NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:506.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Merawat Cakar

   Tiba di rumah, dari atas loteng suara Cakar sudah memanggilnya. Halwa terkejut jangan-jangan dari tadi Cakar memanggilnya.

   "Halwa, Halwa," teriaknya.

   "Masih sakit saja teriakannya sangat kuat, apalagi kalau sehat." Halwa ngedumel sedikit seraya cepat menuju dapur.

   Halwa tidak menyahut, dengan segera ia menuju dapur. Menyiapkan nasi tim dan sayur sop yang masih panas. Lalu memblender sirsak yang tadi dibelinya di pasar. Semua sarapan untuk Cakar ia letak dalam satu nampan. Nasi tim, sayur sop, jus sirsak, air putih, satu ruas bawang ungu, tidak lupa paracetamol.

   Gegas ia menuju tangga dengan perlahan, di depan pintu kamar sejenak ia berhenti, suara Cakar yang meraung terdengar dari luar. Halwa segera membuka pintu kamar.

   Sejenak Halwa terkejut, sebab ranjang yang ditiduri Cakar sudah acak-acakan. Bantal dan selimut berjatuhan. Sepertinya Cakar tadi marah saat panggilannya tidak disahut Halwa.

   Jantung Halwa mendadak berdebar, badannya tiba-tiba lemas. Halwa mengalami rasa cemas yang dalam, ia takut Cakar marah dan justru terbayang Cakar menyeruduknya.

   "Mas." Halwa menguatkan hati dan tubuhnya, bagaimanapun juga yang akan dia hadapi adalah Cakar yang sedang sakit. Sambil berdoa ia mendekati Cakar yang juga menatapnya marah. Di balik sakit, Cakar menyimpan kesal.

   "Aku minta maaf lama di bawah. Sekarang sarapan dulu, ya," ucap Halwa seraya meletakkan nampan yang penuh dengan berbagai isi sarapan Cakar pagi ini.

   "Dari mana sih kamu ini, tidak tahu kalau suamimu ini sakit? Kamu pura-pura budeg saat aku panggil," omelnya dengan suara yang berat disertai ringisan.

   "Maaf Mas, aku tadi bukan tidak dengar. Setelah masak aku tadi pergi ke pasar membeli sirsak untuk di jus. Sekarang sarapan ya," balas Halwa sembari membetulkan tubuh Cakar supaya duduk di bersandar di kepala ranjang.

   Meskipun tatapan Cakar tetap tajam, Halwa segera melakukan tugasnya. Kini ia harus merawat bayi besar yang sakit yang ternyata tingkat marahnya masih sama saat seperti saat sehat.

   "Aku sudah buat nasi tim dan sayur sop." Halwa meraih piring dan mangkok sayur sop.

   "Kepalaku sakit dan berat, aku ingin dipijit," pintanya mengangkat tangan untuk menolak nasi dan sayur sop yang akan Halwa siapkan.

   "Iya, nanti sarapan dulu. Setelah sarapan minum obat. Lalu aku pijat kepala kamu sampai kamu tidur, Mas," bujuk Halwa berharap Cakar nurut.

   "A, buka mulutnya. Mungpung nasi timnya masih panas," bujuknya lagi seraya mendekatkan sendok itu ke mulut Cakar. Akhirnya Cakar mau dan menurut apa yang disuapkan Halwa.

   Sesekali Halwa menatap wajah Cakar yang saat ini begitu dekat. Wajah tampan berahang tegas itu, kini terlihat layu. Meskipun tampan, kini cahayanya hilang terganti dengan pucat pasi.

  Beberapa sendok suapan, Cakar menyudahi makannya. Dia mengangkat tangannya tanda menyerah. Padahal nasi timnya masih setengah lagi. Terpaksa Halwa mengalah, lalu memberikan air putih dan satu tablet obat penurun panas.

   "Aku tidak suka obat, aku minum air putih saja," tolaknya. Cakar memang jarang minum obat kalau sakit, dia lebih baik banyak minum air putih dan membiarkan sakitnya sembuh sendiri.

   "Tapi Mas."

   "Aku tidak mau minum obat, letak lagi di sana," ujarnya lagi tetap menolak.

   "Baiklah, kalau begitu minum dulu jus sirsak ini. Kata ibuku jus sirsak ampuh menyembuhkan sakit kepala. Dan tentu saja dengan ijin Allah. Ayo, Mas. Diminum dulu," bujuk Halwa seraya mendekatkan gelas itu ke bibir Cakar.

   Akhirnya Cakar mengalah, dia meneguk jus sirsak itu sampai habis setengahnya. Halwa sedikit lega melihat Cakar sudah minum jus sirsak setengah dari gelas itu. Dengan sigap, Halwa meraih bantal dan selimut yang berantakan di bawah lantai. Merapikan sejenak ranjang yang berantakan tadi akibat Cakar ngamuk.

   "Sebentar, ya, Mas. Nanti setelah makanan dan minumannya turun ke lambung, kamu bisa berbaring dan aku akan pijat kepala dan badan kamu," ujar Halwa seraya merapikan kasur dan melipat selimut.

   Halwa menjauh dan duduk sejenak di sofa, ia segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Bosnya di salon.

   "Assalamualaikum. Bu Desy, mohon ijin hari ini saya tidak masuk kerja. Di rumah, suami sedang sakit. Mohon ijin, ya, Bu." Telpon itu berakhir setalah ada jawaban yang memuaskan dari ujung telpon sana.

   Cakar mendengar apa yang dikatakan Halwa di telpon, demi dirinya Halwa rela ijin tidak masuk bekerja.

  Setelah menghubungi bu Desy, Bosnya. Halwa segera menghampiri Cakar. Tugas dia sekarang memijit kepala dan tubuh Cakar seperti janjinya tadi. Namun, sebelum menyuruh Cakar baring, Halwa membujuk Cakar lagi untuk menghabiskan jus sirsaknya.

   "Habiskan jus sirsaknya, Mas," ujarnya seraya meraih gelas itu dan mendekatkan ke bibir Cakar. Cakar terpaksa meminumnya, terlebih tatapan Halwa begitu lembut dan penuh kasih sayang. Seketika di dalam hati Cakar muncul debaran rasa. Namun hanya sesaat, dan hilang.

   Ketika Cakar meneguk jus sirsak itu sampai habis, Halwa menatap lekat wajah itu. Dalam hatinya sejak tadi ada desiran yang tidak mampu ia tepiskan. Namun seketika desiran itu sirna, saat ingatannya kembali pada foto-foto yang berada di laci lemari Cakar.

   "Halwa, ini gelasnya," tegur Cakar mengejutkan Halwa.

   "I~iya, Mas." Halwa meraih gelas itu, lalu ia letak kembali di atas nampan.

   "Mas, sekarang berbaring dan tengkurap, aku akan memijit kepala dan badan, Mas." Halwa mengarahkan Cakar untuk berbaring.

   "Tadi, kenapa kamu menghubungi bosmu? Kenapa kamu ijin tidak masuk kerja?" tanya Cakar menghentikan tangan Halwa yang akan bersiap meraih tangan Cakar.

   "Aku ingin merawat kamu yang sakit," jawabnya. Halwa kembali mengarahkan tubuh Cakar supaya berbaring.

   "Apakah, Mas juga sudah menghubungi atasan Mas di kantor?" tanya Halwa di sela membantu membaringkan tubuh Cakar.

   "Tidak. Tapi Sersan Nilam tadi menghubungiku. Aku sekalian minta dia sampaikan ijinku pada Bu Teti." Jawaban Cakar seketika membuat tubuh Halwa lemas, tadi foto-foto Seli, lalu kini Sersan Nilam.

   "Ohh." Hanya itu yang mampu Halwa bisikkan. Halwa begitu sedih, dua nama yang barusan masuk ke dalam otaknya seketika membuat dirinya kembali sedih.

   "Sersan Nilam, untuk apa dia sepagi ini menghubungi Mas Cakar? Perhatian banget."

   Walau sedih, Halwa kini mulai memijat kepala Cakar. Dengan dibalur minyak zaitun supaya sedikit licin saat mengurut. Sedikit banyak ilmu yang dia dapat saat menjadi terapis di salon Male dan Female, sudah ia serap dan mampu ia praktekan langsung kini di tubuh Cakar.

   "Uhhhhgg." Cakar mengeluarkan suara lenguhan, sepertinya dia merasakan enak atas pijatan Halwa.

   "Enak banget pijatan di kepalanya." Cakar memuji di dalam hati. Jujur saja pijatan Halwa sangat enak, setiap sentuhan tangannya begitu enak dirasakan. Cakar melenguh lagi, pertanda pijatan dan remasan di kepalanya sangat enak dan nyaman.

   Tangan Halwa kini menuju punggung, menyasar otot-otot kekar Cakar. Dari sini ia memulai lagi urutan tangannya seperti yang ia kuasai saat ini. Otot tubuh belakang Cakar tampak padat sehingga Halwa perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk menekan urutannya supaya terasa oleh Cakar.

   "Ya ampun, ini enak sekali. Belikatku yang sakit terasa enak saat dia urut. Pandai banget si Halwa membuat tubuhku enak." Lagi-lagi Cakar memuji sampai matanya merem melek ngantuk. Sakit kepala yang berat yang sempat dirasakannya tadi, kini seakan perlahan plong, hanya menyisakan sakit sedikit.

   Halwa meraih bawang ungu di atas nampan yang sudah dibelah tadi di dapur, kini ia mulai mengurut punggung Cakar dari atas ke bawah disertai menggosokkan bawang ungu yang sudah dicampur minyak zaitun. Hal ini dimaksudkan agar demam yang dialami Cakar cepat turun.

   Punggung sampai betis sudah Halwa pijat tanpa terlewat. Tidak henti juga desahan nikmat saat dipijat dan diurut tadi keluar dari mulut Cakar Halwa benar-benar memanjakannya dengan pijatan dan urutannya yang enak.

   Tiba-tiba Cakar berbalik saat Halwa menatap lekat punggung Cakar yang bidang. Sontak tatapan mata itu bertemu kala Cakar sudah membalikkan tubuhnya. Sepertinya Halwa terlalu mendalami dan fokus menatap punggung Cakar, sehingga saat Cakar berbalik dia tidak sadar.

   Cakar justru membiarkan Halwa menatapnya, iseng dia meraih Hp nya, dan jepret. Sinar blitz membuat Halwa tersadar dari lamunannya.

1
Anonymous
bintara itu bukan pangkat tapi jenjang…. ada sersan, lettu, letda ya penulis 😁
Nasir: Iya betul Kak... wkwkw... . Terimakasih ya koreksinya.
total 1 replies
Uthie
Cerita yg menarik disimak 👍👍👍👍👍👍👍
Nasir: Mksh byk... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Uthie
sy lanjutttt aahhhh.... 💃💃💃💃
Nasir: Mksh Kak...
total 1 replies
Uthie
sukurin 😜
Uthie
Cakar kaya bocah banget dahhh... ambekan 😂😂😂
Nasir: Wkwkkwkwkwkk...
total 1 replies
Indah Rianti
Luar biasa
Nasir: Terimakasih byk Kak....
total 1 replies
Uthie
cewek stresss 🤨
budak jambi
dasr wanita gila.rmh tangga org baik kok dak rela dak punya otak
Uthie
baguslah.. kenapa gak tegas dr dulu 😤😡
budak jambi
nilam wanita gatal..dak punya urat malu jaln sm suami org.liat aja karma kau wanita sundel
Nasir: Benar, kesal ya Kak... mksh sudah hadir...
total 1 replies
galaxi
klu aq lebih tertarik utk merealisasikan anak2 mereka thor...pasti lebih seru krn dr pihak besan jelas berusaha tdk mwnyetujui yaitu ceker ayam😂😂😂
Nasir: Nanti Kak setelah tamat Aldian Haliza ya.
total 1 replies
galaxi
😂😂😂😂ngakak nih duo bocah tua....😂😂😂ada2 saja...
Uthie
sukurin 😝😡
Nasir: Senang bgt kayaknya Kak...
total 1 replies
Uthie
tak berperasaan dirimu 😡
Uthie
sukurin 😝
Uthie
sukurin 😡
Uthie
begitulah egoisnya laki... maunya enak sendiri... gak liat istri bagaimana kondisinya 😤
Nasir: Nah itu dia Kak...
total 1 replies
Uthie
bawang Ungu... bawang yg buat salad itu bukan ya?? 🤔😁
Nasir: Iya Kak...
total 1 replies
Uthie
mirisnya 😢
Uthie
bikin nyesel nanti dia 💪😡
Nasir: Pasti Kak..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!