Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 Setuju
Bagaimana mungkin pada akhirnya William setuju dengan perjodohan itu. Apa mungkin karena William takut dengan semua ancaman Ambar yang sangat tidak main-main.
"Tapi jangan salahkan aku, jika keputusan yang telah Nenek ambil yang justru akan membuat Nenek menyesal," ucap William yang tidak memastikan apapun untuk pernikahannya.
"Apa maksud kamu?" tanya Ambar.
"Nenek sudah tahu, jika aku sangat membenci wanita itu, aku sangat muak melihat wajahnya, aku jijik melihatnya saat berada di dekatku. Aku seperti itu bukan suatu tanpa alasan dan Nenek tahu alasan aku memiliki rasa kebencian kepada dia. Tetapi Nenek telah mengabaikan perasaanku dan malah memaksaku untuk menikah dengan dia dan mengancam kau. Hal ini benar-benar sangat tidak adil untukku,"
"Aku sama sekali tidak punya pilihan dan terlihat begitu lemah. Aku tidak punya harga diri dan sangat lemah untuk yang kedua kalinya di hadapan wanita itu. Jika benar-benar menginginkan untuk menikah denganku, maka aku akan memberikan kesempatan. Tetapi jangan salahkan aku, jika semua tidak sesuai dengan ekspektasinya," ucap William dengan memberikan ancaman yang cukup menakutkan.
Adara juga tidak pernah berharap akan ada kebahagiaan dalam pernikahan yang terpaksa dilakukan itu. Jika bukan karena ibunya, mana mungkin dia mau menikah dengan pria yang sangat membencinya yang bukan hanya sekali dua kali berkata kasar padanya dan bahkan membiarkan dirinya hampir saja diperkosa oleh rekan bisnis William.
"Lakukan saja pernikahan yang Nenek inginkan. Jangan takut. Aku akan tetap menjadi mempelai pria wanita itu. Karena memang aku harus menikahi dia, agar dia mendapatkan balasan yang tertimpa!" tegas William dengan penuh penekanan dan sejak tadi matanya terus saja melihat ke arah Adara.
"Kata-kata itu mampu membuat Adara mengangkat kepalanya dan langsung saling bertatapan tajam dengan William yang semakin lama semakin membencinya.
Mata indah seperti lautan biru itu yang sekarang berubah menjadi api yang membara, kemarahan yang begitu besar yang sudah memperlihatkan bahwa sampai kapanpun dia tidak akan pernah menghilangkan rasa kebenciannya.
William yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berlalu dari hadapan Ambar.
"William mau kemana kamu?" panggil Nenek yang benar-benar dihiraukan William.
"Anak itu benar-benar. Apa maksud perkataannya seperti itu. Berani sekali dia memberikan ancaman. Apa dia punya kuasa melakukan semua itu!" umpat Nenek.
"Adara kamu hiraukan saja semua perkataan William. Dia sedang marah, jadi jangan khawatir akan apapun," ucap Ambar yang mencoba untuk menenangkan hati Adara.
Adara hanya mengangguk saja, karena dia sendiri juga sama sekali tidak punya pilihan. Walau dia tahu semua perkataan William akan terjadi. Tetapi apa dia punya kapasitas untuk menolak dan membatalkan pernikahan itu. Adara hanya pasrah akan hidupnya.
****
Adara yang berada di hotel yang seperti biasa melakukan tugasnya. Adara baru saja membersihkan salah satu ruang kamar yang mana dirinya baru saja menutup pintu kamar itu dengan membawa peralatan yang diletakkan di atas dorongan untuk memperingan alat-alat tersebut.
"Adara!" langkah Adara terhenti dan menoleh ke belakang yang ternyata orang yang memanggilnya adalah Raka.
"Raka!" ucap Adara dengan menundukkan kepalanya kepada pria yang tak lain adalah atasannya di hotel tersebut.
"Bagaimana keadaan adik kamu?" tanya Raka.
"Nando sudah baik-baik saja dan dia juga sudah pulang kurang lebih sudah satu minggu berada di rumah. Maaf aku tidak memberitahu kamu tentang keadaan Nando," jawab Adara.
"Tidak apa-apa. Mungkin karena setelah dari rumah sakit kita tidak pernah bertemu dan terakhir bertemu hanya di kediaman William. Aku ikut lega jika adik kamu akhirnya sembuh juga. Aku sangat berharap kedepannya dia baik-baik saja dan tidak akan sakit lagi," ucap Raka.
"Terima kasih Raka, kamu sudah mendoakan adikku dan kamu juga membantuku untuk biaya operasi adik ku," ucap Adara.
"Sama-sama," jawab Raka.
"Oh. Iya. Bagaimana tentang hubungan kamu dengan William. Jujur aku sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Nenek saat itu. Saat tadi ada rapat dengan rekan kerja dari Luar Negeri. Mereka membahas tentang pernikahan William. Aku kaget jika ternyata Nenek tidak main-main dengan ucapannya. Apa benar kalian berdua akan menikah?" tanya Raka yang sangat hati-hati berbicara. Tetapi Dia benar-benar sangat penasaran dan ingin tahu sekali jawabannya.
Adara menjawab dengan menganggukkan kepala yang semakin membuat Raka tidak percaya dengan hal itu.
"Kamu setuju?" tanya Raka memastikan. Karena setahu dia wanita itu sangat menghindari William.
Adara kembali menjawab dengan menganggukan kepala.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi Adara. Aku kaget mendengarnya, tetapi justru itu adalah kabar yang sangat baik. Lalu bagaimana dengan Adrian?" tanya Raka.
"Kamu adalah temannya dan pasti kamu sudah tahu bagaimana tanggapan dia. Aku tidak bisa mengatakan hal yang banyak dan aku hanya mengikut saja. Aku juga tidak mengharapkan apa-apa dari pernikahan ini. Aku hanya berharap semuanya baik-baik saja," ucap Adara.
"Iya. Kamu benar, aku juga sangat berharap semuanya baik-baik saja. Aku tahu, semua ini tidak mudah. Tetapi aku yakin ini jalan untuk kamu dan William dan semoga saja dengan pernikahan ini, hubungan kalian berdua bisa membaik!" ucap William yang mendoakan dengan tulus.
"Mana mungkin hubungan kami bisa membaik. Hal itu sama sekali tidak masuk akal. Tidak mungkin!" batin Adara yang sangat tidak yakin.
"Raka! aku masih harus melanjutkan pekerjaanku. Aku permisi dulu!" ucap Adara dengan menundukkan kepala. Raka mengangguk.
Adara yang langsung berlalu dari hadapan Raka dan Raka melihat kepergian Adara.
"Aku melihat Adara begitu terpaksa dengan pernikahan ini. Apa jangan-jangan ada sesuatu," gumam Raka dengan penuh tanya.
Adara baru saja selesai menyimpan peralatan pekerjaannya di dalam gudang. Adara menghela nafas yang merasa lega karena pekerjaannya cepat selesai. Adara yang ingin membuka pintu gudang dan baru saja memegang kanopi pintu dan tiba-tiba sudah terdorong.
Adara terkejut dengan orang yang melakukan hal itu yang tak lain adalah William, Adara perlahan mundur dan melihat bagaimana wajah pria seperti monster itu yang sangat dingin yang langsung memberikan tatapan tajam kepadanya.
William juga menutup pintu ruangan tersebut yang membuat Adara semakin takut dengan jantungnya yang berdebar begitu kencang.
"Kau belakangan sepertinya sangat bahagia?" sinis William yang membuat Adara kebingungan dengan perkataan itu.
"Kau benar-benar bahagia?"
Adara mendengar laki-laki itu kembali bertanya.
"Hanya karyawan di hotel ini bagian bersih-bersih dan kau berani sekali menikahi seorang atasan, seorang CEO dan calon pemilik hotel ini," kata-kata rendah itu terdengar sangat menyakitkan dan seolah mengejek dirinya yang tidak pantas bersanding dengan William.
"Aku tidak percaya jika kau tidak punya harga diri, kau tidak punya rasa malu, kau terlihat begitu sangat percaya diri sekali. Apa kau tidak bisa berkaca dan membandingkan dirimu dengan wanita yang aku bawa. Kau dan dia jelas-jelas sangat berbeda bagai langit dan bumi. Lalu kau masih tetap ingin melanjutkan pernikahan ini!" ucap William yang sepertinya ingin membuat Adara yang menghentikan pernikahan itu.
Padahal kemarin William mengatakan telah menyetujui dan memberikan ancaman bahwa Adara tidak akan selamat dalam pernikahan itu dan sekarang seolah menyuruh Adara menyuruh nenek untuk tidak menikahkan dirinya kepada William.
Bersambung...