Sesilia gadis berumur 21 tahun yang cantik dan polos. Dia di besarkan di panti asuhan karna dia yatim piatu, setelah lulus Sekolah dia memutuskan untuk bekerja dan menyewa rumah untuk ia tinggali. Dia merasa sangat bahagia karna memiliki pacar yang sangat baik dan tampan, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karna ternyata pacar yang selama ini dia anggap baik, ternyata malah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Sesampai nya di mansion, sesilia turun tanpa menunggu Steven membukakan pintu untuk nya.
Steven pun ikut turun dan menggandeng tangan sesilia untuk masuk ke dalam.
*CEKLEK
"Selamat datang tuan, nyonya" para pelayan menyambut kedatangan mereka.
"Hmm, siap kan makanan untuk kami" kata stev.
"Baik tuan" kata para pelayan.
Steven pun membawa sesilia menaiki tangga menuju ke kamar nya.
*CEKLEK
"Ayo masuk" kata Steven mempersilahkan sesilia untuk masuk.
"Ini kamar mu? Aku tidur di kamar tamu saja, tolong tunjukkan kamar nya" kata sesilia.
"Sesilia ku mohon, berhenti bersikap begini. Aku tidak bisa, apa aku harus berlutut dulu pada mu seperti ini" kata Steven langsung berlutut di hadapan sesilia.
"Lihatlah betapa besar cinta tuan stev pada nyonya, sampai sampai ia berlutut seperti itu di hadapan nya. Baru kali ini kita melihat tuan stev begitu tunduk" bisik bisik para pelayan yang melihat itu.
"iya kau benar" kata pelayan lain menimpali.
"Stev bangun lah, kau membuat ku terlihat seperti penjahat jika begini, lihat lah banyak pelayan yang menatap kita" kata sesilia.
"Aku tidak akan bangun sebelum kau memaafkan ku, tolong maaf kan aku sesilia" Steven dengan nada merengek dan menggoyang goyang kan kaki sesilia.
Sebenarnya sesilia terkejut melihat Steven seperti ini, Steven yang ia kenal sangat lah dingin dan cuek, namun sekarang, ia sangat manja dan menggemaskan.
"Ayo bangun lah" kata sesilia memegangi kedua tangan Steven.
"Tidak, sebelum kau memaafkan ku dan mau tidur dengan ku" kata Steven.
"Aishhhhh! Baik lah ayo aku akan ke kamar mu" kata sesilia. Steven pun langsung berdiri dan menggandeng sesilia masuk ke kamar nya.
Kamar yang di cat warna hitam di padukan dengan warna ke emasan membuat kamar nya terlihat elegant.
"Bersihkan lah dirimu terlebih dahulu, lalu tidur lah. Selagi kau mandi, aku akan menyuruh Zeco membelikan pakaian untuk mu" kata Steven.
"Tidak usah, aku membawa baju di tas ini. Aku akan memakai yang ada" kata sesilia. Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.
*TUTTTTTTT TUTTTTTT TUTTTTT
"Zeco, kirim beberapa baju baru ke mansion ku" kata Steven
"Baik tuan" kata Zeco... Steven pun mematikan panggilan nya.
Tak berapa lama sesilia telah selesai mandi, ia tak menemukan Steven di dalam kamar.
"kemana dia" gumam sesilia sambil mengeringkan rambut dengan handuk nya.
*TOK TOK TOK
Tiba tiba pintu kamar Steven ada yang mengetuk, sesilia mengernyitkan dahi nya. Apa kah itu Steven? Kenapa ia mengetuk pintu?.
*CEKLEK, sesilia membuka kan pintu.
"Maaf nona, kami di perintahkan tuan stev untuk mengirim ini, dan kami di suruh untuk membawa nya ke walk in closet" kata pria yang memakai kemeja putih dan celana hitam itu.
"Oh, silahkan. Masuk lah" kata sesilia.
"Apakah dia memborong semua ini untuk ku? Apa seisi toko itu ia kirim kan kemari, oh astaga!" gumam sesilia.
"Sudah selesai nyonya, kalau begitu kami permisi" kata pria itu dan di angguki oleh sesilia tak lupa ia pun berterimakasih.
Sesilia pun kembali masuk ke dalam kamar untuk memakai skincare nya, tak lama Steven pun masuk ke dalam kamar nya.
"Stev, apa kau yang membeli semua baju baju itu?" tanya sesilia tanpa menoleh ia masih fokus memijat wajah nya agar skincare yang ia pakai meresap dan bekerja dengan baik.
"Ya, untuk mu. Barang mu yang ada di apartemen biarlah, itu untuk suatu waktu jika kita berkunjung ke sana" kata stev.
"Terimakasih" kata sesilia singkat.
"Ayo sesilia, kita tidur. Aku sudah mengantuk" kata stev tatapan memelas.
"Ada apa dengan mu stev? Kau bisa tidur sendiri. Kau bukan bayi yang harus ku s*s*i" kata sesilia menatap Steven dari pantulan cermin
"Aku ingin meny*s*, bahkan aku belum sempat memegang nya" kata Steven menaik turun kan alis nya.
"Dasar mes*m" kata sesilia yang masih memakai serangkaian skincare nya.
"Apa yang kau pakai itu?" tanya Steven mendekati dan mencondongkan diri nya menatap sesilia lekat lekat.
"Menjauh lah stev, aku sedang perawatan agar kulit ku tidak kusam" jelas sesilia.
"Apa namanya?" tanya stev yang masih memandangi sesilia dengan penasaran.
"Ahhhh sudahlah, kau ini laki laki. walaupun ku jelas kan kau tetap tidak akan mengerti jadi percuma saja. Pergi lah, tidur lebih dulu" kata sesilia.
"Tidak, aku ingin bersama mu" Steven tiba tiba memeluk sesilia dari belakang.
*BLUSSSSSSSSS *DEGGG DEGGG DEGGG
Jantung sesilia berdegup dengan sangat kencang.
"Baiklah ayo cepat lepaskan aku" kata sesilia karna takut Steven mendengar detak jantung nya.
"Ayo" Steven tanpa basa basi menggendong sesilia ke atas ranjang.
"Apa aku boleh minta sesuatu? Mau kah kau memeluk ku?" pinta Steven.
"Bo...boleh" kata sesilia dengan posisi berbaring berhadapan dengan Steven.
Steven langsung menyusup ke pelukan sesilia.
"Aku merasa hangat bahkan aku bisa mendengar detak jantung mu. Aku juga menyukai aroma tubuh mu" kata stev mengendus.
"Ish,,, stev. Jangan mengendus ku seperti itu" kata sesilia.
"Kenapa? Apa kau malu" kata Steven mendongak membuat bibir nya mendekati bibir sesilia. sontak sesilia membulat kan mata nya karna terlalu dekat sampai bisa merasakan hembusan nafas Steven.
Steven mencium sekilas bibir sesilia.
"bibir mu memang sangat manis. Apa aku boleh mencium nya lagi?" tanya Steven.
sebelum sesilia sempat menjawab, Steven sudah mendarat kan ci*m*n di bibir sesilia.
Sedikit demi sedikit sesilia sudah mulai bisa mengimbangi Steven namun ia masih sedikit kewalahan.
Tangan Steven mulai merayap ke bawah dan mendarat di Boba sesilia.
"Stev......"Sesilia melepas ci*m*nnya dan mencegah tangan Steven yang akan masuk ke dalam baju nya.
"Kumohon, aku tak akan melakukan sesuatu yang lebih. Aku hanya ingin memain kan nya" kata stev dengan mata sayu menatap sesilia.
Sesilia pun melepaskan tangan nya, dan membiarkan Steven menaikan baju nya ke atas dan mengeluarkan Boba nya dari tempat nya
"Ukuran nya sangat pas dan kenyal" kata Steven mer*m*s dengan kedua tangan nya. Lalu ia mulai memain kan p*cuk nya.
"Erghhhhhh" Sesilia menggeliat karna geli.
Steven langsung melahap salah satu nya, dan tangan nya memain kan yang sebelah nya.
"Ahhhhhh.....Stev" sesilia merasa Ken*km*t*n yang belum pernah ia rasakan itu.
"Awwwwww"sesilia terkejut saat stev menggigit pelan. namun itu terasa n*km*t.
Sesilia merasa di bawah sana mengeluarkan cairan.
"Stev..... Erghhhh.. Sep..... ertinya...a...ahku.... Mengompol" kata sesilia yang masih menikmati sentuhan Steven.
"Bukan sayang, kau basah" kata Steven mendongak melihat wajah sesilia. Steven semakin berg*ir*h saat melihat mata sayu sesilia.
"Aku ingin ke kamar mandi stev" kata sesilia.
"Baiklah, aku juga ingin ke kamar mandi. Jika seperti ini, aku tidak akan bisa menahan nya" kata Steven.
"Aku sudah berjanji pada mu, aku akan melakukan nya setelah menikah. tapi sekarang itu terasa sangat lama" kata Steven.
"Xixixi, sudahlah aku ingin ke kamar mandi" kata sesilia tertawa kecil.
Setelah sesilia keluar dari kamar mandi, stev pun langsung masuk dan bermain solo untuk menidurkan adik kecil nya.
Setelah selesai ia langsung keluar, terlihat sesilia yang sudah tidur
"Bisa bisa nya dia tidur, setelah apa yang kita lakukan ck, ck, ck" gumam Steven menggeleng kan kepala nya.
Steven pun ikut tidur sembari memeluk sesilia yang ternyata sesilia hanya pura pura tidur karena sebenarnya ia sangat gelisah karna perasaan nya yang ingin melakukan lebih dengan Steven.
Pagi hari.
"Stev,, ayo bangun. Kita harus menjemput ayah dan ibu" kata sesilia.
"Huapppppppp, Erghhhhhhh, baiklah. Apa kau sudah siap?" kata steven menguap dan menggeliat.
"Sudah, Apa kau tidak melihat? Aish! Kau masih memejam kan mata Mu. Ayo stev ayo" sesilia menarik narik tangan Steven
Steven pun membuka mata dan melihat sesilia mengenakan rok pendek berwarna putih dengan jaket crop yang sedikit kelihatan perut bagian bawah nya.
"Hei, kenapa kau berpakaian seperti itu?" tanya Steven yang tak suka sesilia memamerkan paha mulus nya di depan umum.
"Apa kau lupa? Kau membelikan semua baju baju itu untuk ku semalam, jadi kupilih salah satu" kata sesilia.
"Ada yang lebih tertutup, pilih lah yang lain. Aku tidak suka banyak pria yang memandangi mu, pakai itu di rumah ketika bersama ku" kata Steven.
"Baiklah baiklah, cepat mandi aku akan mengganti pakai an nya" kata sesilia
Steven pun beranjak dari ranjang dan segera membersihkan diri. lalu mereka berdua pun turun untuk sarapan terlebih dahulu.
"Maaf stev aku tidak masak, karna bibi sudah memasak nya. Jika aku masak lagi, takut nya banyak makanan yang terbuang" kata sesilia
"Tidak apa apa, ayo duduk dan makan lah" kata Steven.
Mereka pun makan dengan tenang.
*CEKLEK
Steven membuka kan pintu mobil untuk sesilia.
"Terimakasih stev" kata sesilia.
"Tentu" kata stev.
Stev pun melajukan kendaraan nya itu.
"Nahhhh,,, begini kan lebih tertutup. Jadi tidak akan ada yang memandangi paha mulus mu itu, aku saja belum merasakan nya" kata Steven yang masih fokus menyetir.
*TAKKKKKKKKKK
"Awwww" Steven menjerit, karna di jitak oleh sesilia
"Kau memang pria m*s*m stev" kata sesilia menggelengkan kepala nya.
"Hei, aku calon suami mu. aku berhak atas tubuh mu, kita tidak pacaran namun kita calon pengantin. Itu hubungan yang lebih serius dari sekedar pacaran" kata steven
"Hahahaha... Iya tuan" kata sesilia meledek.
"Apa kau baru saja meledek ku?" kata Steven menatap sesilia.
"Ha..ha....ha sudah menghadap lah Kedepan, fokus menyetir, aku tidak mengejek mu" sesilia semakin tertawa terbahak bahak..Steven melihat itu pun senang akhirnya Sesilia tertawa lepas tidak seperti kemarin kemarin yang hanya pura pura memaksakan tawa nya.
Mereka pun sudah sampai di rumah sakit.
baru bener..dan masun akal