NovelToon NovelToon
Kultivasi Raja Bayangan Jilid 2

Kultivasi Raja Bayangan Jilid 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:181.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: secrednaomi

*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...

Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.

Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.

Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.

Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 4 — Sinyal Kembang Api

Yan Jian atau biasa dipanggil Senior Yan merupakan Ketua dari organisasi Tujuh Dosa Pedang, sama dengan anggotanya yang lain, ia memiliki gelar di kelompoknya sebagai Pedang Amarah.

Yan Jian adalah seorang laki-laki berwibawa namun memiliki tatapan yang dingin, tubuhnya memancarkan aura pembunuh yang pekat meski pria itu sedang dalam posisi menyembunyikannya.

"Apa hanya segini yang hadir?" Yan Jian mengerutkan alisnya ketika tiba di ruangan pertemuan.

Pria yang memiliki julukan Pedang Kerakusan langsung berdiri dan memberi hormat pada Yan Jian sementara disisi berbeda, perempuan dengan gelar Pedang Pemalas hanya membuka satu matanya sambil menguap lebar.

Pria Pedang Kesombongan hanya melirik Yan Jian sekilas sebelum kembali mengelap mata pedangnya dengan kain sambil bersiul pelan.

Meski Yan Jian adalah pemimpin mereka, nyatanya para anggotanya memiliki cara tersendiri untuk memberi hormat pada Ketuanya tersebut. Yan Jian sendiri tidak tersinggung karena mengetahui benar bagaimana setiap karakter anggotanya.

"Beberapa yang lain sedang berpergian keluar kota Senior Yan." Pedang Kerakusan yang menjawab sambil tersenyum lebar.

Yan Jian berdecak pelam tapi tidak berniat membahas hal tersebut lebih jauh.

"Sebelumnya aku sedikit terlambat karena ada beberapa informasi yang aku dapatkan baru-baru ini dari aliansi..." Tanpa basa-basi, Yan Jian langsung menuju poin pembicaraan pertemuan mereka. "Artefak ke-12 akhirnya berhasil kita temukan, ia berada di wilayah paling timur kekaisaran ini."

"Akhirnya selesai juga..." Gadis Pedang Kemalasan menggeliatkan tubuhnya pelan. "Jadi setelah ini kita bisa langsung bergerak mengumpulkan 7 artefak yang tersisa bukan?"

"Belum saatnya, itu bisa menarik perhatian 'mereka' kalau kita selama ini ada disini." Yan Jian menggeleng pelan. "Seperti cara biasa, kita kerahkan sekte aliran hitam untuk mengambil semua artefak itu."

"Lagi?" Gadis Pedang Kemalasan memonyongkan bibirnya dengan ekspresi muka yang cemberut.

Pria Pedang Kerakusan hanya bisa tersenyum tipis dengan reaksi Gadis Pedang Kemalasan, selama ini mereka hanya bersembunyi dibalik layar dan tidak pernah bertarung lagi sebagai seorang kultivator dan hal tersebut jelas membuat mereka sedikit bosan.

Apalagi Yan Jian melarang anggotanya untuk mengeluarkan kekuatan mereka kecuali jika dalam keadaan terdesak saja. Masalahnya di kekaisaran ini, mereka adalah kultivator yang terkuat dan hanya sedikit orang yang bisa melawan apalagi membunuh ketujuhnya.

"Menguasai dunia persilatan kekaisaran ini tidaklah sulit tapi itu bukan tujuan kelompok kita ada disini..." Yan Jian mengerti maksud reaksi Gadis Pedang Kemalasan. Yan Jian menghela nafas lalu melanjutkan, "Kini semua artefak sudah diketahui keberadaannya, mulai detik ini, organisasi kita akan fokus merebut 7 artefak yang tersisa."

"Senior Yan, sekte aliran putih mana yang kita incar lebih dulu?" Pria Pedang Kerakusan menanggapi.

"Agar tidak terlalu menarik perhatian, maka kita akan lakukan ini secara perlahan-lahan dimulai dari sekte paling lemah dimana artefak ke-12 kini berada."

"Apa perlu kita bertindak?"

"Tidak perlu, aku sudah memerintahkan sekte yang memiliki kultivator Alam Kaisar untuk pergi ke sana, jika perkiraanku benar maka beberapa sekte yang pergi bisa mendapatkan artefaknya dengan mudah."

***

"Kurasa ini tempat yang cocok."

Liu Yuwen berhenti di sebuah batu besar yang berada di tepi sungai, sesudah bergerak ratusan kilometer, qi yang dimilikinya sudah terkuras cukup banyak.

Sambil memulihkan qi'nya kembali, Liu Yuwen juga menyempatkan waktunya untuk berlatih menaikkan kultivasinya dengan artefak misterius.

Setelah setengah jam melakukan latihan, Liu Yuwen tidak menyembunyikan kekecewaannya, terlihat dari raut wajahnya yang menghela nafas cukup panjang.

"Akan membutuhkan waktu lama untukku bisa menerobos lagi..." Liu Yuwen menggaruk kepala sambil menatap potongan artefak di tangan lainnya.

Ketika Liu Yuwen sudah berada di ranah Alam Kaisar, perkembangannya menggunakan artefak jadi lebih melambat, setidaknya ia membutuhkan waktu tiga minggu untuk menerobos ke Alam Kaisar Tahap 2.

Berbeda ketika dirinya masih di Alam Nirvana, Liu Yuwen hanya membutuhkan beberapa hari atau paling lama satu minggu agar bisa menerobos.

"Tapi kalau dipikir-pikir sudah sepatutnya seperti ini, kalau tidak artefak ini akan sangat bernilai bahkan di duniaku sekalipun." Liu Yuwen menggeleng pelan.

Saat seseorang mencapai Alam Kaisar, maka kebutuhan sumberdaya yang diperlukan semakin meningkat, semakin tinggi tahap kultivasinya maka semakin lama dan banyak sumberdaya yang ia butuhkan.

Tanpa adanya artefak, kultivator Alam Kaisar umumnya membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun agar mereka bisa menerobos pada setiap tahapnya. Dalam sisi ini, sebenarnya Liu Yuwen lah yang tidak sabaran karena ingin buru-buru meningkatkan kekuatannya seperti dikehidupan pertamanya dulu.

Meski mengetahui akan lama, Liu Yuwen tetap melanjutkan latihannya setidaknya sampai satu jam karena tiba-tiba ia mendengar suara ledakan di langit.

"Hm, apa yang-..." Liu Yuwen menyipitkan matanya saat menoleh dan menemukan ada kembang api yang meledak di udara.

Jarak Liu Yuwen dengan kembang api itu cukup jauh namun karena saat ini penglihatan Liu Yuwen terus-menerus menggunakan Mata Bulan membuat jangkauan pandangannya jadi sangat jauh dan tetap jelas meski gelapnya malam.

Liu Yuwen mengerutkan dahi, tempat istirahatnya sekarang berada di lokasi hutan yang cukup luas, seharusnya tidak ada orang yang berada disini apalagi ketika malam seperti ini tetapi kembang api itu jelas-jelas dinyalakan di tengah hutan.

Tanpa pikir panjang Liu Yuwen bergegas ke tempat kembang api itu dinyalakan, ketika jaraknya tinggal beberapa meter lagi dari sana barulah Liu Yuwen menemukan ada sesuatu yang terjadi lokasi tersebut.

Liu Yuwen melihat ada seorang wanita paruh baya sedang berlari sekuat tenaga, wanita itu tidak dalam kondisi yang baik terutama ada luka tebasan pedang yang dalam, terukir dari pundak sampai pahanya.

Darah segar keluar dari luka tersebut membuat wanita paruh baya kehilangan banyak darah, alhasil keseimbangan larinya mulai sempoyongan serta kesadarannya hampir memudar.

Jika tidak ada tekad kuat dalam dirinya, mungkin wanita paruh baya itu sudah tumbang sejak tadi.

Liu Yuwen melihat ke belakang wanita itu namun tidak ada siapa-siapa yang mengejarnya tetapi wanita tersebut seolah sedang dikejar sesuatu.

Setelah beberapa detik berpikir akhirnya Liu Yuwen memilih mendekati wanita itu, bertepatan dengan Liu Yuwen menghampirinya, wanita tersebut akhirnya jatuh ke tanah tapi untungnya Liu Yuwen dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Kau, apa kau datang ingin menolongku?" Suara wanita itu terdengar pelan.

"Benar Bibi, sebentar, aku akan menyembuhkanmu lebih dulu-..." Liu Yuwen menaruh tangan di tubuh wanita paruh baya tersebut, ekspresi wajahnya seketika berubah ketika mengetahui kondisinya. "Sial!"

"Tidak apa, aku tahu kondisiku lebih dari siapapun." Wanita itu berusaha tersenyum meski kini mulutnya mulai mengeluarkan darah.

Liu Yuwen mengepalkan tangannya keras, setelah memeriksa keadaannya, ia mengetahui tidak bisa menyembuhkan wanita tersebut meski menggunakan teknik penyembuh yang dirinya kuasai sekalipun. Luka yang dialami wanita paruh baya itu sudah terlalu parah sampai ke tahap keadaan yang kritis.

1
Saifuloh Oting
sangat menarik cerita nya...
Zainal Arifin
cuuuusssss lanjuuuuuuutttt
Zainal Arifin
mantaaaaaappp👍👍
Zainal Arifin
joooooooossss
Ahmed Ilham
gas pollll
Ahmed Ilham
lanjut lanjut
Yuko.
ketemu juga Elf nya
Yuko.
wah
y@y@
⭐👍🏿👍👍🏿⭐
Dianrp
yuk up teratur thor
Zainal Arifin
join joooooooossss
Andbie
oh sepertinya ras elf yang pernah ditolong bang yuwen
Miffta Paytren
lanjutkan
Miffta Paytren
mantap
Wahab eddy
Lanjut Thor Semangat
Bambang Poedjijono
👍👍👍👍
Bambang Poedjijono
👍👍👍👍
saniscara patriawuha.
nahhhhh lohhhhh.....
saniscara patriawuha.
gasssss pollll manggg liuuuu......
Yuko.
sudah saya duga, alurnya akan selalu seperti ini./Smile//Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!