Bukan musuh tapi setiap bertemu ada saja yang diperdebatkan. Setiap hari mereka bertemu, bukan karena saking rindunya tapi memang rumah mereka yang bersebelahan.
Mungkin peribahasa 'witing tresno jalaran soko kulino' itu memang benar adanya. Karena intensitas keduanya yang sering bersama membuat hubungan antara mereka makin dekat saja.
Di usia Abhista Agung yang ke 31, masalah muncul. Dia ditodong untuk segera menikah, mau tidak mau, ada atau tidak calonnya, ibu Abhista tak peduli! Yang penting ndang kawin, kalau kata ibunya Abhi.
Lalu bagaimana cara Abhi mewujudkan keinginan sang ibu? Apa dia bisa menikah tahun ini meski calonnya saja belum ada?
Ikuti kisah Abhista selanjutnya di Emergency 31+
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sehari bersama
"Aku nggak tau mas harus jawab apa.." Jujur Deepika.
"Nggak apa-apa. Kita mulai pelan-pelan aja. Aku juga nggak buru-buru. Mau kemana emangnya." Kembali ke settingan awal. Abhi bicara seperti sengaja memberi jeda di setiap kalimat yang terucap dari bibirnya.
"Eemmm.. Mas.."
"Dalem."
"Ih mas kamu kalo dalem dalem gitu bikin aku nggak fokus. Mau ngomong apa tadi.. Aku lupa gara-gara dalem mu."
"Ya udah ganti aja. Coba panggil lagi."
"Ganti apa? Oke deh.. Panggil lagi nih ya.. Mas. Mas Abhi."
"Nggeh sayang."
Deepika langsung menoleh kaget. Lho kok gitu? Itu mah tidak hanya bikin nggak fokus tapi juga kehilangan fokus sama sekali. Wes angel angel..
"Ya nggak gitu juga mas. Sayang sayang kek aku apa mu aja.."
"Emang apa ku?" Tanya Abhi sambil menaikkan alisnya.
"Temen, mungkin." Jawab Deepika ragu.
"Temen hidup? Oke gass!"
Deepika tertawa. Sejak tiga hari belakangan ini baru sekarang dia bisa tertawa lepas. Abhi yang seperti ini adalah sosok Abhi yang berbeda. Dan dia suka! Abhi menjadi lebih nyablak dan bisa diajak bercanda. Nggak kayak biasa yang auranya kek Sutet, tegangannya tinggi tinggi sekali.
"Mau pulang jam berapa mas?" Deepika lebih santai ngobrol dengan Abhi sekarang ini.
"Terserah kamu. Mau nginep di sini juga aku manut."
"Ya kali nginep sini mas.. Mau jadi Tarzan kamu hmm?"
"Nggak apa-apa jadi Tarzan. Asal kamu mau jadi Jane nya."
"Kirain mau bilang, asal kamu jadi orangutannya hahaha.."
Keduanya tertawa. Deepika sampai menghentikan kegiatan tawanya dan lebih menikmati saat seseorang yang di sampingnya itu terlihat bahagia.
"Mas nama kamu kayak cewek ya. Manis." Obrolan ringan itu berlanjut.
"Mana ada nama cewek Agung, kamu ini ada-ada aja."
"Ya bukan Agung nya mas, tapi Abhista nya itu lho. Kan kedengaran kayak girly ngono.."
"Kata papah, nama ku artinya pribadi yang berani dan kuat dalam mencapai tujuan hidup. Tapi pas aku iseng tanya ke gugel.. Artinya beda."
"Emang kata gugel artinya apa mas?" Deepika penasaran.
"Kata gugel Abhista Agung artinya calon suami Deepika."
"Dih Ya Allah.. Hahaha bisa ya ngomong gitu tapi muka lempeng banget. Aku udah mikir artinya bakal lucu atau apa gitu.. Kamu bisa banget sih mas. Aku baru tau, sisi lain dari kamu itu semenyenangkan ini."
'Aku juga nggak tau.. Kenapa pas bareng kamu malah berubah jadi absurd gini.'
"Mas nanti sebelum pulang mampir beli martabak ya. Ibuk seneng banget sama martabak telor. Sekalian beli buat ibuk kamu juga, aku yang traktir! Soalnya seharian ini udah bikin aku seneng."
Deepika menepuk dadanya berbangga diri karena punya niat pengen membelikan Sekar dan Sani martabak untuk oleh-oleh para emak itu di rumah.
"Iya."
Dan mereka memutuskan pulang ketika matahari sudah condong ke arah barat. Deepika sangat menikmati momen bersama Abhi. Dia bisa merasakan lelaki itu perhatian padanya. Tidak berlebihan dalam bercanda, menurutnya semua terdengar natural. Bahkan jika orang lain bilang kalau Abhi sedang menggombal, Deepika tetap menganggapnya wajar.
"Stop mas stop. Minggirin sini aja mobilnya." Deepika memberi instruksi pada Abhi untuk menepi kala melihat gerobak martabak langganannya.
"Aku temenin." Ucap Abhi protektif.
"Aku aja yang turun mas. Mas Abhi tunggu di sini aja ya." Si ngeyel berucap.
"Terakhir ada orang yang keras kepala nggak mau aku anter jemput ke tempat kerja dan dia berakhir nyaris dilecehkan mantan pacarnya."
"Dih. Oke oke. Mari tuan, silahkan turun bersama saya untuk membeli martabak telor di depan sana."
Abhi begitu menjaga Deepika. Dia membukakan pintu mobil dan berjalan tepat di samping Deepika. Tinggi badan yang jomplang membuat mereka seperti pasangan kekasih visual di film-film Korea.
Abhi memberikan kursi yang hanya sisa satu untuk Deepika, dan dia memilih berdiri di sampingnya. Semua orang pasti akan mengira jika Abhi dan Deepika adalah pasangan kekasih atau mungkin suami istri yang baru menikah. Karena cara Abhi menjaga Deepika begitu kental terasa.
"Kamu mau makan sebelum pulang?" Tanya Abhi.
"Nggak mas. Soalnya tadi ibuk wa katanya udah masak banyak di rumah." Jelas Deepika.
Abhi tak lagi bersuara, dia hanya mengangguk mengerti. Setelah semua selesai dengan urusan permartabakan, mereka langsung melangkah menuju mobil mewah Abhi untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah. Tapi suara perempuan yang memanggil namanya mengurungkan niat Deepika untuk terus melangkah.
"Enak jadi kamu ya? Katanya syok gara-gara percobaan pemerkosaan tapi nyatanya masih ketawa-ketawa kayak orang gila sama.. Oowh jadi jablay kamu sekarang? Pantes!" Wanita itu melihat ke arah Abhi dengan sengit.
Lisa mendekati Deepika. Dia terlihat marah dengan mata memerah.
"Aku yang laporin lelaki itu ke pihak berwajib. Kenapa? Nggak terima?" Abhi yang menjawab.
"Jelas aja aku nggak terima!!! Dia harusnya bertanggung jawab sama kehamilan ku, sama apa yang dia lakukan padaku!! Bukannya malah tinggal di penjara dan lepas tanggung jawab gitu aja!! Apa kamu nggak mikir gimana susahnya jadi aku??? Aku udah kehilangan segalanya!!!" Bentak Lisa tanpa memperdulikan sekitarnya.
"Marah saja pada lelaki yang membuatmu kehilangan segalanya."
"Aku lagi ngomong sama dia!! Kamu siapa terus menjawab omonganku?!"
Bagaimana Lisa tidak emosi jika orang yang menjadi suaminya belum genap dua minggu harus ditahan karena tuduhan percobaan pemerkosaan. Meski Lisa marah dan kecewa pada Sae tapi kemarahan untuk Deepika juga tidak bisa dia kendalikan.
"Aku calon suaminya. Mau apa?"
Deepika langsung melihat ke arah Abhi. Pun Abhi, keduanya beradu pandang sesaat.
"Hebat ya kamu Dee. Lepas dari Sae langsung dapet laki baru! Emang boleh segatel itu?? Orang-orang tertipu dengan muka polos mu, nyatanya kamu nggak jauh beda sama jablay kebanyakan di luaran sana."
Plaaak.
Kali ini tangan Deepika yang bicara. Dia tak peduli penilaian orang nanti akan seperti apa padanya. Karena hatinya teramat sakit mendengar semua omong kosong Lisa.
"Jangan playing victim. Cukup ya Lis. Jangan permalukan dirimu sendiri lebih dari ini."
Ucap Deepika dengan suara tegas, dan dia tak ingin dianggap lemah dengan menjatuhkan air mata.
"Dia? Kamu tanya dia siapa? Udah denger kan jawabannya tadi apa. Iya dia calon suami ku. Silahkan ambil Sae sepuas mu. Dari awal di antara kita nggak pernah ada yang namanya pertemanan. Kamu hanya orang lain yang iri dengan apa yang aku punya. Jadi, sekarang.. Silahkan menikmati apa yang kamu ambil dariku secara diam-diam, si Sae itu.. Nggak lebih dari seorang bajingan. Oiya.. Seharusnya aku berterimakasih sama kamu karena melalui kamu, aku bisa tau sifat asli Sae sebenarnya."
"Ayo mas. Kita pulang." Terakhir kalimat itulah yang bisa didengar Lisa sebelum mobil mewah Camry itu pergi menghilang di antara kendaraan lain di jalanan.
"Calon suami?" Abhi bertanya.
"Heleh.." Deepika membuang arah pandangnya ke samping.
"Diterima aja enggak, bisa-bisanya mengakui ku sebagai calon suami di depan musuh." Abhi mode julid on.
"Katanya nggak mau buru-buru.." Ucap Deepika.
"Terus?"
"Ya kita pendekatan aja dulu.." Masih Deepika yang bicara.
"Terus?"
"Ya siapa tau kan cocok, kita bisa lanjut.." Deepika makin gugup.
"Terus?"
"Terus terus terus mulu, lagi cosplay jadi tukang parkir hah? Ya udah.. Kita jalanin ini pelan-pelan mas!" Mendadak gugup itu menjadi kesal.
"Kalo aku maunya sat set, gimana?"
"Susah ya ngadepin bujang tantrum.. Tadi bilang nggak mau buru-buru, sekarang bilang maunya sat set. Bisa nggak jadi orang tuh yang konsisten gitu!" Mulai merajuk.
"Konsisten? Bisa. Tapi ngomong-ngomong.. Ini aku diterima?" Tanya Abhi membuat Deepika ngeblush saking malunya.
inget gak kata Abhi, kamu bakal cemburu hanya dg mendengar nama Abhi disebut sama ciwik lain 😌
skrg keknya terbukti deh, dah betmut kan kamu?! 😅🤣
astaghfirullah minal khotoyaaaa
gak capek?!
misal nih ya, misaaaaallll kamu bisa bersama dg Abhi pun, kamu gak akan bahagia lho.. wong di hati Abhi gak ada kamu samsek..
seumur hidup itu lama woy.. mau kamu buang sia² waktu yg ada hanya utk mengemis cinta dari lelaki yg melirikmu pun ogah
kurang kah bukti yg sudah ada?? 😏