberapa tempat dia kunjungi, bahkan keluarga Naya pun sudah melaporkan ke polisi hingga Abikara menyuruh 50 anak buahnya mencari Naya.

Selain Naufal, Kayra juga merasa sangat sedih dari siang sampai malam Mama Nisa tidak berhenti menangis, bahkan makan pun tidak mau.

“Ma, aku yakin pasti kak Naya bakal ketemu,” ucap Kayra, memeluk Mama Nisa sebagai penguat.

Vero melihat pemandangan itu, dia sendari tadi duduk dengan handphone yang tidak lepas dari tangannya. Sudah berkali-kali Vero menelpon Naufal, tetapi lelaki itu tidak aktif dia sengaja mematikan handphone nya. Rasanya Vero ingin mencari Naufal, namun terhalang hujan deras.

“Gimana Ver, apa ada kabar dari Kak Naufal?” tanya Kayra.

“Belum, Kay kayaknya Bang Vero sengaja matiin handphone nya. Rasanya gue mau cari dia Kay,” jawab Vero.

“Sabar Ver, nunggu hujan redah bahaya kalau hujan deras begitu lo keluar,” ujar Kayra.

“Tapi kan gue naik mobil nya Bang Naufal, Kay,” sahut Vero.

“Sama aja, bahaya kita tunggu kabar dari Bang Naufal dan tim kepolisian,” ujar Kayra.

“Vero, makan dulu dari tadi gue liat Lo belum makan,” ujar Kayra memberikan pisang goreng untuk Vero.

“Gue nggak bisa lapar, kalau suasana kayak gini Kay,” jawab Vero.

“Gimana keadaannya Tante Nisa, Kay?” tanya Vero.

“Mama udah tidur, tadi gue temenin dia di kamar. Vero, gimana kalau terjadi apa-apa sama kak Naya?” tanya Kayra.

“Nggak Kay, gue percaya Kak Naya pasti bakal ditemukan dengan selamat dan bayinya juga,” ucap Vero seraya mengusap pucuk kepala Kayra.

1
WTA Podcast
next, nggak sabar kelanjutannya
WTA Podcast
/Good//Good//Good//Good/
WTA Podcast
/Good/
WTA Podcast
/Drool/
WTA Podcast
Semangat ya seru bngtt cerita novel ini
WTA Podcast
seru bngttt
WTA Podcast
baru juga awal udh di bikin sad aja
WTA Podcast
ceritanya bagus bngtt
Wadi Wadi
semoga makin lancar ceritanya
Wadi Wadi
semoga makin lancar dan ceritanya semakin seru
Wadi Wadi
semangat thor
Wadi Wadi
semangat
Mimi Tiyah
kedu kalinya gue bakal nangis deh
Mimi Tiyah
semangat thor ya jangan lupa selalu jata kesehatan
Mimi Tiyah
Abikara kek orng gila bejir
Mimi Tiyah
Vero are you okay?
Mimi Tiyah
bperr
Mimi Tiyah
Bu Anita kayknya bersangkutan
Mimi Tiyah
sembarang thor
Mimi Tiyah
gue curiga Ama Alvin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!