Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1 Prolog
Darah terciprat kemana-mana. seluruh anggota klan Shen yang sudah dibuang oleh klan gemetar karena ketakutan. Seorang algojo utusan klan utama menatap seluruh anggota buangan klan Shen dengan tatapan tajam.
"Siapapun yang memulai kultivasi, mau gagal atau berhasil, maka dia akan dieksekusi. Kalian para anggota buangan tidak berhak untuk menjadi ahli kultivasi." Algojo yang baru saja mengeksekusi sepasang suami istri itu berteriak lantang.
"Diberi kesempatan hidup adalah keberuntungan terbesar kalian. Jadi, jangan coba-coba untuk menandingi klan utama. Jika itu terjadi, maka tanggung sendiri akibatnya," ancam algojo tersebut.
Di saat seluruh anggota buangan ketakutan, ada seorang pemuda yang berdiri tanpa rasa takut. Sorot matanya yang tajam tertuju pada algojo yang mengeksekusi kedua orang tuanya.
"Ayah, Ibu, aku berjanji, kematian kalian tidak akan sia-sia. Darah klan Shen akan membayar semuanya." Pemuda itu membatin dengan tangan mengepal dan sorot mata yang penuh dendam.
Setelah algojo itu pergi, pemuda itu langsung membawa mayat orang tuanya ke suatu tempat dan menguburkannya. Pemuda itu menangis sejadi-jadinya di samping makam kedua orang tuanya.
"Darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa. Kalian anggota klan Shen akan membayar semuanya. Aku bersumpah akan mengambil nyawa kalian satu per satu." Erlang Shen berteriak dengan lantang. Seorang pria parubaya yang mendengar sumpah Erlang Shen langsung mendekatinya sambil tersenyum.
"Nak, simpan sumpahmu. Itu tidak akan berguna. Kita anggota buangan memiliki ruang gerak terbatas," jelas pria itu.
"Aku tidak takut kepada siapapun. Mereka membunuh orang tuaku, maka mereka harus membayarnya. Kalau kakek takut maka teruslah bersembunyi." Erlang Shen meninggalkan makam orang tuanya dengan hati yang dipenuhi amarah.
"Sudah puluhan tahun aku di tempat ini, tapi baru pertama kali aku melihat keberanian diantara generasi muda," gumam pria itu.
"Erlang Shen." Pria itu menyebutkan nama Erlang Shen, setelah itu ia menghilang.
Erlang Shen bersandar di dinding rumahnya yang sudah dimakan rayap. Ia menatap menara tinggi klan Shen yang terus menerus mengeluarkan cahaya.
"Kalian merenggut semuanya dariku. Bersenang-senanglah sampai aku datang dan mencabut nyawa kalian satu persatu." Erlang Shen masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya. di kamar itu, Erlang Shen seperti mencari sesuatu. Setelah beberapa menit, akhirnya ia menemukan sebuah liontin kecil.
Erlang Shen juga membongkar tempat tidur ayah dan ibu. Dibawah tempat tidur itu, terdapat botol giok yang berisi pil dan juga sebuah cincin ruang tersembunyi di sana.
"Akan kuhancurkan semuanya." Erlang Shen langsung menelan sebutir pil. Hawa penas langsung menjalar di sekujur tubuh Erlang Shen. cairan hitam keluar dari tubuh Erlang Shen bersama dengan sebuah kristal kecil berbentuk prisma.
"Ini kristal yang dimaksud oleh ayah. Selama kristal ini tidak hancur, maka klan utama tidak akan tahu." Erlang Shen mengambil potongan kain dan membungkus kristal kecil itu tanpa membersihkannya. Setelah itu, ia menelan pil terakhir.
Boooommmmm
Ledakan teredam terdengar. Ledakan itu menandakan jika Erlang Shen berhasil membuka dantiannya. Tahap 1 ranah pemurnian qi adalah ranah paling rendah di dunia kultivasi. Erlang Shen melukai jarinya dan meneteskan darahnya di atas bandul liontin kecil dan juga cincin ruang yang ditemukan oleh Erlang Shen di bawa tempat tidur kedua orang tuanya.
"Nak, klan inti datang kesini. Kenakan kalung itu dan sembunyikan dibalik bajumu. Seorang pria pria parubaya memberikan kristal kepada Erlang Shen.
"Kristal itu akan menyelamatkanmu. Pecahkan kristal itu jika kau ingin kabur." Setelah mengatakan itu, pria parubaya itu langsung menghilang.
Erlang Shen tersenyum dingin, lalu ia memakai cincin ruang peninggalan orang tuanya. Di saat yang sama, beberapa anggota penegak hukum klan Shen langsung menangkapnya.
"Dasar pembangkang! Beraninya kau melanggar aturan!" bentak pemuda yang usianya beberapa tahun lebih tua dari Erlang Shen.
"Setelah membunuh kedua orang tuaku, kalian ingin membunuhku juga? Jangan mimpi!" Erlang Shen memecahkan kristal yang diberikan oleh pria parubaya sebelumnya. Saat itu juga, sebuah lubang hitam langsung menghisap Erlang Shen. Lubang hitam itu membawa Erlang Shen ke sebuah bangunan tua.
"Aku tidak percaya kalau kau senekat ini," kata seorang pria parubaya.
"Sebenarnya, kakek siapa?" tanya Erlang Shen.
"Dulu, Aku adalah Tetua Agung di klan Shen, tapi karena satu kesalahan kecil Aku dibuang. Mereka tidak mengetahui kalau kultivasiku tidak hilang," jelas pria parubaya tersebut.
Pria itu memberikan sebuah gulungan kepada Erlang Shen. Gulungan itu adalah gulungan teknik yang masih tersegel.
"Gulungan itu untukmu. Kuharap, kau menjadi kultivator hebat. Itu yang kuharapkan darimu, cucuku," jelas Pria itu.
"Maksudnya?" tanya Erlang Shen.
"Jika kau mengetahui banyak hal, itu hanya akan membebani pikiranmu. Teruslah berlatih hingga kau menjadi yang terkuat," jelas Pria parubaya itu.
Erlang Shen membuka gulungan itu. Entah kenapa, segel gulungan itu langsung menghilang saat Erlang Shen membuka gulungan tersebut.
"Shen Qiao, kau menciptakan mautmu sendiri," batin pria parubaya tersebut.
Erlang Shen membaca gulungan itu dengan seksama. Hanya dengan sekali baca saja, Erlang Shen dapat mengingat semua yang ia baca.
"Pengkhianat tua, keluar kau!" seru seseorang.
"Sialan, mereka menemukan tempat ini." pria parubaya itu langsung membawa Erlang Shen ke tempat lain. Setelah itu, pria parubaya tersebut langsung pergi.
"Kakek." Erlang Shen mengepalkan tangannya. Dia tahu kalau pria parubaya yang membantunya itu memiliki luka dalam yang cukup parah.
"Kakek, terimakasih, aku tidak akan menyia-nyiakan bantuan kakek." Erlang Shen langsung berlari menyusuri hutan. Bayangan dari kedua orang tuanya serta pria parubaya yang membawanya pergi masih terbayang-bayang di ingatannya.
"Klan Shen baj*ngan! Aku bersumpah akan meratakan klan itu dimasa depan," ucap Erlang Shen.
Erlang Shen terus berlari tak tentu arah. Ia terus berlari melewati ajar dan pepohonan yang tumbang. Erlang Shen berhenti berlari setelah ia kelelahan.
"Kurasa, ini sudah cukup jauh dari klan Shen." Erlang Shen bersandar di bawah pohon. Karena sangat kelelahan, Erlang Shen ketiduran dibawah pohon tersebut.
Erlang Shen bangun karena merasa kedinginan. Erlang Shen mencari sebuah gua, tapi rasa dingin yang dirasakannya membuat ia tidak bisa berdiri. Perlahan-lahan, tubuhnya mulai membiru. Itu adalah efek dari racun kutukan yang ditanamkan petinggi klan Shen secara diam-diam.
"Akkkkhhhh"
Erlang Shen berteriak kesakitan. Racun itu menyebar ke seluruh tubuhnya. Erlang Shen jatuh ke tanah dalam keadaan tak sadarkan diri. Disaat racun itu hampir menginfeksi jantungnya, pria misterius datang dan menghentikan penyebaran racun di dalam tubuh Erlang Shen.
"Siapa yang tega meracuni bocah yang berusaha 13 tahun?" tanya pria itu.
Pria misterius itu membawa Erlang Shen ke tempatnya. Di sana, ia langsung mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh Erlang Shen.
.