ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
...''Pov Najwa"...
Prang!
Ibu membanting sendok makannya ke atas piring hingga membuat piring itu retak.lalu Ibu berdiri dengan raut wajah yang merah padam karena marah mendengar jawaban mas Rendi yang membelaku tidak berpihak kepadanya
"Kamu dengar Rendi! Kali ini Ibu benar-benar sudah sangat kecewa padamu Rendi,Kamu menikahi Wanita ini ibu tidak menolak malah menerimanya dengan lapang dada walau Ibu tak menyukainya!"
"Ibu menerimanya sepenuh hati Hingga ia tak bisa mengandung bertahun tahun ibu selalu sabar menantinya tidak pernah protes tapi ini? Kamu masih ingin bertahan?"
" Kamu itu sadar tidak sih mempertahankan dia sama saja kamu menyia-nyiakan sisa hidupmu Rendi,fikirkan hidupmu sendiri mau di bawa kemana kedepannya"
"apakah kamu akan tetap menunggu hingga menua dan hidup tampa seorang anak"jelas Ibu panjang kali lebar dengan menggebu-gebu sehingga membuatku merasa panik dibuatnya. Sedikit aku mencoba untuk meredam suasana.
"Ibuk,maaf Najwa paham Ibu sangat ingin sekali anak dari mas Rendi, Najwamohon Ibu sabar untuk kali ini"
"Najwa sangat memohon Bu. Setidaknya sampai hasil tes-ku dan Mas Rendi keluar," pintaku dengan memelas. Sebab tes ini untuk kali pertamanya Mas Rendi mau melakukannya
sebelumnya mas Rendi tidak pernah mau melakukan tes ke dokter kandungan dalam bentuk apa pun,baru kali ini mas Rendi mau melakukannya selama menjalin hidup berumah tangga.
"Diam kamu menantu tidak berguna mandul,Apa kamu bilang? Untuk kali ini? Emang selama ini aku tidak sabar apa menantikan waktu sepuluh tahun tapi apa hasilnya kamu tetap tidak akan pernah bisa hamil mandul" hardik ibu menunjuku marah, aku tertunduk gemetar melihat amarah Ibu yang terus menggerutu seraya beranjak keluar meninggalkan kami dan membanting pintu sekuat tenaganya
"Mas kamu susul Ibu gih Kasian dengan ibu ini sudah malam," pintaku pada Mas Rendi,meskipun hatiku sakit tapi aku tetap memikirkan ke adaan ibu mertua, Suamiku itu hanya diam tak bergeming saat aku memintanya menyusul ibu mertua
"Mas...!" rengekku kembali
"Sudah biarkan saja sayang biar Ibu paham, aku tidak suka jika ibu selalu bahas bahas masalah ini lagi lagian aku sudah dewasa bukan Anak kecil yang selalu di atur semaunya"
"aku tau mana yang terbaik untukku" Hatiku terenyuh mendengar jawabannya dan kembali duduk. Aku benar benar di buat terharu melihat sikap Mas Rendi hari ini.
"Makasih ya Mas,kamu sangat paham kalau hatiku sedang tidak baik baik saja dan mau membelaku"bisikku bergetar dengan tatapan mata berkaca kaca.
"Iya sayang aku mencintaimu apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkanmu jadi tolong maafkan, Ibu ya?"
"kita mahlumi saja sikap ibu seperti itu,suatu saat ibu pasti akan paham dengan keputusanku bahwa aku benar mempertahankan kamu,aku yakin suatu saat kamu pasti bisa hamil hanya butuh kesabaran"
"Iya mas aku tidak merasa dendam dengan ibu dan aku memahluminya,terimakasih sekali lagi Mas."mas Rendi tersenyum hangat memelukku
Setelah selesai makan mas Rendi mengajakku ke kamar,piring yang pecah dan sisa makan malam kami di bersihkan bik Surti asisten rumah tangga kami
"Mas, tadinya aku pikir kamu bakal menerima wulan dan menikahinya," rengekku dalam pelukan suamiku di malam malam indah kami saat sedang berdua di dalam kamar sedang istirahat
"itu tidak akan terjadi sayang bagaimanapun kamu masih terlalu berharga dari apapun, aku sangat yakin bahwa suatu hari nanti kita akan punya anak dari rahimmu"
" Aku percaya padamu sayang" jelasnya mengelus rambutku. Aku tersenyum sambil mengecup dadanya dan memeluknya lebih erat.
"Aku mencintaimu Mas. Terima kasih untuk cinta yang luar biasa ini dan terimaksih kamu tetap sabar menantikan kehadiran si kecil di rahimku"lirihku membenamkan wajah di dada bidang mas Rendi.
"Aku mencintaimu juga sayang"
Cup cup cup..
Mas Rendi mengecupi kening dan rambutku ikut memelukku erat dan mendekapku hangat