Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 10 - Yang Paling Terluka
"ARUNI!! dimana kamu simpan uangnya!!" teriak Hendra, mencari di manapun tapi tidak membuahkan hasil apa-apa membuatnya semakin kesal.
Hendra keluar dari dalam kamar dengan wajah merah penuh amarah dan Adrian langsung mendorong sang Ibu agar berlindung di balik tubuhnya.
"Minggir kamu! Papa ingin membuat perhitungan dengan ibumu itu!" bentak Hendra.
"Sekali saja Papa menyakiti Ibu lagi, aku tidak akan segan membalasnya," jawab Adrian, dia ucapkan dengan begitu dingin dan sorot mata tajam.
Selama ini Adrian sudah cukup menahan diri karena sang ibu, tapi sekarang tidak akan Adrian lakukan lagi.
Jika harus berkelahi sampai tumpah darah pun akan dia lakukan, sungguh, Adrian juga sudah muak hidup seperti ini terus.
Bukan kemiskinan yang membuatnya tidak terima, tapi sikap sang ayah yang merupai iblis.
Bagaimana bisa pria seperti ini hadir di dalam hidupnya dan sang ibu. Kenapa Tuhan begitu tidak adil pada hidup mereka berdua?
"Jangan jadi anak durhaka kamu Adrian, kamu pikir Siapa yang sudah membesarkanmu jadi seperti ini? Papa juga ikut andil!"
"Tidak! Papa sedikitpun Tidak pernah ikut andil, ibu yang mengurusku, ibu pula yang membiayai semua kebutuhanku," balas Adrian, kedua tangannya terkepal kuat.
Betapa tidak tahu dirinya Hendra saat mengatakan dia pun ikut adil dalam membesarkannya.
Padahal Adrian masih ingat betul, ketika dia kecil sang ibu selalu menggendongnya saat bekerja. Buruh cuci, setrika, cabut rumput, semuanya sang ibu lakukan sambil menggendongnya.
Ingat semua kenangan itu dadda Adrian sesak sekali, kedua matanya mulai nampak berkaca-kaca. Namun dia tahan diri agar tidak menangis. Tidak ingin terlihat lemah dihadapan pria iblis ini.
"Berani kamu bicara seperti itu pada Papa? pasti didikan ibumu yang sudah membuatmu kurang ajar seperti ini!" maki Hendra, dia coba menarik Adrian agar berhenti melindungi sang ibu.
Namun Adrian benar-benar menepati ucapannya untuk terus melindungi ibu Runi. Mereka saling dorong dengan kuat.
"Mas, aku mohon jangan sakiti Adrian!" pinta Aruni.
"Ini semua gara-gara kamu! Dasar istri tidak berguna! pergi kamu dari rumah ini!" bentak Hendra. Tanpa pikir panjang kalimat itu terlontar dari mulutnya. Bahkan seolah makin menyulut api amarah yang dia rasakan.
Kepalang basah akhirnya Hendra menarik Adrian untuk masuk ke dalam kamar, malam ini juga dia akan mengusir istri tak tahu diri itu.
Sudah menumpang tinggal di rumahnya, tapi tidak memberinya uang. Justru menyembunyikan untuk dipakainya sendiri.
Hendra marah sekali.
"Lepas Pa!" lawan Adrian, karena sang ayah tak mendengarkan ucapannya, akhirnya Adrian mengambil tindakan nekad. Untuk pertama kali di dalam hidupnya akhirnya dia memukul sang ayah.
Bugh! Pukulan itu tepat mengenai wajah Hendra.
Aruni memekik saking terkejutnya.
Sementara Hendra makin berapi-api dalam amarah. Di saat ada kesempatan dia menarik Aruni dengan sangat kuat, sampai tubuh ringkih Aruni terseret seperti sebuah karung.
"Lepas Pa!" pekik Adrian.
Namun Hendra sudah tak mampu dikendalikan, akhirnya Aruni terlempar pula keluar dari rumah tersebut.
Malam yang dingin jadi semakin terasa mengerikan.
"PERGI kamu dari rumah ini! Jangan pernah injakan kakimu lagi di sini!!" usir Hendra.
Aruni sudah meringkuk di dalam pelukan Adrian, ketidakberdayaan yang membuatnya makin terpuruk.
"Adrian, cepat masuk!" titah Hendra, dia tak peduli tentang Aruni, yang penting Adrian tetap berada di sampingnya. Kelak Adrian lah yang akan jadi pencari uang.
Lagipula Aruni sudah semakin tua dan ringkih, tak ada sedikitpun yang bisa dia manfaatkan dari wanita itu.
"Ingat! Hanya Adrian yang boleh masuk ke rumah ini! Aku menceraikan mu!" ucap Hendra, dia kemudian masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan kuat.
BRAK!!
Di hadapan Hendra, Aruni memang sudah tak ada harga dirinya. Serupa keset kaki yang mampu dia buang kapan pun.
"Ibu lihat, pria seperti itulah yang selama ini ibu pertahankan," ucap Adrian lirih.
Ibunya yang dihina-hina namun dialah yang paling terluka.
Jelas² Aruni yg banting tulang membesarkan Adrian dengan seenaknya Hendra bilang harus bayar hutang Budi pada Hendra😏
selama ini Adrian menahannya karena masih menghargai kamu sebagai papanya, tapi skrg sudah beda lagi ceritanya🤪
kasian juga sama bude yanti, hadi kebingungan sendiri, tenang bude nanti bude akan mengetahui siapa Adrian sebenarnya..