NovelToon NovelToon
LEGENDA PENDEKAR NAGA HITAM

LEGENDA PENDEKAR NAGA HITAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:771.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mr. Lim's

🏆NOVEL PLATINUM🏆


Xiao Shuxiang, seorang remaja yang tinggal di sebuah Desa terpencil dekat pegunungan Lima Jari. Saat ia dan beberapa temannya pulang berburu, Desa tempat tinggalnya habis terbakar dan kedua orang tuanya ikut meninggal dalam peristiwa tersebut.

Semenjak kedua orang tuanya meninggal, ia diasuh oleh seorang Tetua dari Sekte Naga Hitam. Ia juga dianggap sebagai anak angkatnya dan menjadi bagian dari Sekte Naga Hitam. Hanya saja sangat disayangkan ternyata Xiao Shuxiang tidak memiliki bakat yang bagus untuk menjadi kultivator.

Namun lewat sebuah peristiwa naas, ia berhasil menemukan rahasia kalung giok pemberian ayahnya. Dari sana pula, ia mendapatkan teknik kultivasi yang mengguncang dunia. Anehnya, giok tersebut ternyata memiliki hubungan yang erat dengan Naga pelindung Sekte tempat dimana Xiao Shuxiang berada.

Lalu siapakah jati diri Xiao Shuxiang yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lin Fan Yang Malang

Hingga beberapa saat kemudian, ketepatan serangan Li Haoran melalui sebuah tendangan mengenai dada Xiao Shuxiang dan membuatnya terbang melayang dan jatuh ke tanah dengan cukup keras.

"Cukup guru, aku menyerah.." ucap Xiao Shuxiang sambil mengangkat tangan kanannya.

Napasnya tersengal-sengal, meski ia tidak terluka namun ia menyadari jika jarak kekuatan diantara keduanya memang masih sangat jauh, ditambah gurunya juga belum mengeluarkan kekuatan penuhnya.

"Bisa bertahan hingga sejauh ini, aku sangat mengagumi perkembangan dirimu" ucap Li Haoran penuh kebanggaan.

"Terimakasih karena guru juga sudah menahan kekuatan guru, selain itu aku juga sangat senang karena kali ini dapat menerima pelajaran secara langsung" ucap Xiao Shuxiang sambil bangkit dan merapikan pakaiannya.

Apa yang gurunya terapkan sebenarnya merupakan teknik-teknik beladiri umum milik Sekte Naga Hitam, Xiao Shuxiang sudah membacanya di perpustakaan gerakan-gerakan dasarnya. Sehingga dengan pengalaman nyata bertanding dengan gurunya dapat menambah pemahaman Xiao Shuxiang tentang cara bertarung, terutama teknik pertahanan yang diperagakan oleh gurunya dengan baik.

"Maaf tadi aku terlalu keras memberimu pelajaran.." ucap Li Haoran sambil menghela napas pelan.

"Tidak apa-apa guru, jika guru terlalu berbelas kasih justru itu yang akan membahayakan masa depanku" jawab Xiao Shuxiang memahami perkataan gurunya.

Li Haoran mengangguk pelan, untuk menjadi seorang kultivator tangguh dibutuhkan darah dan airmata. Jalan kultivator itu sangat panjang, hanya orang-orang yang memiliki tekad yang kuat serta berkepribadian yang akan bisa melaluinya.

Di sisi lain, Xiao Shuxiang juga sangat senang dengan latih tanding seperti ini. Ia menyadari jika kekuatannya masih perlu diasah menjadi lebih baik dan keterampilan beladirinya pun harus lebih sering dilatih lagi.

"Xiang'er, sekarang beristirahat lah. Pulihkan tenagamu.." Li Haoran memandang sekelilingnya, kekacauan yang luar biasa telah banyak merusak halaman belakangnya.

"Baik guru..." jawab Xiao Shuxiang dengan patuh.

Setelah itu, Xiao Shuxiang pun berteduh di salah satu pohon besar yang berada tidak jauh darinya. Angin yang bertiup lembut membuatnya merasa nyaman untuk menghilangkan rasa lelah akibat latihan keras yang baru saja ia lalui.

"Aku harus segera memasuki dunia jiwa untuk melatih kekuatanku" gumam Xiao Shuxiang di dalam hatinya.

Namun untuk menjalankan rencananya tersebut, Xiao Shuxiang harus memiliki jalan lain untuk berkultivasi dengan tenang. Meski ia bisa lakukan hal tersebut di dalam kamarnya, namun untuk jangka waktu tertentu itu akan menjadi masalah. Lain halnya ketika tidak ada gurunya, maka ia bisa berkultivasi tertutup selama berhari-hari.

Sayangnya sebagai murid luar ia belum bisa menjalankan misi sendiri, kecuali misi berkelompok yang di dalamnya harus menyertakan murid dalam. Pertimbangan keamanan menjadi sangat penting karena wilayah pegunungan Lima Jari masih dipenuhi dengan hewan buas yang memiliki tingkat kekuatan di atas para murid dalam.

Hari menjelang siang ketika guru dan murid itu menyudahi latihan bersama, mereka berdua kembali ke kediaman untuk melakukan aktivitas masing-masing. Sedangkan Xiao Shuxiang sendiri berencana kembali ke perpustakaan untuk mengembalikan dua buah kitab beladiri yang sudah ia kuasai.

Xiao Shuxiang pun membersihkan diri kembali, peluh yang menjadi butiran kristal garam ditubuhnya membuat tidak nyaman. Setelah berganti pakaian, Xiao Shuxiang pun melangkah pergi menuju perpustakaan membawa kedua kitab beladiri yang hendak ia kembalikan.

Tiba di perpustakaan, Xiao Shuxiang tidak menemukan Tetua Keempat dan hanya seorang murid senior yang bertugas menggantikan dirinya. Xiao Shuxiang pun mengembalikan kitab beladiri tersebut dan melakukan pencatatan pengembalian.

"Terimakasih senior.." ucap Xiao Shuxiang sebelum meninggalkan perpustakaan.

Murid senior yang melihat Xiao Shuxiang pun sedikit heran dengan sikap seorang murid yang mengembalikan peminjaman kitab beladiri dengan waktu singkat. Menurut catatan, baru sehari saja ia meminjamnya dan sudah mengembalikan kitab beladiri tersebut. Hal seperti ini bisa terjadi jika murid yang bersangkutan memiliki kesulitan pemahaman atau memiliki kendala lainnya.

Sementara itu, kabar kedatangan Xiao Shuxiang ke perpustakaan dengan cepat terdengar ke telinga Lin Fan. Ia yang memang sengaja mencari kabar tentang Xiao Shuxiang pun akhirnya bisa tersenyum senang karena bisa bertemu dengannya, kali ini Tetua Ketiga bahkan mendukung aksi murid lainnya setelah salah satu muridnya dibuat celaka oleh Xiao Shuxiang.

Pada saat Xiao Shuxiang meninggalkan perpustakaan, beberapa orang murid tampak mengikutinya. Mereka sedang menantikan pertunjukan seru setelah mendengar adanya perselisihan Xiao Shuxiang dengan para murid di paviliun Tetua ketiga, apalagi saat ini seorang murid dari tempat tersebut juga sudah menunggu kesempatan untuk memberikan pelajaran kepada Xiao Shuxiang.

Di persimpangan jalan terlihat seorang remaja berdiri dengan angkuh memandang ke arah Xiao Shuxiang dengan tatapan permusuhan.

"Hei sampah tidak berguna, tidak kusangka kamu masih bisa berkeliaran bebas di Sekte" ucap Lin Fan dengan suara yang lantang menunjuk ke arah muka Xiao Shuxiang.

Xiao Shuxiang tentu tidak asing dengan orang yang berkata seperti itu kepadanya, ia belum sempat memikirkan balas dendam atas perbuatan remaja yang bernama Lin Fan itu, namun kali ini ia datang sendiri menjemput kemalangannya.

Xiao Shuxiang mengusap hidungnya saat mendengar perkataan dari orang yang sudah masuk daftar pencarian orang di dalam hatinya.

"Apa maumu sekarang?" tanya Xiao Shuxiang dengan tatapan datar.

Lin Fan memelototi Xiao Shuxiang dengan penuh kebencian, dalam hatinya ia sedikit menyesal tidak memastikan kematiannya sesaat akan meninggalkan pemandian umum air panas.

"Sekarang kamu memiliki dua pilihan, pertama berlutut dan bersujud di depanku dengan memanggilku ayah. Kedua, kamu bisa melumpuhkan kultivasimu sendiri atau dengan cara kasar yang akan kulakukan" ucap Lin Fan dengan senyum jahat.

"Aku akan memilih pilihan ketiga" jawab Xiao Shuxiang dengan nada angkuh.

"Dasar bodoh, tidak ada yang ketiga" ucap Lin Fan sambil mencemooh.

"Tentu saja ada, dasar kamu pecundang" ucap Xiao Shuxiang sambil tersenyum menghina.

"Cari mati.." ucap Lin Fan meraung penuh kemarahan, lalu bergerak dengan cepat mengarahkan tinjunya ke tubuh Xiao Shuxiang.

Melihat adegan ini, beberapa orang murid lainnya menggelengkan kepala. Di pandangan mereka seseorang yang berada di ranah Pemurnian Qi tahap akhir berhadapan dengan kultivator di tahap Inti Qi tingkat menengah adalah sesuatu hal yang konyol.

Sementara Xiao Shuxiang hanya tersenyum dingin, menghadapi serangan dari Lin Fan tidak membuatnya menghindar tetapi dengan santainya ia menerima pukulan tepat di dadanya. Tetapi hal itu bukan tanpa persiapan, energi tipis menyelimuti tubuh Xiao Shuxiang yang hanya dirinya yang dapat merasakan.

Senyum Lin Fan dipenuhi cibiran saat pukulannya hendak mendarat, sama seperti sebelumnya Xiao Shuxiang adalah seorang sampah yang tidak pernah berubah di matanya. Namun pada detik berikutnya, ia merasakan keanehan saat tinjunya tepat menghantam dada Xiao Shuxiang.

"Kraakk"

Suara kulit kacang diremas terdengar renyah, kekuatan yang sangat ganas menyerbu lengan tangan Lin Fan dan membuatnya retak dari jari hingga ke bahunya. Lengan tangan Lin Fan bergetar merasakan robekan yang menyayat daging.

"Plaakk..!"

Namun belum hilang keterkejutan Lin Fan, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya dan membuat tubuhnya terbang melayang seperti layangan putus.

"Braaakkk.."

Tubuh Lin Fan jatuh ke tanah, wajahnya membengkak dan beberapa giginya tanggal bersamaan dengan cairan kental berwarna merah.

Adegan ini praktis membuat para murid lainnya tercengang karena Lin Fan lah yang terbang melayang, bukan Xiao Shuxiang seperti yang ada di benak mereka semua.

Xiao Shuxiang tidak menghentikan aksinya, ia berjalan santai ke arah Lin Fan yang tak berdaya. Tiba di depannya, Xiao Shuxiang pun mengulurkan tangan kirinya lalu menggapai kerah baju Lin Fan. Detik berikutnya, sebuah tamparan kembali dilesakkan Xiao Shuxiang dengan cukup keras.

"Plaakk.."

Terdengar kembali suara renyah yang diiringi dengan derak, membuat para murid luar yang melihatnya menjadi ngilu.

"Hentikan..." ucap Lin Fan dengan tubuh gemetar, ekspresi wajahnya berubah jadi ketakutan.

Ia tidak mengerti mengapa Xiao Shuxiang yang baru kemarin ia pecundangi kini berubah menjadi monster yang mengerikan dalam beberapa hari.

"Kamu selalu menindas dan menyebutku sampah, bahkan sebelumnya kamu juga bertindak kejam dengan ingin membunuhku. Sekarang seharusnya kamu tahu bagaimana harus bersikap" ucap Xiao Shuxiang dengan dingin.

Suara Xiao Shuxiang terdengar menakutkan di telinga Lin Fan, membuat tubuhnya menggigil membayangkan pembalasan Xiao Shuxiang terhadap dirinya. Lin Fan menahan rasa sakit yang mendera tangan dan sekitar wajahnya, ia buru-buru bersujud tiga kali dan memanggil Xiao Shuxiang dengan sebutan "Ayah" pada setiap kali ia bersujud.

"Ayah.."

"Ayah.."

"Ayah.."

"Baangg..!!"

Saat kata "Ayah" keluar terakhir kalinya dari mulut Lin Fan, sebuah tendangan keras menyapu perutnya dan membuatnya kembali terbang lalu jatuh ke tanah.

"Tidak berguna, aku tidak memiliki anak bodoh seperti dirimu" ucap Xiao Shuxiang sambil berlalu pergi, mengabaikan Lin Fan dan orang-orang yang menyaksikan peristiwa ini.

1
agus yulianto
ayoo update thor
𝓐𝓫𝓮𝓷𝓭𝓼
ini cerita ko mogok..
Kurnia Trianto
Tokoh dan alur cerita sangat menarik . .
Valheinz Z.H
Naga Hitam, "Heilong"
Abdulah Albanjalani
Luar biasa
Adi Hernowo
lanjut thor......
Anas Basir
Luar biasa
guntur moch
Sangat Aneh Pemimpin Agung Sekte Guan yui Sudah di Ranah Dewa ranah Tertinggi di di Alam Fana tapi Masih Takut sama Klan Kuno Ibu kota
Moch Yunus
Luar biasa Q tertarik membaca lebih lanjut 👍
Ahmed Ilham
off off off....
𝘿𝙚𝙬𝙖 𝘽𝙤𝙣𝙜𝙠𝙤𝙠
banyak penjelasan
Justinus Marsigar
cerita ini mirip mirip dng cerita yng lainnya yah..../Scream/
A S
mantap
Nona Mince
tetap semangat dalam berkarya thor
Rehaan Aamir
Lanjuuutt Apa Putus Tengah Jalaaann Nhe Author Novel Nya?????
Hendra Saputra
bagus
Cak Anam
Luar biasa
𝘿𝙚𝙬𝙖 𝘽𝙤𝙣𝙜𝙠𝙤𝙠
coba baca... 🤔🤭
Ties Sutrisno
ok
Mbah Haryo
kayaknya otewe bagus ini ceritanya...

okew lanjoouuttss.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!