Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ajakan makan malam
Sedangkan di rumah, Dwi sedang fokus dengan laptop miliknya.
Ia mencari lowongan yang cocok untuknya, memang ia bisa masuk ke perusahaan milik sang kakak. Namun ia malas bila harus bekerja, dengan orang yang kenal dengannya. Pastinya ia akan terus di ganggu, dengan hal-hal yang menurutnya tidak penting.
Padahal ada banyak lowongan, tapi entahlah apa yang di cari oleh Dwi.
Saat sedang asyik berselancar, tiba-tiba terdengar bel berbunyi. Dwi memindahkan laptop dari pangkuannya, ke atas meja. Lalu ia melangkah menuju layar, untuk melihat siapa yang membunyikan bel.
"Siapa? Mau cari siapa?" tanya Dwi melalui sambungan intercom
'Maaf nona, saya dari jasa pengiriman ekspedisi xxx. Hendak mengirimkan paket' jawab orang itu, Dwi mengerutkan dahinya
"Maaf, pak. Tunggu sebentar" Dwi memlilih keluar, mungkin punya Aca
"Untuk siapa pak?" tanya Dwi
"Di sini tertera nama Dwi dan Aca" jawab pria itu, Dwi semakin bingung. Ia melihat alamat si pengirim, ternyata dari KOREA.
Dwi tersenyum dan segera menerima paket tersebut, cukup berat. Setelah Dwi menandatangani, serah terima. Tukang paket pamit untuk pergi, Dwi gegas masuk karena tidak sabar dengan isinya.
"Kak Rinjani, dia mengirim apa?" tanya nya
Saat ia membuka bungkusan paket tersebut, Dwi terkejut. Karena di dalam sana ada 2 kotak beludru cukup besar, berwarna hitam. Dwi tau isi kotak tersebut, ia langsung mengambil ponsel dan menghubungi Rinjani.
Panggilan pertama, belum di angkat. Dwi kembali menghubungi, ia pun dengan rasa penasaran. Membuka kotak tersebut, dengan ponsel yang masih menempel di telinga dan di apitkan ke bahunya.
"MasyaAllah... ini cantik banget. Pasti harganya ga murah" gumam Dwi
ceklek
'Assalamu'alaikum Wi, gimana? Paketku udah sampe?' salam dari sana, sembari langsung bertanya
"Wa'alaikum salam, udah kak. Kaka apaan sih kirim barang ini, ini pasti mahal banget." jawab Dwi, yang masih terkagum-kagum dengan benda tersebut.
'Ck, tentu saja tidak sebanding dengan bantuan yang sudah kalian berikan padaku. Seandainya tidak ada kamu, aku tidak akan tau bagaimana keadaan Yusuf sekarang. Itu hanya sebagian kecil, tolong di terima. Itu aku mendesainnya sendiri, kurasa akan cocok dengan kalian.' balas Rinjani
"Iya kak, tapikan ga harus satu set perhiasan juga. Bukan satu set, ini dua set malahan." gerutu Dwi
Terdengar suara kekehan di sebrang sana, ia meyakinkan Dwi untuk menerima hadiah yang ia berikan. Dan Rinjani juga bilang, sekitar 4-5 bulan lagi. Ia akan pindah ke Indonesia, ia sudah merasa lega saat ini. Dan ia harus menyelesaikan dulu pekerjaan di sana, di Indonesia pun ia suda memiliki sebuah toko perhiasan. Di salah satu mall terbesar di sana, mall milik Narendra tentunya.
Mendengar berita tersebut, tentu saja membuat Dwi senang. Itu artinya, ia akan memiliki seorang kakak perempuan dan juga ponakan.
"Baiklah, aku menerimanya. Terima kasih kak, aku tunggu kedatangan kakak. Assalamu'alaikum" setelah mendapatkan balasan salamnya, Dwi mengakhiri panggilan tersebut dan menaruh ponsel tersebut di sampingnya.
"Bagus banget" gumamnya lagi, seraya meneliti perhiasan tersebut.
'wiiiiii...... keren banget, ini cantik Dwi.' ucap Ayu yang tiba-tiba datang
"Kamu ini, selalu mengejutkan aku saja." gerutu Dwi kesal, namun kesalnya segera berubah senang. Karena isi dari dua kotak tersebut
"Cantik ya Yu, menurutmu aku cocok pake yang mana?" Tanya Dwi, seraya mendekatkan dua kotak tersebut.
'Kalo menurut aku, kamu cocok pake yang biru. Kalo ping bagus buat adikmu' jawab Ayu, Dwi mengangguk
Karena ia sendiri merasa cocok dengan yang biru, kalo yang ping terlihat sangat girly.
"Menurutku juga begitu, kamu darimana saja?"
'Cieeee.... rindu ya ma aku.' Dwi memutar nalas bola matanya, Ayu terkikik melihat hal tersebut
'Lama-lama matamu juling loh Dwi' tentu saja ucapan Ayu mengejutkan Dwi. Lagi-lagi Ayu tertawa dengan tawa hantunya...
"Ck"
'Aku abis liat ke ruang arsip, di sana aku selalu datang dan duduk di tempatmu bekerja.'
"Dih.. ngapain? Kurang kerjaan banget tu orang."
'Rindu kali ma kamu Dwi.'
"Dih... mana ada, ngarang kamu Yu."
'Di kasih tau ga percaya, ya udah aku kembali bertualang. saat ini giliran aku jalan-jalan di komplek ini, siapa tau ada laki-laki yang patah hati.' Dwi hanya menggelengkan kepalanya.
.
.
"Sialan, rasa ini benar-benar menggangguku. Aku... merindukanmu, padahal kita tidak saling kenal dan saling bertegur sapa. Tapi.... hati ini tidak tau selalu berdebar bila mengingat wajahmu." ucap Evan frustasi, ia mengacak-acak rambutnya.
Padahal dengan Sofia dulu, ia tak pernah merasakan perasaan menggebu-gebu seperti ini
tok tok
"Tuan"
"Masuklah" ucap Evan seraya menyugar rambutnya ke belakang, menggunakan jemarinya.
"Kita akan rapat jam 1 siang restoran xxx, dengan tuan Diandra. Sepulang dari sana, kita lanjut menghadiri acara pernikahan putra nyonya Riri. Dan malam nanti jam 7, ada undangan makan malam dengan tuan Rangga." ucap Fadil membacakan jadwal siang sampe malam
"Cancel undangan makan malam, aku tau niatnya yang ingin mendekatkan aku dengan putrinya. Jangan cancel, tapi gantikan saja aku. Benar-benar tidak habis pikir, padahal aku sudah menolaknya minggu kemarin. Tapi ia terus saja mengundangku makan malam, dia pikir aku tidak laku apa. Atau putrinya yang tidak laku, ck." gerutu Evan, Fadil hanya mengangguk patuh
"Kalau begitu saya permisi, dan ini beberapa berkas yang membutuhkan tanda tangan anda." ucap Fadil, ia menaruh beberapa map yang jumlahnya cukup membuat Evan menghembuskan nafas kesal.
"Hanya ini saja kan?" tanya Evan
"Iya tuan"
"Baiklah, aku akan segera menandatanganinya." Fadil pun keluar ruangan
Evan melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 09.00, ia pun segera mengerjakan tugas yang diberikan Fadil.
.
.
"Cassandra" tanpa menegakkan kepala, ia tau siapa yang memanggilnya. Karena suara itu, sejak siang hari ini benar-benar mengganggu dan mengacaukan moodnya.
"Ada apa lagi? Kamu mau minta saya menjadi tutor belajar lagi? Maaf, saya menolak" tanya nya tanpa melihat, ia lebih fokus dengan buku yang ia baca.
"Tidak... bukan, aku hanya ingin meminta waktumu sebentar nanti malam." ucap Raka, Aca mengerutkan dahi dan langsung menegakkan kepalanya.
"Maaf sebelumnya, saya tidak pernah keluar malam. Saya tidak suka menjadi kalong, yang harus berkeliaran di malam hari." jawab Aca malas
"Aku yang akan memintakan ijin pada kakakmu" ucap Raka, tanpa mendengar jawaban Aca
"Aku tidak peduli kamu mau minta ijin apa tidak pada kakakku, yang pasti aku menolak ajakan kamu. Malam ini jadwal aku ngepet, aku kebagian keliling." demi apa, sejak tadi Raka menahan tawanya sekuat mungkin.
Entah kenapa, gadis yang satu ini. Selalu menjawabnya tanpa berpikir terlebih dahulu, bahkan ia juga menolak ajakan bertemu nanti malam.
"Jemputan gue sudah datang, gue permisi." Aca pun masuk ke dalam mobil, meninggalkan Raka
"Sulit sekali, padahal banyak wanita yang berlomba-lomba ingin makan malam denganku." gumamnya
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all...