NovelToon NovelToon
Benci Jadi Cinta

Benci Jadi Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nike Nikegea

Benci Jadi cinta mengisahkan perjalanan cinta Alya dan Rayhan, dua orang yang awalnya saling membenci, namun perlahan tumbuh menjadi pasangan yang saling mencintai. Setelah menikah, mereka menghadapi berbagai tantangan, seperti konflik pekerjaan, kelelahan emosional, dan dinamika rumah tangga. Namun, dengan cinta dan komunikasi, mereka berhasil membangun keluarga yang harmonis bersama anak mereka, Adam. Novel ini menunjukkan bahwa kebahagiaan datang dari perjuangan bersama, bukan dari kesempurnaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Nikegea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : kembali ke rumah lama

Setelah Adam pergi untuk mengejar mimpinya, kehidupan Alya dan Rayhan perlahan-lahan berubah. Rumah yang dulu selalu dipenuhi suara tawa Adam kini terasa lebih sunyi. Alya sering berjalan ke kamarnya, hanya untuk memastikan semua barang masih tertata rapi seperti saat Adam meninggalkannya.

"Ray, kamu ngerasa rumah ini terlalu besar buat kita berdua sekarang?" tanya Alya suatu malam saat mereka duduk di teras.

Rayhan menyesap teh hangatnya sebelum menjawab, "Mungkin, ya. Kadang aku kangen sama keributan kecil Adam."

Alya tersenyum lemah. "Aku juga. Tapi aku bangga dia berani ngejar mimpinya."

Rayhan mengangguk. "Kita yang ngajarin dia buat berani. Sekarang tugas kita adalah saling menjaga satu sama lain."

Sore itu, mereka memutuskan untuk kembali mengunjungi rumah lama Alya—rumah di mana segalanya dimulai. Rumah itu masih berdiri kokoh, meski sudah lama tidak ditempati.

“Ini tempat di mana aku dan kamu belajar saling memahami,” kata Alya sambil membuka pintu yang berderit.

Rayhan tersenyum. “Dan tempat di mana kita jatuh cinta pelan-pelan.”

Mereka menghabiskan waktu membersihkan rumah tersebut, menghidupkan kembali kenangan lama. Di salah satu sudut, Alya menemukan sebuah kotak berisi foto-foto lama mereka bersama Adam.

"Ray, lihat ini!" Alya memegang foto Adam saat masih kecil, tertawa lepas di taman belakang.

Rayhan mendekat dan menatap foto itu. "Dia selalu ceria waktu kecil. Aku harap dia tetap bisa tertawa seperti ini di sana."

Alya menggenggam tangan Rayhan. “Dia pasti bisa. Kita udah kasih dia fondasi yang kuat.”

---

Meski mereka selalu berusaha saling mendukung, kenyataan hidup tetap memberikan tantangan. Rayhan mulai sibuk dengan pekerjaannya yang membutuhkan lebih banyak waktu di luar kota, sementara Alya merasa semakin kesepian di rumah.

Suatu malam, Alya mengungkapkan perasaannya kepada Rayhan.

“Ray, aku tahu kamu kerja keras buat kita. Tapi, aku ngerasa kita mulai kehilangan waktu untuk satu sama lain,” katanya dengan nada hati-hati.

Rayhan terdiam, merasa bersalah. “Alya, aku nggak pernah bermaksud bikin kamu ngerasa sendiri. Aku cuma pengen memastikan semuanya tetap baik-baik aja.”

Alya menghela napas. “Aku ngerti, Ray. Tapi aku butuh kamu, bukan cuma sebagai suami, tapi sebagai teman.”

Percakapan itu membuat Rayhan berpikir ulang tentang prioritasnya. Dia mulai mencari cara untuk menyeimbangkan pekerjaan dan waktu bersama Alya.

Suatu akhir pekan, dia mengejutkan Alya dengan sebuah rencana sederhana: piknik di taman yang dulu sering mereka kunjungi.

“Ray, kamu inget tempat ini?” tanya Alya dengan mata berbinar saat mereka tiba di taman itu.

“Gimana aku bisa lupa? Di sini kita pertama kali bener-bener ngobrol panjang tentang masa depan,” jawab Rayhan sambil tersenyum.

Mereka menghabiskan waktu bernostalgia, membicarakan mimpi-mimpi mereka yang dulu dan bagaimana semuanya berubah setelah kehadiran Adam.

---

Di tengah rutinitas mereka, sebuah surat dari Adam tiba di rumah. Alya membuka amplop itu dengan hati berdebar, merindukan kabar dari anaknya.

“Dear Mama dan Papa,

Hari-hariku di sini berjalan dengan baik. Aku belajar banyak hal, dan aku selalu ingat apa yang Mama dan Papa ajarkan. Kadang, aku rindu rumah. Rindu masakan Mama, rindu obrolan Papa. Tapi aku tahu, ini semua untuk masa depan yang lebih baik.

Aku juga punya kabar baik: lukisan baruku terpilih untuk dipamerkan di salah satu galeri terbesar di sini. Semua ini nggak akan mungkin tanpa dukungan kalian.

Terima kasih sudah percaya padaku. Aku janji akan pulang saat liburan semester nanti.

Love,

Adam.”

Alya membaca surat itu dengan mata berkaca-kaca, lalu menyerahkannya kepada Rayhan.

“Dia benar-benar tumbuh, Ray,” gumam Alya.

Rayhan mengangguk. “Dia anak kita, Alya. Aku yakin dia akan menjadi orang yang hebat.”

---

Akhirnya, liburan semester tiba, dan Adam pulang ke rumah. Kedatangannya disambut dengan pelukan hangat dari Alya dan Rayhan.

“Mama, Papa, aku kangen banget!” kata Adam sambil memeluk mereka erat.

“Kami juga, Nak. Kamu terlihat lebih dewasa sekarang,” kata Alya sambil mengusap rambut Adam.

Selama di rumah, Adam bercerita tentang pengalamannya di luar negeri. Dia juga membawa beberapa lukisan barunya untuk diperlihatkan kepada orang tuanya.

“Ini karya terbaruku,” kata Adam sambil menunjukkan sebuah lukisan yang menggambarkan tiga tangan yang saling menggenggam.

“Ini luar biasa, Adam. Apa maknanya?” tanya Rayhan.

“Tiga tangan itu adalah kita, Ma, Pa. Aku nggak akan sampai di sini tanpa kalian.”

Alya tak kuasa menahan air mata. “Kami bangga sama kamu, Nak.”

---

Setelah liburan selesai, Adam kembali ke luar negeri, tapi meninggalkan kesan mendalam bagi Alya dan Rayhan. Mereka mulai menyadari bahwa hidup terus bergerak, tetapi kenangan dan cinta selalu menjadi fondasi yang kuat.

Alya dan Rayhan memutuskan untuk menjalani hidup mereka dengan lebih santai, menikmati momen-momen kecil bersama, seperti memasak bersama, berkebun, dan bahkan mencoba hobi baru.

“Hidup kita mungkin nggak sempurna, tapi aku bersyukur kita punya satu sama lain,” kata Alya suatu malam saat mereka duduk di balkon, menikmati langit malam.

Rayhan menggenggam tangan Alya. “Dan aku bersyukur kamu selalu ada di sisiku, Alya.”

Kisah mereka berakhir dengan kebahagiaan yang sederhana, tetapi penuh makna—mengajarkan bahwa cinta sejati adalah tentang bertahan dan terus mendukung satu sama lain, meski dunia terus berubah.

---

1
Niat
suka banget, aku suka ngebacanya 🤩
semangat kak 🤗
Niat
ini novel pertama yang ku baca 😊
sumpah aku jadi ketagihan bacanya 😁😁
Tae Kook
Thor, ini cerita adalah yang pertama kali aku baca dan membuatku ketagihan.
Coralfanartkpopoaf
Meresapi setiap detail dalam cerita ini. 🧐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!