Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.
Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.
Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Take Me
Flashback on
Leon yang mempercayai instingnya, pun pergi dengan beberapa anak buahnya, setelah sampai dengan teropong nya ia melihat ke arah sebuah gudang yang tidak terpakai, dan tepat ia melihat pria dengan tato harimau putih.
"Ketemu" ujarnya sambil menurunkan teropong.
"Anda yakin?? Bagaimana kalau tidak ada?" Tanya pria tangan kanan nya.
"Harus ada, mereka selalu berpindah agar tidak ada yang mengetahui jejak nya bahkan disini tidak ada CCTV, pas untuk mereka" jawab Leon.
"Apa yang akan anda lakukan?" Tanya kembali pria tangan kanan nya.
"Apa lagi? Ayo masuk" Leon segera turun dari gedung kosong untuk menuju gudang didepan nya.
Dan suara keras tadi adalah anak buah Leon membanting salah satu orang penjaga ke pintu jadi bunyi nya sangat keras.
Didalam saat kelompok itu saling berkelahi, Bos harimau putih yang sadar akan tempat persembunyian telah ketahuan.
"Shît! Bawa wanita ini, ikat dia" perintah Bos yang melihat anak buahnya juga melawan perkelahian tesebut.
Hana dipaksa bangun, kedua tangannya diikat ke depan, meski pergelangan tangan sudah memerah mereka tidak perduli akan hal itu.
"Lepas" suara lemah Hana yang tidak lagi bisa melawan.
Pria tersebut membuka rantai yang membelenggu kaki Hana, lalu membawa tubuh Hana dipundaknya dengan melewati pintu belakang.
Flashback off
Leon melihat rantai berkarat tergeletak, ia marah namun tetap harus berpikir, matanya melihat mengarah ke pintu belakang yang terbuka.
Segera lari karena mendengar suara mobil, dan benar mereka melarikan diri dengan mobil.
Leon bergegas menuju mobilnya, tanpa ditemani oleh siapapun Leon sendiri yang mengemudi, tapi pria kanan tangannya melihat Leon juga mengambil mobilnya untuk segera mengikuti.
Karena langit sudah malam, dan mereka ada ditengah sawah yang gelap, jadi penerangan hanya mobil mereka, terlihat mobil Leon tepat berada dibelakang mobil mereka.
Untuk mengindari cepat tertangkap pria tersebut melaju ke area pemukiman yang jalan nya pas dengan ukuran mobil nya.
Persimpangan terlihat Leon berpikir tetap lurus, namun mobil mereka berbelok tajam, membuat Leon terkecoh, namun ia tetap melajukan mobil nya karena setiap gang terlihat mobil nya masih tetap melaju bersebrangan meski tak satu jalur.
Sampai Leon melaju lebih cepat untuk menghadangnya, digantikan oleh pria tangan kanan Leon yang mengikuti dari belakang.
Karena terkecoh ada mobil lain mengikuti, ia melaju cepat.
Tanpa tahu mobil dikendarai Leon tiba-tiba dari arah depan menabrakkan mobilnya ke mobil yang menculik Hana.
Bruaakkk
Mobil terhenti begitu saja karena bagian depan mengenai tembok.
Leon turun melihat pria dalam mobil masih bisa bergerak, sampai mobil mengeluarkan asap.
Tangan Leon mengambil sesuatu dari belakang celananya, sambil berjalan.
Shuungg
Cuuaaakk
Dengan peredam Leon menembak pria tersebut dengan enteng, saat itu juga darah muncrat pria itu tak sadar kan diri.
"Urus dia" perintah Leon pada pria tangan kanan nya.
"Ya, Bos" jawab pria tersebut.
Tak lihat apapun dikursi belakang, Leon menuju ke belakang bagasi memang terdengar suara sebelum ia mendekat, sampai langkah nya dekat, gaduh didalam berhenti.
Leon membuka bagasi, namun tiba-tiba Hana yang bangkit dengan sisa tenaganya, ingin memukul dengan kunci Inggris untuk baut pada Leon.
Hap
Dengan reflek Leon memegang pergelangan tangan Hana, ada kain dileher Hana yang tadinya untuk menutup mulutnya, tangannya masih diikat dengan lakban, mata Hana berlinang melihat pria didepannya.
Leon yang mengambil kunci Inggris itu dari tangan Hana, dan membantunya keluar dari bagasi.
"Kau bilang aku jaminan mu, bawa aku keluar. Kumohon" kata terakhir Hana sebelum pingsan di pelukan Leon.
Sigap Leon yang menahan tubuh kurus Hana yang tak sadarkan diri, Leon menggertakkan giginya, tangannya memegang kepala Hana bagian belakang, namun ia malah melihat bercak darah ditangan nya, itu darah Hana.
"Ishhh" desis Leon yang melihat keadaan Hana, ia pun langsung menggendong Hana dan membawanya.
...
Sesampainya dirumah mewah miliknya, Leon menggendong Hana dan menuju lantai 2 rumahnya. Dengan perlahan Leon menaruh tubuh kurus Hana dikasur nya.
Tetap fokus Leon membuka sebuah lemari khusus yang ternyata didalamnya ada obat-obatan serta peralatan infus lain nya. Ia mengambil cairan infus untuk penderitaan luka.
Leon bisa melakukannya karena dia orang terlatih, dengan paksa Leon merobek kemeja Hana bagian lengannya.
Sreeeeekk
Tenang Leon menusuk jarum pada lengan Hana, dan membuat cairan infus mengalir ke tubuh Hana.
Dua jemarinya di tempelkan ke leher Hana untuk memeriksa denyut nadi hanya membandingkan dengan jam tangan nya.
"Hhh" lenguh Leon yang masih merasakan denyut nadi Hana, ia terduduk disisi tubuh kurus Hana.
Tanpa bicara Leon mengambil baskom berisi air hangat untuk membilas beberapa luka tubuh Hana. Dengan menggulung lengan kemeja putihnya bersiap untuk melakukannya lalu ia mengambil handuk basah yang direndam, tangannya meremas handuk basah terlihat urat ditangan nya sangat jantan.
Dengan teliti Leon membersihkan luka, dan mengobati luka tersebut, bahkan menutupnya dengan kain kasa.
Setelah 1 jam Leon telah berkutat membersihkan luka Hana, bahkan baskom putih itu yang berisi air sudah berubah menjadi air berwarna merah.
Leon yang terduduk, baru ingin pergi membawa baskom, ada yang membuat Leon terhenti, karena perut Hana tersingkap sedikit, ia menaruh kembali baskom.
Tangan nya menyingkap perut Hana yang ternyata banyak lebam membiru bahkan berubah ungu bermacam-macam warna nya.
Brreekk
Leon membuka paksa kemeja Hana membuat kancing nya lepas dan mencar kemana-mana, lebam tak hanya diperut namun di dada dan bahkan dipundaknya juga ada.
"Issshh.. Shîbàl" umpat Leon ia meremas seprei, tangan nya di antara pinggang kurus Hana, marah melihat tubuh Hana yang penuh lebam dan luka.
Tak puas Leon juga membuka celana yang digunakan Hana, terlihat lebih banyak lebam di paha serta kaki nya.
Membiarkan tubuh Hana terekspos didepan Leon, itu pun sebelum memakaikan kembali pakaiannya, Leon menaruh batu es di beberapa tempat lebam.
Meski dingin, tapi Hana tetap tenang dalam tidurnya, tak lama Leon memakaikan kemeja miliknya.
Leon membenarkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah cantik Hana. Sebelum meninggalkan kamar nya.
Selang beberapa lamanya Leon kembali melihat Hana masih terlelap, waktu sudah menunjukkan 11 malam, Leon pun segera membersihkan dirinya dan ikut tidur tidur disamping Hana yang terlelap.
Dalam tidur nya, sesekali Hana mengiris kesakitan, hingga membuat Leon terbangun dan menenangkannya dengan mengelus kepala.
"Tak apa.." Ucap lembut Leon dengan suara deep nya, tangannya mengelus kepala Hana.
...
Pada pagi hari nya, waktu sudah menunjukkan jam 10 pagi, Leon terbangun dari tidurnya, melihat sisi kanan Hana pun belum juga terbangun.
Leon melihat infusan ditangan Hana yang sudah habis, Leon bangun dan melepas jarum ditangan Hana sengaja menghentikan infusan agar Hana terbangun.
Memang 20 menit kemudian Hana terbangun dengan kepala pening nya, dengan hati-hati Hana bangun karena ia merasakan tubuhnya sakit dimana-mana.
"Aghh" lenguh Hana yang bangun dari tidur nya, matanya melihat Leon berada dijendela besar sedang menerima telfon.
Kaki kurus Hana menapak dilantai meski terlihat ada beberapa luka di kaki nya.
Leon menoleh melihat Hana yang sudah bangun, ia mematikan sambungan telfonnya, dan meminum ice coffee yang di buat nya.
Bukannya berjalan pelan Hana berjalan cepat menuju Leon yang sedang berdiri dan langsung memeluk nya.
Buk
Kuping Hana menempel didada bidang Leon, bahkan mendengar suara detak jantungnya.