Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Rania kembali ke meja rias nya, ia melihat tanda merah di lehernya. tanda kepemilikan dari rRaka Sore itu masih terlihat begitu jelas.
Rania mengambil foundation dan mengoles kan begitu tebal untuk menutupi bekas di lehernya.
"Tidak terlalu numpak"
Tak lupa Rania memakai kan shal di lehernya agar tak terlihat.
Raka yang melihat tingkah konyol Rania hanya bisa mengelengkan kepala.
"Ayo turun, sudah hampir jam delapan"
Rania meraih tas selempang dan mendorong kursi roda Raka.
Sesampai nya di bawah mereka pun pergi ke masing masing tujuan.
Sesampainya di kampus, Diana menatap her joonan Rania.
"Sepertinya sekarang bukan muslim dingin deh, kenapa kamu pakai shawl tebal kaya gitu Ra"?
"Emangnya kenapa sih kalau aku pakai Shawl"
"Aneh saja Ra"
"Gak ada yang aneh, sudah ayo masuk" ujar Rania mencoba menghindar dari Diana.
Sikap Rania yang tidak biasa membuat Diana semakin curiga.
"Tunggu Ra,, "
Diana menghentikan langkah Rania.
"Jangan jangan kamu habis belah duren ya"?
" Apaan sih Di"!
Rania memegang bibir nya kembali mengingat apa yang telah dilakukan nya bersama Raka saat itu.
"Beneran kamu sudah di belah duren? buktinya aura berbeda lho pagi ini"
"Apa an sih"
"Ayo lah, katakan kamu pasti sudah dibelah duren kan"?
"Hampir melakukan"!
" Melakukan apa"?
"Ya,,, itu,,, "! Rania Ragu menceritakan.
" Kamu itu ribet banget sih, maksud kamu belah duren kan"?
Rania hanya mengangguk, dan akhirnya menceritakan semua yang terjadi pada dirinya.
"Sepertinya dia mulai suka sama kamu Ra, terus layani dia dengan baik pasti dia akan luluh dengan mu"
"Tapi aku takut Di,, pasti nanti aku diangap wanita murahan.
" Ya engak lah,, kamu kan istri nya"
"Tapi aku takut patah hati"
"Patah hati gimana Ra"? tanya Diana.
Kamu tau sendiri kan, aku hanya bagaikan selir baginya. Aku hanya istri keduanya nya, dan ada Gea istri pertama nya. bahkan Raka begitu sayang sama Gea"
"Siapa tau hubungan mereka sedang tidak baik baik saja, kan kamu bisa ambil hati nya" saran Diana.
"Entahlah, sudah ayo masuk"
Keduanya akhirnya masuk untuk mengikuti kelas mereka yang sebentar lagi mulai.
Sementara itu di kantor Bimantara.
"Johan, gimana apa kamu sudah menyelidiki kasus kecelakaan kedua orang tua gadis itu?
" Sepertinya kecelakaan itu memang ada yang sengaja untuk mencelakai mereka tuan"
" Apa kamu mencurigai seseorang "?
" Iya tuan, sepertinya ini semua ulah bu Widi tuan, karena dia ingin menguasai harta nyonya Hesti "
"Sudah aku duga"!
" Terus apa Rencana tuan"
" Sementara kamu kumpulkan semua buktinya. Jika semua sudah pasti, baru kita kasih tau kebenaran pada gadis itu"
"Baik tuan"!
*********
Pagi berganti siang, dan siang pun berganti malam.
" Aku akan menyiapkan piyama anda tuan" ujar Rania dan segere menyiapkan baju ganti untuk Raka dan membantu menganti nya.
HP Raka tiba-tiba berdering, setelah melihat nama yang tertera Raka segera mengangkat telepon dengan expresi serius.
Tiba-tiba wajah Raka berubah seiring si penelpon berbicara dari sebrang sana, dari wajah yang tenang menjadi merah padam.
Amarah terpancar jelas dari sorot mata nya yang menyala.
BRAK
Raka memukul meja disamping nya dengan begitu keras, bahkan kini tangan nya sudah mengepal dengan begitu erat.
"Kurang ngajar, cari dia sampai ketemu dan jangan biarkan dia sampai lolos" ujar nya setengah membentak, membuat Rania terkejut dan langsung mundur sedikit.
Raka menatap layar ponsel nya dengan raut wajah penuh amarah.
Informasi yang baru diterima nya benar benar menguji kesabaran nya.
Rania yang melihat itu mulai mendekat ke arah Raka mencoba untuk meredam amarah Raka.
"Arrrggghhh...."
Teriak Raka hampir saja membanting ponsel nya, tetapi Rania dengan cepat meraih tangan pria itu.
"Ada apa tuan, kenapa anda tiba-tiba marah seperti ini"? tanya Rania tidak bisa menutupi rasa penasaran nya.
Raka sama sekali tidak menjawab, dalam kemarahan nya ia malah mengambil gas bunga yang ada di dekat nya lalu melempar nya ke arah dinding hingga gas itu pecah.
Rania yang melihat itu pun semakin di buat terkejut, jujur saja saat ini ia merasa takut dan khawatir.
Perlahan Rania mendekati Raka, dan berusaha menenangkan nya.
"Tuan, tolong tenang lah, dan katakan apa yang sebenarnya terjadi. Dan hal apa yang membuat tuan semarah ini"? Ujar nya lagi dengan lebut, sambil mengelus tangan Raka.
Raka menghela nafas panjang, mencoba meredakan amarah nya.
"Rania... dokter itu sudah melarikan diri" ucap Raka dengan nada bergetar.
"Dokter"? Rania dengan heran.
" Dokter siapa yang tuan maksud " tanya nya kemudian.
"Dokter Hendra Wijaya, dokter yang sudah memberi obat itu padaku. dimana dia adalah dokter pribadi keluarga kami" jelas Raka dengan suara yang tertahan, akibat emosi yang meluap.
"Kemarin aku sudah menyuruh johan untuk membawa pria tua sialan itu padaku. Tapi rumah sakit mengatakan dia sedang dinas di luar kota. Tapi baru saja Johan mengabarkan jika dokter itu sudah melarikan diri" ujar nya dengan tangan yang mengepal erat.
Rania menatap Raka dengan mulut mengaga.
Tak mampu meresapi informasi yang baru saja di dengar nya.
Beberapa detik berlalu ia menarik nafas dalam dalam dan menenangkan diri sendiri.
"Apa mama dan papa tau soal obat itu"?
Tanya Rania dengan suara bergetar.
Raka mengelengkan kepala nya dengan lemah, dengan tatapan yang terarah pada Rania.
" Belum Rania mereka belum tau apa apa "
Rania mengerutkan kening nya merasa heran dengan sikap Raka.
"Kenapa anda tidak memberi tau mereka tentang semua ini? mereka berhak tau tuan, ini bukan masalah sepele dan anda pasti paham akan hal itu"
Raka kembali mengelengkan kepalanya menunduk.
"Rania, dokter Hendra Wijaya sudah menjadi dokter keluarga kami selama bertahun-tahun, setelah mengetahui hal ini bayangkan berapa kecewa nya mama dan Papa" ujar nya dengan suara lirih nya.
"Dan bukan hal itu saja, aku sudah terlanjur mengkonsumsi obat itu selama beberapa bulan, dan ketika mereka tau obat itu sangat berbahaya, maka mereka akan sangat khawatir. Dan aku tidak mau semua itu terjadi.
Rania bisa merasakan betapa sulitnya posisi Raka saat ini. Namun ia merasa bahwa kedua orang tuanya berhak mengetahui kebenaran yang ada.
"Dengar kan saya tuan"
ujar Rania dengan mengelus tangan Raka dengan lembut.
"Kita harus mengatakan nya pada mereka, Mama dan Papa harus tau. Biarlah mereka kecewa tapi setidaknya mereka bisa menangani situasi ini" desak Rania dengan tegas.
" Ingat tuan, bukankah anda ingin segera pulih? jadi untuk saat ini fokus lah pada kesembuhan anda, dan biar kan papa yang menangani masalah dokter itu, termasuk juga alasan kenapa sampai dia melakukan kejahatan seperti ini"
"Karena aku sangat yakin ada alasan tertentu sehingga dia melakukan semua itu" ucap Rania kemudian.
Raka menatap Rania dengan pandangan yang bimbang. Ia tau bahwa yang dikatakan Rania benar, namun rasa takut akan kekecewaan dan kekhawatiran orang tuanya membuat bya Ragu ragu. Akhirnya setelah berpikir panjang Raka mengangguk kan Kepala nya.
"Baiklah Rania, aku akan bicara sama mereka, dan aku akan meminta bantuan papa untuk mencari dokter Hendra untuk mempertanggung Jawab kan semuanya. meskipun jujur saja aku ingin melenyapkan dokter itu dengan tangan ku sendiri. ujar Raka dengan penuh amarah.
"Negara ini punya hukum tuan, dan jangan sekali kali mengotori tangan anda hanya kerana manusia jahat dan berdosa seperti dia" ucap Rania mencoba meyakinkan Raka.
"Rania, Terima kasih karena kamu selalu berhasil memenangkan ku"
lirih Raka dengan tatapan sendu nya.
Rania tersenyum lembut dan semakin mengeratkan genggaman tangan nya.
lma2 gedek aku
emang sih bumbu cerita tpi gak suka