Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Ya Tuhan ,kamu itu sudah kehasut sama wanita itu !"
"Ibu mau Satria melihat Catrine kan ?"
Emosi wanita di seberang sana perlahan turun , sepertinya kali ini putranya luluh.
"Iya ."
"Oke ,,Satria akan melihat Catrine nanti ."
Setelah mengucapkan seperti itu sambungan telepon di tutup sepihak oleh Satria. Lalu meraih ponsel pintarnya melihat dari cctv ,mencari keberadaan menantu kesayangan ibunya .
Senyum Satria terukir satu pikiran muncul tidak salah lagi istri lnya pasti tidak ada di rumah.
"Catrine kemana ?"
"Nyonya sedang keluar dulu tadi Pak ,di antar Pak Gigi ada keperluan katanya."
"Keperluan.?" Satria mendesis ,tanpa mengucapkan kata lagi ia memutar sambungan sepihak . Seperti inilah Satria
Hanya di ambil seperlunya saja.
"Mas."
Satria menoleh ke sumber suara ,terlihat Emily sedang menuruni tangga dengan mata masih sedikit terpejam .Tubuhnya di lapisi baju tidur selutut ,Satria pastikan di dalamnya
pasti tidak terlapisi membuat senyuman jailnya muncul.
"Sudah bangun..?"
Emily mengangguk ,rupanya tujuan ia bukan ke sofa ruang tamu yg sedang Satria dudukin
tetapi ke dapur untuk mengambil air dingin .
",Non ,mau makan sekarang?" Tawar Bibi Shanum .Melihat rambut nyonya mudanya yg masih berantakan ini di pastikan wanita itu baru saja terbangun dari tidurnya.
"Enghh..Mau yg seger-seger dulu bi ,ada? Tenggorokan aku rasanya sakit."
Blushhh..
Pipi wanita paruh baya itu langsung berubah kemerahan paham arti kata sakit itu ,karena samar-samar ia pun mendengar suara pertempuran dari tuan mudanya.
Ehem...
Satria berdehem ,entah apa yg pria itu maksud yg jelas saat ini Emily tidak memperdulikannya .Menunggu Bibi Shanum membuatkan jus jeruk untuknya .
"Makasih bi ."
"Iya sama-sama Non. Mau Bibi buatkan jamu lagi ?"
Uhuk...
Seketika Emily tersedak oleh air minumnya sendiri ,wajahnya langsung berubah seperti kepiting rebus .Apakah Bibi Shanum ini sedang menggodanya?
"Eng..enggak perlu BI ,Em ..anu aku pengen salad aja ."
"Oh ,Salad .Butuh yg adem-adem ya Non ?"
Emily hanya mengangguk saja tanpa ia tau ada pesan tersirat dari wanita paruh baya itu .
"Bi ,waktu itu ada maid tambahan .Itu sekarang ke mana ya ??"
Emily menyadari hilangnya 3 wanita yg mengantarkan baju gantinya kala itu .Apakah langsung di pecat ? Masa iya ? Tidak mungkin Satria sekejam itu kan ?
"Oh itu ." Bi Shanum melirik tuan mudanya yg masih anteng di ruang tamu duduk dengan satu kaki di pangku.
"Mereka hanya panggilan,tidak perlu khawatir". Jawab Satria memilih bergabung di dapur kering karena rasanya bosan juga lama-lama menonton televisi.
"Tapi mereka gak di pecat kan ,Mas ?" Tanya Emily dengan rasa penuh penasaran.Rasa kantuknya pun sekarang sudah hilang .
"Tidak ,mereka maid tambahan dari rumah utama."
"Rumah utama?"
Satria berdehem tidak langsung menjawab karena baginya ada rasa canggung .
"Ya , rumah saya dulu ."
Emily mengerti rumah yg di maksud itu saat Bi Shanum menceritakan tentang pernikahan Satria dan istrinya. Sepertinya masih ada yang tinggal di rumah itu.
"Ini Non, saladnya ". Bibi Shanum hadir menginterupsi dari lamunannya, meletakkan semangkuk salad buah .
"Apakah tidak ada bagian untuk saya". Satria kini sudah berada di samping Emily menarik kursi agar bisa duduk tepat bersebelahan .
"Bentar ya ,Bibi buatkan dulu sebentar."
"Mas mau,! ini punya aku dulu biar Bibi Shanum nanti buatkan lagi ."
Emily menyodorkan mangkuk .
"Saya hanya ingin dari mulutmu langsung."
Ucap Satria , mendorong kembali mangkuk salad itu .Tubuhnya di condongkan , wajahnya teramat dekat dengan wajah Emily hingga membuat wanita itu kikuk.
"Uh ."
"Tidak ingin di makan ?"
Emily melirik mangkuk di depannya ,dalam hati ngedumel sebenarnya apa yg diinginkan
Oleh pria ini disodorkan tidak mau ,dadakan di bukinin juga tidak mau .
Merasa gemas akhirnya Satria lebih dulu mengambil sendok lalu menyuapi Emily.
"Cantik cantik ko Lola , Sayang.!"
Kening Emily mengerut ,bukan karena rasa asam yg di rasa tetapi suara Satria yg hampir berbisik itu tidak terdengar.
"Apa ,Mas ?".
Dengan gerakan sigap ,Satria mene***pel kan bi***nya di ujung bibir Emily yg memikat .Rasa saus salad asam manis pun kian terasa mendalam di iringi dengan detak jantung yg semakin memburu.
"Ups .." Bibi Shanum yg melihat pun segera membalikkan wajahnya ,rona kemerahan di pipinya yg mulai keriput itu terlihat.
"Manis ,Baby ?"
"Ada Bi Shanum ,malu .." Ujar Emily dengan suara sangat kecil , berharap wanita itu tidak mendengarnya.
"Oh ..Kamu tidak ingin ada Bibi ?"
Buru-buru Emily menutup mulut Satria , mati-matian ia menjaga suaranya agar tidak terdengar malah dengan sengaja pria ini mengumbarnya .
"Maaf Aden dan Non ,bibi ke belakang dulu ya .Jika ada sesuatu bisa panggil saja ."
Ucap Bibi Shanum dengan menahan senyumnya agar tidak membuat Nona mudanya itu semakin malu.
"Mas sih ah ,malah kenceng-kenceng kan jadi kabur bibi nya ."
"Jadi kamu mau ada Bibi Shanum ?"
Plakkk...
Emily menepuk keras paha Satria , lagi-lagi pria itu bersuara besar sengaja sekali agar bisa terdengar .Mana sekarang ini bibi Shanum belum terlalu jauh dari mereka .
Bukannya marah Satria malah tertawa terbahak-bahak melihat wanitanya saat ini salah tingkah , pipinya persis sekali seperti kepiting rebus.
"Kamu menggemaskan, Baby .Jadi ingin ..."
"Ingin apa??" Emily memasang badan , cepat menjaga jaga Satria kembali meminta hal yg menyenangkan lagi.
"Memang ingin apa ?" Satria tersenyum jahil
puas sekali mengerjai Emily hingga wanita itu di buat mencak mencak berjalan menjauhinya.
Senyum Satria terus bertahan sebelum suara pesan masuk dari ponselnya terdengar , wajahnya seketika berubah ketika membaca pesan masuk di sana .
"Baj****an"
****
"Ayah ada ?"
Satria berjalan dengan menggebu memasuki rumah mewah kediaman keluarganya .Di halaman masih terparkir mobil sang Ayah ,pasti pria itu ada di rumah pikir nya .
"Tuan ada di dalam Den .Mau saya panggilkan ?"
Tawar sang penjaga rumah dengan langkah menggebu pula menyamai tuan mudanya .
"Tidak perlu ,biar saya cari sendiri ."
Satria melewati ruang tamu yg terasa sepi , biasanya di hari libur seperti ini ada anak sepupunya berkunjung .
",Nak ,kamu datang ..?" Bu Andin yg melihat mobil sang putra terparkir di teras depan buru-buru memasuki rumah padahal ia tadi di belakang sedang merawat kebunnya .
"Ayah mana ?" Tanya Satria langsung ,kali ini yg menjadi alasannya itu adalah ayahnya.
"Ayah ada di ruang kerjanya ,mau ada perlu ya ?"
Satria tidak menjawab ,langkah kakinya terburu-buru meninggalkan ruang tamu menuju lantai dua di mana ruangan ayahnya berada .
"Ayah .." Satria membuka pintu tanoa mengetuknya lebih dulu membuat seseorang di dalam sana terkejut.
"Kamu datang ,Nak ?? Bersama Catrine ??"
Sambut Wiratama tanpa mengalihkan pandangan dari kursi kerjanya.
Satria merasa jengah mengepalkan ...