Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.
Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.
Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan sengit
Devan terus melirik jam tangannya menunggu Delia yang tak kunjung kembali. Sudah lebih dari setengah jam Delia berada di dalam toilet, hingga akhirnya Devan memutuskan untuk menyusulnya.
Sesampainya di depan toilet Devan langsung mendorong pintu dengan kasar lalu membuka bilik toilet, namun ia tidak menemukan siapa-siapa disana.
Devan keluar dengan perasaan yang semakin gelisah, ia mencoba untuk menghubungi Delia namun ponsel gadis itu sepertinya mati.
Para tamu undangan juga sudah mulai meninggalkan acara, Devan mencoba mencari Delia dengan banyaknya orang yang hadir disana.
Tak menyerah, Devan menghubungi Dio, sopirnya.
"Apa Delia sudah kembali ke mobil."
"Tidak Tuan, Non Delia tidak ada disini."
"Apa kamu melihat Delia keluar?"
"Sepertinya tidak Tuan, saya terus berada disini dan tidak melihat Non Delia meninggalkan rumah ini."
Devan kembali ke dalam sambil berlari, ia bahkan hampir bertabrakan dengan beberapa tamu karena Devan sudah berjalan berlawanan arah. Para tamu ingin keluar sementara Devan justru ingin masuk.
Tara yang melihat Devan kebingungan mencoba menghampirinya. "Kenapa Dev?"
"Kamu liat Delia nggak, dia tiba-tiba menghilang," jawab Devan dengan wajah yang sudah sangat panik.
"Delia hilang. Kok bisa?"
"Tadi dia ke toilet, habis itu nggak balik lagi."
"CCTV!" seru mereka bersamaan.
Tak menunggu lama, Devan dan Tara segera menuju ke ruang monitor untuk mencaritahu keberadaan Delia. Setiap detail tempat yang Delia kunjungi kini sudah mereka lihat, hingga pada suatu adegan yang menunjukkan ada seseorang yang keluar dari toliet sambil memapah badan seorang wanita yang tidak lain adalah Delia.
Devan mengenali gaun yang dikenakan Delia meskipun wajah gadis itu tertutup oleh kain hitam.
Dengan cepat Devan segera menghubungi Dio untuk mengejar orang itu.
"B 3521 XX CRV warna hitam, cepat kejar mobil itu sekarang!" ucap Devan sambil berteriak.
Tangan Devan sudah mengepal kuat dengan sorot mata tajam. Demi apapun Devan tidak akan memaafkan siapapun yang berani mengusik ketenangan hidupnya.
Berbekal CCTV itu, Devan segera menghubungi Anna. "Kamu cari tahu keberadaan mobil CRV hitam dengan nomor B 3521 XX dan kamu kumpulkan semua daftar tamu yang hadir di acara ini."
Devan sudah melangkah keluar, namun ia lupa jika ia sudah menyuruh Dio untuk mengejar mobil yang membawa Delia. Devan pun membalikkan badan berniat untuk meminjam mobil Tara.
Namun belum sempat Devan melangkahkan kakinya, Tara lebih dulu melempar kuncinya seakan tahu jika Devan akan meminjam mobilnya
"Pakai aja."
Devan menganggukkan kepalanya lalu berlari ke arah garasi. Diliputi rasa cemas dan panik membuat Devan mengemudikan mobil itu layaknya seorang pembalap.
Berbekal GPS yang dikirim oleh Anna, kini Devan siap untuk mengejar kemanapun mereka pergi.
Rintih hujan tiba-tiba turun membuat jalanan semakin licin, namun hal itu tidak membuat Devan memperlambat laju mobilnya. Bahkan pria itu terus menginjak gasnya tanpa rasa takut sedikitpun.
Setelah cukup jauh Devan mengemudikan mobilnya, GPS di ponselnya tiba-tiba menunjukkan bahwa mobil yang membawa Delia sudah berhenti di satu titik. Dan tempat itu tidak jauh dari keberadaan Devan sekarang.
Pepohonan yang memenuhi sisi jalanan dan penerangan yang kurang membuat jalanan itu tampak sepi, Devan mulai melambatkan laju mobilnya untuk mencari keberadaan mobil itu.
Setelah 500 meter dari jalanan sepi itu Devan melihat ada sebuah bangunan tua yang nampak usang. Titik lokasi di GPS-nya juga menunjukkan Delia ada disini.
Tanpa membawa peralatan apapun, Devan langsung mendatangi tempat itu. Devan berjalan dengan gagahnya, membuat orang-orang yang berjaga diluar terkejut dengan kehadirannya.
"Siapa kamu, punya nyali juga datang sendirian," ucap salah satu pria berbadan besar seolah meremehkan kekuatan Devan.
Pria itu sudah bersiap untuk melawan Devan. Satu pukulan sudah dia layangkan kearah wajah Devan, namun Devan berhasil menepisnya.
Kini saat pria itu lengah, Devan menghajarnya secara membabi buta.
Teman pria itu pun tak terima, ia sudah berdiri di belakang Devan menunggu saat Devan lengah. Namun rupanya Devan sudah menyadari keberadaannya dan dengan sekali tendangan kaki, pria itu mengaduh kesakitan karena tentangan itu tepat mengenai kejantanannya.
Dua penjaga di luar sudah berhasil dilumpuhkan oleh Devan, kini ia sudah melangkah masuk dengan tatapan serigala lapar yang siap memangsa apapun di depannya.
"Kamu.. Bagaimana kamu bisa masuk kesini?" ucap penjaga lain begitu melihat Devan.
Pria itu langsung berlari menghampiri Devan sambil mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya. Pisau itu sudah dia arahkan tepat ke arah perut, namun Devan berhasil menghindar. Devan mencoba melawan dengan menghantamkan pukulan, namun pria itu juga tidak semudah itu dijatuhkan. Ia berhasil menghindar. Perkelahian ini terlihat sengit karena pria itu juga memiliki keahlian beladiri yang seimbang dengan Devan.
Pria itu tersenyum devil sambil melakukan peregangan di lehernya.
"Oke.. Ini semakin menarik, aku atau kamu yang akan memenangkan pertarungan ini."
Devan hanya terdiam sambil bersiaga jika sewaktu-waktu pria itu menyerangnya. Namun Devan juga tidak sepenuhnya terfokus pada pria itu. Ia juga mengedarkan pandangannya mencoba mencari keberadaan Delia.
"Dimana Delia!" tanya Devan.
"Gadis itu? Aku sudah membunuhnya.. Hahaha..." jawabnya santai sambil tertawa terbahak-bahak.
Sambil mengoceh, pria itu tentu juga mengamati Devan. Begitu Devan lengah ia maju sambil mengarahkan pisaunya, namun kali ini pisau itu hanya menggores lengan Devan karena Devan berhasil menepisnya.
Devan hanya melirik lukanya, tanpa merasakan sakit sedikitpun.
"Bagaimana.. apa kamu ingin melihat dimana mayatnya?" jawabnya dengan senyum psikopat.
Ucapan itu tentu semakin memancing amarah Devan. Ia sudah mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras. Tanpa berlama-lama Devan langsung berlari menendang pisau yang ada di tangan pria itu lalu tangannya mencengkram lehernya.
"Jangan harap aku akan membiarkanmu keluar hidup-hidup dari sini," ucap Devan.
Tatapan nyalang Devan tidak membuat pria itu takut, justru dia semakin bersemangat untuk memanas-manasi Devan.
"Waow.. Apa aku harus takut?"
Begitu Devan lengah, pria itu menghantam perut Devan membuat Devan meringis dan mundur beberapa.
Namun pukulan itu tidak membuat Devan tumbang, dengan cepat Devan sudah kembali menegakkan tubuhnya. Devan melirik ke arah pisau yang tadi berhasil ia singkirkan, begitu pun dengan pria itu. Mereka sama-sama menginginkan pisau itu.
Pria itu berlari lebih dulu, namun Devan berhasil menghadangnya dengan satu pukulan kuat di sudut bibir dan membuat pria itu tersungkur. Rupanya lirikan Devan hanyalah jebakan agar pria itu menduga bahwa Devan juga menginginkan pisau itu.
Devan langsung menghajar pria itu dengan sengit, beberapa pukulan sudah melayang di wajah pria itu hingga membuat wajahnya penuh dengan sirup merah.
"Tuan hentikan kamu bisa membunuhnya."
Suara itu menyadarkan Devan, ia menghentikan pukulannya dan langsung melempar tubuh pria itu.
Devan segera bangkit untuk mencari keberadaan Delia. Begitu Devan membuka salah satu ruangan yang ada disana, Devan menemukan Delia yang tengah terikat di kursi dengan mulut yang tertutup lakban.
Devan segera berlari memeluk Delia, matanya yang memerah menunjukkan betapa takutnya ia jika harus kehilangan Delia. Hatinya yang semula penuh kobaran api amarah, kini sudah mereda berganti menjadi perasaan lega.
BERSAMBUNG...
Haii haii... Hutang othorr tinggal 1 bab lagi ya🥰🥰
Mana nih like dan komennya biar othor makin semangat🤩
Bikin Devan salting terus sampe klepek-klepek sama Delia🥰🤭