"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK BISA TIDUR
Kita akan bantu Loe buat cari Azizah Xel, Loe tenang aja"
Ucap Vano dengan tatapan sungguh-sungguh, namun Axel hanya membuang wajah, Ia benar-benar frustasi.
"Mau cari kemana? Azizah pergi dengan alasan Gue, suaminya, pindah tugas ke luar pulau Van, Dia juga yatim-piatu, Mau cari kemana Gue??"
Air mata Axel kembali meluncur. Entah kenapa hari ini Dia menjadi sangat cengeng seperti anak balita. Vano dan Radit sampai sakit kepala melihatnya.
"Come on Bro, kita hidup di era milenial, kita bisa pakai media sosial buat nyari, yang penting kita punya fotonya Azizah + imbalan yang besar buat siapapun yang bisa menemukan Azizah"
Lanjut Vano. Axel kemudian mulai memikirkannya, benar juga.
"Tapi Gue nggak punya fotonya, semua foto di rumah ini juga udah dibakar sama Azizah Van"
Jawab Axel dengN suara parau.
"Gampang, pokoknya dalam segala hal Kita nggak boleh putus asa. Loe coba charge dan nyalain Hapenya Azizah yang Dia tinggalin, klpali aja ada fotonya"
"Iya Xel, Gue setuju sama Vano, kalo di hapenya Azizah nggak ada, Loe cari di rumah Loe, Azizah kan pernah kerja di rumah Loe, paling nggak salah satu pelayan pernah foto sama doi atau nggak nyokap Loe pasti masih nyimpen biodata Azizah"
"Nah ini, Radit kali ini otaknya berfungsi dengan baik, Gue setuju"
"Setan Loe, Gue serius Loe malah becanda"
Sungut Radit tak terima.
"Oh ya Xel, maaf ya sebelumnya, Loe nggak curiga gitu sama Kakek Loe?"
"Curiga sama Kakek?"
"Ehem, maksud Gue gini, beberapa waktu lalu kan Loe bilang, Kakek Loe tiba-tiba setuju kalau Loe bercerai sama Azizah, menurut Gue sih aneh ya, karena beliau yang sebelumnya memaksa Loe buat nikahin Azizah, bahkan meskipun udah nikah Kakek Loe selalu maksa Loe buat jagain perempuan itu, bahkan pengen banget Loe punya anak sama Dia. Ya menurut Gue agak nggak masuk akal aja gitu kalau tiba-tiba Kakek Adhitama setuju begitu aja Loe bercerai sama Azizah tanpa alasan yang jelas"
Ujar Radit panjang kali lebar.
"Masuk akal juga sih"
Vano menyahuti seraya menganggukkan kepalanya. Apa yang dikatakan Radit memang benar.
Axel mulai mengernyitkan keningnya, Pria itu juga teringat tentang Kakeknya yang mengatakan pada dokter Wiyono bahwa Dia ingin kembali sehat agar bisa bertemu dengan cicitnya??
"Gue harus ke Rumah Sakit sekarang"
Ucap Axel yang seketika melangkahkan kakinya terburu-buru, hampir setengah berlari.
"Nggak sekarang juga Xel, udah tengah malam nih"
Radit mengejar Axel, disusul oleh Vano.
"Xel! Tunggu dulu!"
Cegah Radit kemudian mencekal pergelangan tangan sahabatnya itu.
"Besok aja, Gue yakin Loe capek. Gue sama Radit juga. Kita istirahat dulu. Bahaya juga kalo kita memaksakan diri buat berkendara dalam keadaan seperti ini"
Lanjut Radit.
"Iya Xel, Radit bener, lagian kan nggak lucu, Loe mau cari Azizah tapi malah kecelakaan terus meninggal, malah Doi beneran jadi janda"
"Sialan Loe brengsek! Loe doain Gue mati?"
"Ya makanya nurut, istirahat dulu, besok kita balik ke Jakarta"
Pungkas Vano, kemudian Menyerat Axel masuk kembali' ke dalam rumah itu. Axel berkali-kali menghela nafas berat. Terpaksa, demi keselamatannya sendiri walaupun Batinnya sudah tidak sabar untuk segera menemui Kakeknya agar mengetahui keberadaan Azizah sekarang.
Lagipula Dia yakin malam ini tidak akan bisa tidur.
Dan benar saja, Saat kedua sahabatnya bahkan sudah bersenandung melalui bebunyian yang di sebut 'ngorok' Axel masih terjaga. Bayangan Istrinya terus menari-nari di matanya.
Azizah sedang tersenyum, menyisir rambutnya yang panjang, sedang mengajaknya ngobrol dan banyak sekali bayangan wanita itu berseliweran di hadapannya, bagaimana Ia bisa memejamkan matanya? sementara hatinya kini sangat sakit...
****
"Iya .. nggak bisa tidur mba..."
Ucap Azizah yang kini tengah beristirahat di line 8 tempatnya bekerja"
"Kenapa? Perjalanan kita masih panjang sampe jam 6 nanti, ini baru jam 2, mumpung ada istirahat sampe jam 3"
Ucap Marsini, parter 1 line Azizah.
"Iya, nggak tahu kenapa Aku ngga bisa tidur mba..."
"Pengaruh bayinya apa? Kata pak Johan Kamu lagi hamil, makanya di pindah ke sini, lagian hamil muda kok kerja nduk"
"Hehehe, butuh mba..."
"Ya suruh suamimu cari uang yang banyak, jadi Kamu nggak perlu capek-capek kerja"
"Hehe iya mau gimana lagi Bu, udah jalannya seperti ini"
Ucap Azizah tersenyum canggung. Tidak ada yang tahu bahwa Dia bisa dikatakan tidak punya suami.
"Ayo tidur, Aku ngantuk Za"
"Iya mba, Aku juga mau tak meremin, siapa tahu lama-lama bisa tidur"
"Hmn, Yo wes"
Marsini pun langsung terlelap dalam waktu sekejap, sementara Azizah entah kenapa rasa kantuknya malah menghilang. Padahal saat bekerja tadi Dia benar-benar mengantuk. Sungguh godaan setan yang terkutuk.
Azizah mengelus lembut perutnya yang masih rata, Ia merasakan sesuatu yang entah apa itu, sesak rasanya. Tiba-tiba Ia merasa sedih tanpa sebab...
"Dek... Kamu kenapa hmn??"
Ucap Azizah pada calon bayinya, Ia merasa bayinya sedang tidak baik-baik saja...
Malam ini pun Azizah tidak bisa memejamkan matanya. Padahal tubuhnya sangat lelah.
Keesokan paginya...
"Mba Zizah..."
Nayla berlari kecil mengejar teman barunya itu.
"Hai Nayla... Kamu shift 3 juga?"
Tanya Azizah yang cukup terkejut dengan kemunculan Nayla.
"Iyaa mba..."
"Aku pikir bagian Office cuma ada 1 shift"
"Kata siapa? Sama aja kok... Sebenarnya pas istirahat tadi aku nyamperin Line nya mba Azizah, eh kata anak-anak mba udah di pindah"
"Iya... Soalnya kata beliau kerjaannya berat di line sebelumnya , jadi aku dipindah di bagian hangtag"
"Oh gitu...."
"Jalan kaki aja yuk..."
Ajak Azizah setelahnya.
"Okee, sekalian cari bubur ayam buat sarapan"
"Siappp!!! Hehehe"
Mereka pun berjalan bersama keluar dari pabrik tanpa menaiki bisa jemputan.
"Waduh ...."
Nayla menepuk ringan dahinya setelah melihat seseorang di depannya.
"Kenapa Nay?"
Azizah bertanya dengan bingung, kemudian mengikuti arah pandang Nayla.
Abimana??
"Mas Abi....??"
Panggil Azizah setelah melihat pria yang semalam mengantarkan dirinya tengah duduk diatas motornya seraya bermain ponsel.
Pria yang di panggil itu segera menoleh, senyum merekah di bibirnya yang menambah ketampanannya.
"Hai..." Ucap Abimana seraya melambaikan tangannya. Pria itu
Kemudian menghampiri kedua wanita yang ada di depannya itu.
"Selamat pagi... Azizah, Nayla"
Sambut Abimana dengan ramah.
"Pagi Pak... Abi"
Ucap Nayla dengan sedikit canggung. Sementara Azizah hanya menggeleng pelan.
"Mas Abi, ngapain pagi-pagi udah disini?"
"Jemput Kamu lah"
Jawab Abimana dengan entengnya, membuat Azizah dan Nayla seketika melongo.
"Kenapa?" Tanya Abimana bingung...
"Mmm, kasian Nayla mas kalo ditinggal terus" ucap Azizah mencari alasan.
"Iiih nggak apa-apa mba, biasa aja.."
Jawab Nayla seraya tersenyum aneh. Abimana pun ikut merasa tidak enak pada Nayla akhirnya..
"Ya udah, Kita jalan bertiga aja"
"Hah? Terus motornya gmn pak?"
Tanya Nayla yang kemudian diangguki oleh Azizah..
"Gampang...."
Jawab Abimana tersenyum lebar.
Beberapa saat kemudian....
'Ya nggak gini juga kali pak, mending bonceng tiga kalo begini caranya'
Nayla membatin saat melihat Abimana menuntun motornya mengiringi langkahnya dan Azizah.
'Duh, ganteng-ganteng agak blo'on juga ni pak Abimana, ha-ha-ha' lanjut Nayla lagi-lagi hanya dalam hati....
Bersambung.....
Terima kasih atas kunjungannya teman-teman semoga terhibur dan cerita gaje ini dapat dipahami ya ☺️❤️❤️
luvv banyak-banyak ❤️❤️🌹
axel harus menyesali seumur hidupnya