Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Pemaksaan.
Baru saja Adara yang ingin membuka pintu tiba-tiba dengan secepat kilat pintu sudah terbuka dengan tangannya yang tertarik masuk ke dalam yang membuat Adara kaget saat melihat orang yang melakukan itu yang tak lain adalah William yang ternyata sudah kembali.
William yang terlihat dipenuhi dengan amarah sampai wajahnya memerah dengan rahang kokoh yang mengeras.
"William lepaskan!" berontak Adara.
William yang terlihat dipengaruhi dengan alkohol dan juga amarah yang langsung mendorong tubuh Adara sampai dinding dan pasti begitu terasa sangat sakit.
Adara yang tidak sempat berbicara yang mulutnya langsung dibungkam oleh ciuman dari William. Adara benar-benar kaget dengan pemaksaan yang di lakukan William dan dia terus berusaha untuk memberontak.
Sampai akhirnya Adara berhasil mendorong William sehingga terjadi jarak sedikit diantara mereka berdua.
"Apa-apaan kamu hah!" ucap Adara dengan nafas yang terengah-engah dan begitu juga dengan William dengan tatapan mata yang sudah ingin menerkam Adara.
Ciuman itu bisa terlepas karena Adara yang awalnya menggigit bibir William yang terlihat terluka dan William mengusap dengan jempolnya. Tatapan matanya yang terlihat memanas yang sudah tidak sabar ingin melampiaskan semua amarahnya kepada wanita di depannya itu.
"Kau sengaja melakukan semua ini? kau ingin menunjukkan kepadaku. Jika kau masih menjalani hubungan dengan laki-laki itu hah!" sinis William.
"Apa maksud mu? kenapa kau selalu saja memberikan tuduhan kepadaku dan sudah jelas-jelas aku tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun dan termasuk dengan Bryan!" tegas Adara.
"Berhenti menyebut nama laki-laki bajingan itu!" sentak William.
"Aku muak mendengarnya," sahut William yang menarik tangan Adara dan sekarang membanting Adara keatas ranjang.
Ekspresi wajah Adara yang terlihat menahan rasa sakit dengan perlakuan kasar William. Adara juga kepanikan yang melihat suaminya itu berdiri di depannya ada membuka jas dan melempar kesembarang tempat. William juga yang langsung melepaskan dasinya dengan kasar.
Tatapan mata yang begitu menyeramkan yang tampak sudah tidak sabaran ingin menerkam istrinya dengan gairah yang merasuki seluruh tubuhnya. Hal itu membuat Adara cemas yang perlahan mundur ke ujung ranjang.
"Aku benar-benar sangat muak padamu!" sinis William yang langsung menindih tubuh Adara yang membuat Adara tidak sempat menghindar.
"Lepaskan aku!"
"Apa yang kau lakukan?" Adara yang berusaha untuk berontak dengan memukul-mukul dada bidang William.
"Kau senang sekali. Saat di dipasangkan dengan laki-laki bajingan itu. Kau begitu bahagia sekali mengakui dirimu yang masih single. Apa kau sudah tidak sabar ingin menjalin kehidupan dengan dia," ucap William.
"Apa maksud mu? Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa aku adalah sekretaris dan bukan istri. Lalu kau ingin aku memperkenalkan diri sebagai istrimu di depan semua orang hah!" sahut Adara.
"Paling tidak kau bisa mengatakan bahwa kau sudah menikah dan bukan malah menikmati peranmu seperti itu yang membuatku sangat muak!" tegas William yang benar-benar sangat egois.
"Kenapa aku harus mengatakan bahwa aku sudah menikah?"
"Agar apa? Agar tidak ada yang mendekatiku?" tanya Adara.
"Apa maksud mu?" tanya William.
Adara menatap dua bola mata yang berapi-api itu dengan tatapan yang sangat sendu, bola matanya berkeliling yang berusaha untuk masuk dalam bola mata itu seolah ingin menenangkan pria di atasnya itu yang tidak bisa mengendalikan diri.
"Kamu bukan muak William. Tapi kamu cemburu," ucap Adara dengan lembut.
Jika tadi dia memberontak dan maka kali ini dia tampak sangat lemah.
William yang terdiam seolah apa yang dikatakan Adara kebenarannya. Susana yang begitu panas di lokasi pesta membuat William panas dan ingin melampiaskan semua kepada Adara.
"Kau mengatakan apa? Aku cemburu?"
"Cih!" William tersenyum miring yang seolah tidak ingin mengakui hal itu dan padahal sudah terlihat jelas dari matanya.
"Lalu kenapa kau begitu marah dengan situasi tadi. Kamu sendiri memiliki seorang kekasih dan kenapa jika aku juga bersama orang lain," ucap Adara.
"Apa kamu boleh melakukan semua itu dan aku tidak?" tanya Adara.
"Kamu benar! hanya aku yang boleh melakukan semua itu dan kamu adalah tahananku yang tidak akan pernah aku izinkan hidup bahagia. Adara aku sudah sering memperingatkanmu tentang konsekuensi yang akan kau dapatkan setelah menikah denganku dan ini adalah salah satunya. Kau tetap berada di bawah kungkunganku dan tidak akan aku biarkan hidupmu bahagia bersama laki-laki manapun. Kau akan terus berada dalam penjara yang aku ciptakan. Kau yang sudah menghancurkan kebahagiaanku dan maka balasannya akan setimpal!"
"Apapun yang aku lakukan padamu, kau harus mengingatku jika semua itu adalah sebagai hukuman!" tegas Adrian.
Adara yang ingin protes dan belum sempat mulutnya mengeluarkan suara. William yang membungkam bibir itu dengan ciuman. Adara yang tetap saja ingin memberontak. Tetapi apa daya William jauh lebih kuat dari pada dia dan Adara pun pasrah menerima ciuman dari suaminya itu yang pasti penuh dengan gairah.
Dari apa yang dilakukan William kepada Adara sudah jelas bercampur dengan rasa kecemburuan, tetapi William masih saja tidak pernah mengakui semua itu. Ciuman panas yang bertukar saliva itu berpindah ke leher jenjang leher Adara. Adara pasrah yang hanya memejamkan mata.
Adara baru bisa bernapas setelah ciuman itu berpindah dan sejak tadi dia hanya berusaha menahan diri yang tidak bisa bohong bahwa tubuhnya juga tertarik magnet dari energi yang diberikan William dari semua sentuhan itu.
Tangan William bahkan yang sudah kemana-mana, meraba tubuh sang istri dan dan bahkan menurunkan lengan dress Adara yang membuat Adara memejamkan mata.
William benar-benar di penuhi dengan nafsu yang semakin tidak bisa mengendalikan diri dan Adara harus mampu mengimbangi William. Suara desahan kecil yang berhasil lolos. Saat tangan Adrian bermain di area sensitifnya. William benar-benar gila dengan tubuh istrinya itu
"Saya tanya William di manaa?" Seketika suara yang terdengar kuat itu dan juga sangat dekat yang bisa dipastikan di depan pintu kamarnya.
Hal itu mampu membuat William tiba-tiba menghentikan permainan panas di tengah gairah itu dengan mengangkat kepalanya yang melihat ke arah pintu kamar dengan nafas naik turun.
Adara juga membuka mata dan melihat ke arah pintu tersebut yang munculnya dari suara yang pasti sangat dia kenali.
"Mungkin ada di kamarnya," jawab Bi Asih.
"Saya baru saja dari kamar dan tidak ada William di sana," tegas Katy.
"Kalau begitu belum pulang," jawab Bibi.
"Mobilnya ada di depan dan bagaimana mungkin dia belum pulang?" tanya Katy yang tidak percaya.
"Kalau begitu saya tidak tahu! Di mana tuan William," jawab Bibi.
"Nggak mungkin Bibi tidak tahu," sahut Katy.
"Saya permisi!" Bi Asih yang terlihat sangat lelah menghadapi Katy dan tidak ingin meladeni yang membuat Bibi lebih baik pergi meninggalkan Katy yang sejak tadi sangat memaksa yang ingin mengetahui keberadaan William.
"Issss!"
"William!"
"Sayang kamu di mana?"
"Sayang!"
Suara Katy yang semakin kencang memanggil nama sang kekasih. Adara sekarang sudah melihat ke arah suaminya itu yang berada di atasnya yang masih mengatur nafas dan sejak tadi naik turun.
Adara ingin tahu apakah William akan meninggalkan dirinya dalam keadaan seperti itu untuk menemui Katy. Atau tidak peduli pada Katy.
Bersambung......