Follow IG othor @ersa_eysresa
Anita wanita yang memiliki paras cantik dan pekerja keras, harus rela kehilangan segalanya saat dia berurusan dengan pria bernama Jayden, seorang pengusaha sukses bertangan besi. Dia tidak segan menghancurkan orang yang berani melawannya.
Salah satunya adalah Anita yang sudah berani mengusik hatinya sejak pertemuan pertama mereka yang terjadi tanpa disengaja. Namun, dibalik sifat tangan besinya, Jayden memiliki masa lalu yang kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Karena dia menutupi kelemahannya itu dengan sifat arogan yang dia miliki.
Apa yang terjadi pada Anita setelah bertemu Jayden?
Dan apa rahasia di balik masa lalu Jayden?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Ada Kata Maaf
Fredo terdiam mendengar ucapan Jayden. Ternyata dendam Jayden kepadanya belum hilang. Dia masih ingat dengan perlakuannya dulu kepada istri pertamanya yang sungguh tidak berperasaan.
Padahal saat itu usia Jayden masih sangat kecil dan sangat membutuhkan kasih sayang dari sang mama. Tapi di usia balita itu, dia sudah menjadi saksi kebejatan papanya saat berselingkuh dengan wanita lain dan kekerasan yang dilakukannya kepada sang mama hingga berakhir pengusiran yang sangat menyakitinya.
Karena memori seorang anak kecil menempel begitu lekat, hingga saat dia sudah dewasa seperti sekarang ini Jayden tidak bisa melupakan kejadian itu. Dan sangat membenci papanya. Seolah tidak ada ampun bagi pria itu.
"Jay, kenapa kamu tidak melupakan masa lalu. Mungkin saja sekarang mamamu sudah hidup bahagia dengan pria lain dan memiliki seorang anak." kata Fredo mencoba mengalihkan perhatian Jayden dan berharap bisa memperbaiki hubungan mereka. "Bagaimana jika kita berbaikan dan menjalin hubungan yang baru antara ayah dan anak. Papa sangat merindukanmu Jay. " imbuhnya.
Jayden tersenyum miring mendengar semua ucapan papanya. Melupakan semua kejadian di masa lalu tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Memperbaiki hubungan dengan seseorang yang sudah merampas hidupnya dan masa kecilnya. Tidak akan semudah itu. Karena semua bayangan dan teriakan sang mama masih terngiang-ngiang di telinga Jayden sampai saat ini.
"Jangan pernah bermimpi. Jika kamu ingin meminta maaf, minta maaflah pada mama. Cinta pertamaku yang sudah kamu sakiti sampai sedemikian rupa. Jika mama memaafkanmu, maka aku juga akan memaafkan mu. Selama tidak ada kata maaf dari mama, maka jangan harap aku akan memaafkanmu dan wanita itu. " ujar Jayden penuh ketegasan, seolah tidak ada celah lagi bagi Fredo untuk memperbaiki hubungan dengan anaknya.
Fredo seperti dibungkam mendengar kata-kata Jayden. Sudah tidak ada jalan baginya untuk memperbaiki hubungan dengan sang anak. Kuncinya hanya satu yaitu Amara mama Jayden. Tapi kemana dia harus mencari wanita itu.
"Sekarang, silahkan pergi dari sini. Dan jangan pernah kemari lagi. " kata Jayden menunjukkan pintu keluar kepada Fredo.
Dengan kesal Fredo segera beranjak dari duduknya menuju pintu keluar. Namun sebelum dia keluar, Fredo menghentikan langkah kakinya dan berbalik menatap Jayden dengan tajam.
"Meski hubungan kita tidak baik, Aku ingin memperingatkan kepadamu Jayden. Jangan membuat malu keluarga dengan menikahi wanita biasa. Menikahlah dengan wanita berkelas, untuk menjaga nama baik keluarga Roderick. " ujar Fredo sebelum meninggalkan rumah anaknya.
Alis Jayden terangkat sebelah dan senyuman miring terbit di bibirnya seolah mencemooh semua ucapan pria paruh baya itu saat dia membahas tentang nama baik keluarga Roderick.
"Jadi aku harus menjaga nama baik keluarga? " tanya Jayden mengejek.
Fredo mengangguk dengan tatapan serius, karena dia harus menyampaikan pesan ini kepada anaknya agar dia tidak memilih sembarangan wanita untuk dinikahi. Apalagi jika wanita itu berasal dari kasta rakyat jelata, itu akan mencoreng nama keluarga besar Roderick.
"Wah, anda sudah meminta saya untuk menjaga nama baik keluarga. Lalu bagaimana dengan anda sendiri, Tuan Fredo. Bukankah anda juga sudah menikah dengan wanita berkelas seperti nyonya Amara. Tapi kenapa anda malah jatuh cinta lagi dengan wanita murahan seperti Laura itu, yang sudah merampas kebahagiaan ku, kebahagiaan mama dan keluarga kecil kita. " ucap Jayden penuh dengan sindiran.
"Apakah itu yang anda sebut dengan menjaga nama baik kluarga, Tuan Fredo. Anda sudah membuang berlian demi sebuah batu coral yang anda pungut dari tengah jalan, benar-benar menjijikkan." ucapnya telak.
Fredo sudah tidak bisa bicara apa-apa lagi, kebencian Jayden kepadanya sudah mendarah daging. Dan itu sulit untuk disembuhkan. Dan mungkin hanya kasih sayang Amara yang bisa meluluhkan semua kebencian Jayden kepadanya.
"Papa pergi, jaga dirimu dan ingat ucapan papa tadi." Tidak ada lagi yang bisa diucapkan oleh Fredo, dia benar-benar sudah kalah telak dengan ucapan pedas dari Jayden.
"Memangnya siapa anda yang berani meminta semua itu kepadaku. " Balas Jayden ketus dan segera berbalik menuju ke dalam rumah untuk istirahat, dan memikirkan rencana selanjutnya.
Fredo juga segera pergi dari sana karena apa yang dia katakan tidak di gubris sama sekali oleh Jayden. Anaknya itu sangat keras kepala seperti dirinya, jika dia sudah berkata tidak, maka tidak akan ada yang bisa merubahnya menjadi Iya.
Kemana dia harus mencari Amara, agar bisa meminta maaf kepadanya dan memperbaiki hubungan dengan sang anak yang sudah mengambil alih semua perusahan keluarga Roderick. Karena papanya sendiri sudah tidak percaya kepadanya sejak dia membuang Amara dan menikahi Laura. Dan hanya menyisakan perusahaan kecil untuk dia kelola.
"Cih, seenaknya saja dia mengatur ku, memangnya siapa dia. " Jayden berdecih acuh mendengar semua ocehan papanya.
Padahal selama ini dialah yang sudah merusak reputasi keluarganya. Lalu apakah dia harus mendengarkan semua ucapan dari pria brengsek seperti dia. Konyol sekali.
Jayden berjalan mendekati foto yang tergantung di atas meja kamarnya dan memandangi wajah cantik di salam pigura emas itu. Sosok wanita cantik yang pernah dia miliki dimasa kecilnya dan harus pergi karena pengusiran yang dilakukan oleh pria brengsek yang bergelar seorang ayah.
"Maa, mama dimana sekarang? Aku kangen, aku selalu merindukanmu setiap hari. Semoga di manapun kau berada Tuhan selalu menjagamu. Jika diperbolehkan, aku ingin bertemu dengan mama lagi."
Sebuah keinginan sederhana dari seorang pria yang haus kasih sayang ibunya, membuat Jayden menjadi pria aneh dan tidak berperasaan.
*************
Keesokan harinya Anita bangun seperti biasa dan membantu ibunya menyiapkan sarapan untuk semua orang. Setelah sarapan dan membawa bekal untuk dirinya, Anita segera berangkat ke tempat kerjanya.
Dia akan bekerja dengan rajin, dan mengambil lembur jika di perbolehkan oleh pemilik rumah makan, agar dia bisa mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
"Doakan aku ayah, ibu. Semoga pekerjaan ku berjalan lancar hari ini. " pamitnya kepada ayah dan ibunya sebelum berangkat bekerja.
"Doa kami selalu menyertai mu, nak. Semoga semua dimudahkan. " ujar ibu Anita dengan penuh sayang.
Itu juga yang dilakukan oleh ayahnya untuk Anita, agar anaknya semangat salam bekerja.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya Anita segera keluar dari rumah dan segera menaiki motornya menuju tempat kerja. Tak ada adegan penculikan seperti kemarin, semuanya aman sampai di tempat kerja.
Seperti biasa Anita bekerja dengan rajin. Mulai dari menyapu lantai sebelum rumah makan itu buka, membersihkan meja dan mempersiapkan semuanya.
Atasan Anita yang baru datang, seperti ragu untuk menginjakkan kakinya ke dalam tempat kerjanya. Karena dia harus melakukan apa yang dia takutkan kemarin harus dia lakukan hari ini.
"Anita, ikut aku. "
Anita yang dipanggil merasa kebingungan karena dipanggil atasannya ke ruang kerja. Tidak seperti biasa, karena ini masih terlalu awal untuk menghukum atau menasehati karyawannya.
"Ada apa, Pak? " tanya Anita saat dia sudah berada di dalam ruangan atasannya.
"Aku benar-benar minta maaf Anita, aku terpaksa melakukan ini. " kata Bos Anita
"Kenapa bapak meminta maaf padaku, memangnya apa yang terjadi. " Anita merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh bosnya.
"Mulai hari ini, kamu tidak usah bekerja disini lagi, Anita. Maaf. "